3

1.8K 212 4
                                    

Hayoon masih memfokuskan pandangannya kearah para pelakon theater, ia begitu enggan untuk menatap pria yang duduk tenang di sebelahnya kini.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam pikirannya.

Mengapa,kenapa,dan apa yang pria itu lakukan disini?

Tak terasa theater telah selesai, orang-orang mengantri dengan tertib untuk keluar dari aula theater, Kini Hayoon dan pria berambut pirang madu kecoklatan itu telah berada di luar, Hayoon mengetuk-ketukan tumpu kaki nya ke lantai, ia tak tau harus bicara apa pada pria yang ada di hadapannya ini.

“Terima kasih telah menemaniku… Jinhwan,”
Jinhwan tersenyum manis bak seorang malaikat
“ya, dengan senang hati,”
“Ah, tapi darimana kau tau aku ada di theater?” Tanya Hayoon pada akhirnya.
Jinhwan Nampak sedang berpikir untuk menyusun kata-kata yang akan di lontarkannya. “Setelah kita bertemu di depan kelasku aku diam-diam mengikutimu dari belakang, aku melihat kau menaruh sepucuk surat di dalam loker Hanbin dan segera pergi, karena yah, agak lancang aku membuka loker Hanbin yang kebetulan aku tau password-nya dan melihat isi amplop tersebut dan ternyata isinya sebuah karcis theater, Maafkan aku” Jinhwan menggaruk tengkuknya.

Hayoon yang awalnya membulatkan matanya kini mengubah ekspresinya menjadi tersenyum, menunjukkan deretan giginya. “Ya, tidak apa. Aku senang tidak harus menonton theater ini sendirian,” Jinhwan kemudian ikut tersenyum.
“Ah, Mau pergi bersamaku tidak?”

----------

“Filmnya seru ya!” ucap Seulgi senang, Hanbin hanya tersenyum dan berkata iya tanpa menoleh kearah Seulgi karena ia sibuk untuk menyetir, walaupun suasana jalananan tidak terlalu ramai, ia tetap harus waspada demi keselamatannya dan juga Seulgi, ia tidak ingin kesalahan yang dulu ia lakukan terulang kembali.

“Hanbin ah, kau mau tidak lain kali nonton bersamaku lagi?” Tanya Seulgi antusias, Hanbin tersenyum memperlihatkan lemak pipi serta deretan giginya “Anytime Seulgi ya” , Ia merasa enjoy saat bersama Seulgi, gadis itu tau banyak hal dan gampang diajak untuk berkomunikasi, mungkin itulah pendapat Hanbin tentang Seulgi.

“Eoh? Bukankah itu Ji hayoon dan Jinhwan?” Seulgi menunjuk kearah pedagang kaki lima yang menjajakan tteokbokki,Barbeque mini dan fish cake yang berada di sisi kiri jalan. Saat mendengar nama Hayoon hal itu langsung menarik perhatian Hanbin.
Ia memperlambat kecepatan mobilnya untuk melihat gadis itu sekilas, gadis itu Nampak begitu sangat senang saat bersama Jinhwan.
Apa mereka pacaran?’ pertanyaan itu terlintas dalam benaknya, dan hal itu sangat mengganggunya.
Namun kali ini ia memilih untuk tak acuh dan kembali melajukan mobilnya, seketika pikirannya menjadi kalut. Ia bahkan tak menaggapi semua ocehan Seulgi, gadis itu mulai kesal dan ikut terdiam.

----------

Hanbin menatap kearah Hayoon dari kejauhan, ia memerhatikan gadis itu tengah memasukkan beberapa buku paket kedalam lokernya, Hanbin sesekali menatap kearah sepatu miliknya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tersebut.
harushkah aku menegurnya?’ pikirnya.
“Ha—“

“Hayoon ah!”
Baru saja Hanbin ingin memanggil namanya, seseorang telah memanggil gadis itu lebih dulu daripada dia. Seorang pria bertubuh agak pendek dari Hanbin berlari kecil menghampiri Hayoon, ya dia—Jinhwan.

Hanbin menatap punggung keduanya yang berjalan menjauh, Hanbin mengacak rambutnya frustasi
“Kenapa aku jadi kesal begini hah?”

“Hanbin ah!” seseorang merangkul bahunya hingga ia sedikit menunduk akibat gerakan penuh semangat tersebut, tanpa menoleh pun Hanbin tau siapa pelakunya—pasti Bobby. Ia menatap pria itu dengan malas, seolah berkata ‘Ada apa?’

Strangerㅡhanbın [Private]✔Where stories live. Discover now