Part 2

200 11 4
                                    

Aku membawa 1 koper dan 1 nya lagi tas jinjing. Aku terlalu lelah untuk membawa tas yang ku bawa, maka aku menyeretnya menuju pintu keluar bandara.

Karena tidak mau berlama-lama di bandara, aku lalu mencari taxi untuk menuju ke rumah luke.

Oh ya aku belum beritahu siapa luke. Luke itu sahabat aku, yang aku ceritakan tadi. Aku tinggal di rumah keluarga Luke, karena Momnya Luke yaitu Liz yang memintaku untuk tinggal di rumahnya.

Awalnya aku sempat tidak mau karena aku tidak  mau ngerepotin mereka. Tapi melihat wajah Liz yang seperti berharap banyak kepadaku untuk tinggal. Jadi aku mengiyakan keinginannya.

>
>

Supir Taxi itu pun segera memberhentikan taxi nya, segera keluar dan mengeluarkan barang-barangku yang ada di bagasi mobil. Lalu aku membayar ongkos taxi tersebut.

Senyum di wajah ku mengembang ketika melihat rumah Luke. 'Aku sangat merindukan tempat ini.' Batinku.

Aku menekan bel berulang kali tapi tidak ada jawaban. Aku kesal karena tidak ada yang membukakan pintu untukku. Apa semua orang di rumah ini pergi, aku tidak tau. Tapi aku terus menekan bel tersebut.

Setelah menunggu lama akhirnya pintunya terbuka dan aku sangat senang sekali hingga akhirnya aku langsung memeluk tubuh lelaki itu "Luke.. !! aku sangat merindukanmu." Teriakku.

Tapi lelaki itu diam tanpa berkata sedikit pun. Setelah cukup lama, lelaki itu melepaskan pelukanku. Dan ketika itu aku baru sadar kalau lelaki yang aku peluk itu bukanlah Luke. Tiba-tiba gadis di dalam hatiku ingin bunuh diri, karena malu.

Lelaki itu hanya tersenyum miring ketika melihat wajahku yang sekarang memerah karena ulah ku sendiri.

Setelah sekian lama berdiri diam di depan pintu yang entah lelaki itu sengaja untuk menghalangi ku masuk atau tidak.

Akhirnya aku melihat Luke dibelakang tubuh lelaki itu sambil berdiri dan terkejut melihat kedatangan ku saat ini.

"..Nicole !!" Teriak Luke dari balik badan lelaki itu dan berjalan ke arahku.

"..Lukey " Teriak ku juga tidak mau kalah dan langsung memeluk Luke. "Aku sangat merindukanmu,My Princes" Luke berbisik disaat kami pelukan.

"Ehhmm" lelaki yang tadi bersuara.

Setelah berpelukan lumayan lama. Akhir nya aku masuk dan duduk di ruang tamu. Luke membawakan barang-barang ku masuk kedalam, mungkin dia tau kalau sahabat nya ini sangatlah kelelahan.

Setelah memindahkan barang-barangku ke kamar. Luke datang membawakan segelas air minum untuku.

"Kenapa kau tak mengabari ku kalau kau akan datang!? Kan aku bisa menjemput mu di bandara." Dia menatapku saat duduk di hadapanku.

"Aku sengaja tidak mengabarimu."

"Oh ya Nicole, kenalin ini Ashton. Ash,ini Nicole sahabat aku." Luke memperkenalkan kawannya kepadaku. Lalu kami berkenalan dan saling menjabat tangan.

"Luke" "ya?" jawab nya.

"Liz and Andy dimana ??" Tanyaku saat melihat sekeliling ruangan sangat sepi. "Mereka lagi sibuk dengan pekerjaan mereka, you know lah ??" Aku hanya mengangguk karena aku sangat tau Dengan pekerjaan orang tua Luke.

Tiba-tiba ada suara dari belakang ku yang tidak terlalu jauh. Ya jelas emang ada seseorang di sana.

"Hey, kalian lama sekali aku menunggu kalian di kamar sendirian." Aku memutar kepalaku mengarah kebelakang dan melihat laki-laki berambut merah yang sedang memakai boxer sambil memeluk guling.

'Astaga siapa lagi ini orang, aneh banget.' Batinku berbicara.

"Mike, come here." Panggil Luke kepada kawannya itu.

Lalu yang di panggil pun berjalan kearah kami dan duduk di samping Ashton.

"Ada apa Luke ??" Jawabnya sambil bertanya tanya.

"Ehm ... kenalin nih sahabat aku Nicole." Seru luke sambil menggigit bibir bawah nya. "Dan Nicole ini Michael."

Seperti biasa aku langsung menjabat tangan dan memberi senyuman semanis-manis nya.

"Luke aku ingin istirahat." Seruku dan berjalan menuju kamar yang selalu aku tempati sejak aku berada di Sydney.

Sesampai dikamar aku langsung merebahkan tubuh ku dikasur yang sangat empuk ini.

>
>
>
>

DILEMMA >> Zayn MalikTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon