Dia kembali menginjak pedal gas dalam-dalam, membuat laju mobilnya berada di kecepatan yang cukup gila dan tak terkendali. Ketika mobilnya telah sejajar dengan mobil Kris, dia langsung membenturkan sisi mobilnya pada Maserati putih milik Kris. Itu membuat mobil itu sedikit oleng ke kiri. Kesempatan itu digunakan Stefan untuk menyalip Kris dalam sekali injakan pedal gas, lelaki bermata hezel itu terus memacu kendaraannya dengan cepat. Tinggal beberapa puluh meter lagi mobilnya mencapai garis finish, namun terhambat begitu kendaraan tiba-tiba saja oleng bertepatan dengan bunyi ledakan ban mobilnya. Stefan mengendus, menyadari ban mobilnya telah di tembak oleh Kris.




Ketika Stefan menatap kembali ke jalan, terlihat sebuah pohon besar berada beberapa puluh meter di depannya. Membuatnya secara refleks membanting setir ke kanan, sebelum akhirnya menginjak rem. Mobilnya berhenti setelah sebelumnya menghasilkan sebuah suara gesekan keras antara ban mobil dengan aspal, dan mobil itu berhenti tepat di tengah jalan. Pria itu mendengus, menatap pada asap yang berasal dari knalpot mobil Kris yang semakin lama semakin menjauh sebelum turun dari mobilnya. Tangannya merogoh saku belakang celananya, mengeluarkan pistol. Dan bersiap menembak mobil anak buah Britt yang berada jauh di belakangnya.




Beberapa detik kemudian mobil yang lainnya muncul. Stefan bersiap dari tepi jalan, membidik ban mobil yang dikendarai oleh Kenneth, Martin, dan Briyand. Dia sukses membidik ban mobil ketiganya, membuat mobil mereka kehilangan kendali dan menabrak pohon dengan keras. Stefan menarik napas, merasa senang karena dia berhasil menghentikan mobil-mobil anggota Brit. Namun dia belum lega karena Kris masih ada di barisan awal, dan berpotensi memenangkan perlombaan ini. Kini Stefan hanya bisa berharap, Jason bisa menyusul Kris dan memenangkan lomba ini. Atau dia berharap ada keajaiban lain dari Tuhan untuknya.





***






"Aku punya sebuah rencana bagus." Nasya menjentikkan jarinya sesaat setelah Stefan, Jason, Zayn, Cody dan Logan masuk ke mobil dan bersiap di garis finish. Tara yang berada di sebelahnya mengerutkan kening saat mendengar kata-katanya.



"Rencana?"




"Apakah kau tahu dimana Sherlyn?"




"Tentu saja dia sedang berada di ambulan atau rumah sakit sekarang. Kau pikir dimana lagi?"





"Bagus." Nasya bergumam. "Bersiaplah. Kita harus menculiknya dan membawanya kemari. Ini adalah... semacam misi rahasia antara kau dan aku. Mengerti?"




Tara mengerutkan kening selama beberapa saat, berusaha mencerna kata-kata Nasya dan pada akhirnya gadis berambut pirang itu tersenyum lebar, "Tentu saja, aku mengerti."






***






Pada akhirnya Britt lah yang memenangkan lomba ini. Tapi ada satu hal aneh, yang membuat Britt tidak tahan untuk mengerutkan keningnya, yaitu melihat Jason justru tersenyum padanya. Britt mengendus, merasa konyol melihat ekspresi Jason yang seharusnya marah, kesal, atau frustasi karena kalah. Dan karena hal itu, entah kenapa dia merasa ada yang tidak beres.




"Apa ada yang salah dengan kepalamu, Dallas?" Tanya Britt dengan suara keras, mengalahkan suara deru angin yang bertiup di sekeliling mereka.





Jason menyeringai, kemudian menunjuk pada sebuah tower yang berada sekitar lima ratus meter, dari batas garis finish yang telah mereka sepakati, "Look at that tower, will you?"




Britt mengerutkan kening, sambil menyipitkan matanya menatap pada sebuah tower yang ditunjuk oleh Jason. Detik berikutnya dia merasa tercekat, saat melihat seseorang tergantung dengan tali pada tangannya di tepian tower. Di dekatnya, sosok gadis berambut hitam yang dia kenali sebagai Nasya menggenggam sebuah gunting. Dengan sekali guntingan, maka gadis yang tergantung itu akan jatuh menghantam tanah dengan keras-dan mungkin akan tewas seketika. Britt menyipitkan matanya, berusaha untuk mengenali sosok gadis yang tengah meregang nyawa itu. Hingga akhirnya dia menyadari sesuatu, jantungnya berdegup lebih cepat, sementara napasnya tertahan di tenggorokkan.




Everything Has Changed [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora