PROLOGUE

40.5K 3K 236
                                    

Wendy berdiri mematung di depan pintu ruang kerja pejabat tertinggi sekaligus pemilik Min Corp.

Dihadapannya ada mayat bersimbah darah. Mengotori lantai ruangan yang selalu bersih tanpa debu milik atasannya itu.

What the fuck?!

Di dekat mayat yang mati mengenaskan itu berdiri seorang pria dengan rambut pirang. Kemeja putihnya yang licin dan rapi itu juga dilumuri oleh darah. Wajahnya juga diperciki oleh cairan kental berwarna merah.

"Kamu telat."

That deep, raspy and sexy voice.

Wendy tidak mampu menjawab dan berkata apapun. Jangankan berbicara. Mengedipkan mata pun ia tak sanggup. Tenggorokannya kering. Perutnya mual melihat mayat yang terus menerus mengeluarkan darah dari lehernya.

Bosnya berjalan dengan santai ke meja kerjanya. Meletakkan bolpoin yang biasa ia gunakan untuk menandatangani berkas-berkas yang Wendy serahkan padanya. Benar. Bolpoin yang kini berlumuran darah itu.

Did he just killed that man with a fucking pen?

A fucking pen!!

Ia mengambil sapu tangan dari saku celananya dan membersihkan tangannya.

Pria berambut pirang dan berkulit putih pucat itu mengambil ponselnya. Dengan santai menekan nomor pada layar iphone-nya.

Wajahnya datar. Seperti biasa. Seakan tidak terjadi apa-apa. Seakan mayat di tengah ruang kerjanya itu tidak ada.

"Jimin, ruanganku kotor. Besok pagi tolong beresin semuanya dan nggak ada noda atau debu sedikit pun."

Kemudian ia mematikan sambungan telponnya. Kembali membersihkan wajahnya yang terkena percikan darah.

Pria berperawakan kurus dan tidak terlalu tinggi namun tidak juga terlalu pendek itu melangkah menghampiri Wendy yang tengah syok.

"Kamu telat hampir satu jam. Sudah saya bilang, saya perlu berkasnya jam tujuh lewat lima dan sekarang sudah hampir jam delapan."

Pria tanpa ekspresi itu mendekati gadis yang tengah blank di depan pintu ruang kerjanya. Mengambil map merah berkas yang ia maksudkan dari tangan Wendy.

"Ya sudah, saya antar kamu pulang sekarang."

Lelah menahan syok yang diterimanya, akhirnya tubuh Wendy terjatuh lunglai.

Pingsan.






🔥

Sebagian belum dipublikasi kembali.
ERI.

MEAN BUT MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang