PART INI SUDAH DI REVISI
▪▪▪▪▪▪▪
Saat itu aku berjalan mengelilingi taman dengan buku di genggaman ku sambil bersenandung ria, tiba tiba sebuah bola mengelinding ke arah ku, aku berusaha mengambil bola itu dengan satu tangan karena tangan yang satu ku sedang memengang buku. Ketika aku mendoga aku melihat anak laki-laki sebaya ku berdiri tegap di hadapan ku dengan menatap tajam kearah ku.
"Sini bola aku!" Ucapnya dingin, aku memberi bolanya dan dia menerimanya dengan kasar "jangan pernah sentuh bola ku lagi" lanjutnya memandangku tidak suka lalu meninggalkan ku tanpa mengatakan terima kasih.
Selang seminggu kemudian aku kembali berjalan ke taman itu dan tidak ku sangka akan bertemu dengan anak itu lagi, ia sedang bermain bola bersama temannya, ia sangat serius mengiring bola hingga memasuki gawang, aku memperhatikan gerak geriknya meloncat gembira ketika lagi dan lagi ia mencetak bola, senyum terukir di bibir ku, ntah perasaan apa saat melihat tawa dan tingkahnya yang sesekali menjahili temannya. Aku tidak berani mendekatinya aku takut kejadian tempo hari ke ulang lagi.
"Eh" kata seseorang ketika aku hendak pergi "kamu pikir aku tidak tahu kalau sedari tadi kamu memperhatikan ku!" Lanjutnya dengan ekspresi kesal "jawab!" Katanya membentak membuat ku, aku hanya menunduk tidak berani menatap matanya Aku hanya mengangguk sebagai jawaban, dia menatap ku kesal "aku tau kamu pasti kesepian, butuh teman bermain, tapi aku tidak bisa menemani mu bermain, aku anak laki laki dan kamu perempuan. Sebaiknya kamu cari teman perempuan. Dan jangan ganggu aku lagi, karena aku tidak suka ada orang yang memperhatikan ku..!" Ucapnya, aku hanya diam sambil menatapnya dengan mata berkaca kaca.
Mulai sejak itu aku tidak suka lagi bermain dengan anak laki laki, bahkan kakak ku sendiri aku mulai menghindarinya, seringkali kakak ku bertanya ada apa dengan ku, Namun aku hanya menjawab dengan gelengan
saja. Hingga aku bertemu dengan Azka sepupu ku dari Australia, dia mengajariku banyak hal, mulai dari bermain bola, main play tsation dan masih banyak lagi.
***
Vote and commentnya. Makasih
YOU ARE READING
One Only For You
Teen FictionMungkin hanya waktu yang membuat lo sadar bahwa ada aku, cewek dengan sejuta keberanian menghadapi sikap lo yang seperti teka teki ohh..bukan melainkan seperti puzzel yang teracak.
