Chapter 1

44 5 2
                                    

Kedua wanita cantik itu saling berpelukan dengan senyum yang mengembang di bibir keduanya. Pintu apartement beratas namakan Arabella Anderson terbuka lebar, menampilkan kedua gadis dengan surai yang berbeda warna ini.

"Terima kasih Kate, kalau bukan karena kau, mungkin ini semua tidak akan selesai." Dokter cantik itu tersenyum yang dibalas dengan gelengan maklum dari sahabatnya itu.

"Bukan apa-apa Arabella, aku pergi dulu. Bye~" Kemudian gadis dengan rambut pirang panjang itu pergi.

Pintu kembali ditutup, Arabella Anderson mengepalkan tangannya erat erat. Wajahnya memerah dan bibirnya sengaja digigit. Air mata mengalir begitu saja membasahi kedua belah pipi gembil ibu beranak satu itu. Kemudian isakan lolos dari bibirnya, sebuah isakan kecil namun menyiratkan duka yang mendalam.

"Will,"

Senyum itu tak lagi terkembang. Kebahagiaan yang terpancar dari seluruh tubuhnya menghilang dalam sekejap. Tubuh mungilnya bergetar, dan air mata tak henti hentinya mengalir dari netra sehijau klorofil itu. Jemari lentik yang awalnya mencengkram daun pintu perlahan melepaskannya.

Kemudian, wanita dengan rambut sewarna tanah itu terjatuh begitu saja, menikmati dinginnya lantai.

Enchanted Disaster

.

Chapter 1

.

Story by Ahara Haru

.

.

Don't Like Don't Read

.

Matanya seolah begitu berat untuk terbuka, dan ia nyaris tak bisa merasakan tangannya. Lengan mungil itu terhimpit oleh tubuhnya sendiri membuatnya meringis. Dengan malas, ibu dari Vasilissa Patterson ini berjalan menuju kamar mandi.

"Keseharian tetap keseharian, di hari libur sekalipun, harus tetap mandi pagi."

Sekilas, ingatan manis itu muncul di kepalanya. Terbayang jelas di otaknya wajah polos Vasilissa dengan mata yang masih setengah terbuka, menatapnya malas. Hari itu hari minggu, dan seperti kebanyakan anak anak di dunia ini, Vasilissa tidak berniat mandi. Alih alih bersiap mandi, gadis itu malah kembali merebahkan kepalanya di bantal.

Senyuman tersungging di bibir merah mudah milik dokter cantik itu, semuanya terasa begitu indah. Kilasan demi kilasan rumah tangga yang dibinanya bersama sang bungsu Patterson. Rasanya kenangan itu seperti mawar, indah tapi menyakitkan di saat yang bersamaan.

Bunyi air shower terdengar, dengan langkah perlahan, putri tunggal keluarga Anderson ini mendekati guyuran shower. Perlahan, matanya mulai terbuka dan kantuknya mulai hilang. Senyum sesaat terkembang di bibirnya. Terlintas di benaknya, kisah yang datang dalam mimpinya tadi malam.

Sebuah kisah sederhana, yang Arabella hafal rekaan kejadian di setiap detiknya, begitu dinikmatinya. Sebuah kisah tentang seorang gadis dan pemuda, yang bertemu di bawah gedung tua.

Acara mandinya selesai begitu saja, kini gadis itu membuka lemari besarnya, memilah baju yang akan dikenakannya hari ini. Tatapannya jatuh pada rok berwarna hitam yang hanya menutupi setengah pahanya, hampir tidak seronok dan sebuah kemeja berwarna putih.

Arabella tersenyum pada rok hitam yang sudah lama tak dilihatnya. Rok dengan renda di ujungnya itu sudah tertimbun dengan puluhan pakaian Arabella yang lain. Sebuah rok yang hampir tidak pernah dia pakai. Kenangan itu membuatnya tersenyum sekali lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Enchanted DisasterWhere stories live. Discover now