Prolog

1.3K 55 14
                                    

Andaikan waktu kan menunggu,
kan kutempatkan cintaku
Dalam hatimu.
Andaikan kumampu ke awan,
kan kupetik bintang -bintang
hanya untukmu.
Semuanya kan kulakukan
untuk dapatkan cintamu.
Dapatkan tempat terindah
dalam hatimu
Semuanya kan kuberikan
untuk dapatkan kasihmu.
Dapatkan tempat terindah
dalam mimpimu
Akankah kau pun merasakan
Rasa ingin ku tuk slalu di sampingmu.
Akankah semua kan berakhir
Seperti apa yang selalu aku impikan.
Semuanya kan kulakukan
untuk dapatkan cintamu.
Dapatkan tempat terindah
dalam hatimu.
Semuanya kan kuberikan
untuk dapatkan kasihmu.
Dapatkan tempat terindah
dalam mimpimu...

Dia tersenyum manis menatap seorang pria muda yang baru saja menyelesaikan nyanyiannya di pojok cafe. Pria ini bukan penyumbang lagu atau sengaja menampilkan lagu untuk mengungkapkan isi hati buat dia, yang setia menunggu sampai satu lagu selesai. Pria ini hanya mengambil kerja sampingan sebagai seorang penyanyi solo dengan diiringi gitarnya sendiri. Panggil saja dia, Reza. Si hidung mancung dengan alis tebal dan kulit sawo matang. Senyum khas dengan lesung pipinya semakin menambah rasa manis di wajahnya.
      
Dia melambaikan tangannya pada Reza agar cepat menuju mejanya. Reza menaruh gitarnya lalu dia berjalan sambil tersenyum menghampiri kekasihnya yang saat itu tiba-tiba datang tanpa diundang.

"Feni, kejutan banget kamu datang ke kafe. Kamu tau, lagu barusan itu buat kamu." Reza meraih tangan Feni berharap Feni membalasnya.

Feni tersenyum tapi kemudian senyuman itu berubah menjadi senyum devil. Dia menarik paksa tangannya dan "byuurrr," satu gelas minuman jeruk berhasil menyiram rambut Reza.

"Dasar cowok playboy?!? Kamu pikir, aku gak tau kamu juga pacaran sama Rere. Jangan mentang-mentang modal tampan, suara bagus dan gombalan kamu mau dapetin satu-satu senior kamu di kampus."

Reza berdiri dan sedikit memaksa Feni dengan tarikan tangannya agar ikut keluar dari cafe karena sedari tadi beberapa pasang mata sudah menonton aksi mereka. "Feni, mana buktinya kalau aku juga pacaran sama Rere?"

Tidak ada jawaban dari Feni, karena memang Feni tidak punya bukti. Dia hanya dapat info dari sahabatnya.

"Oke, kalau aku salah aku minta maaf." Reza memelaskan suaranya. "Aku gak ada niat buat nyakitin hati kamu."

"Oke, kalau kamu bohong, aku pastikan kamu akan merasakan patah hati dan kehilangan yang gak pernah kamu rasakan sebelumnya."

Petir berbunyi seiring sumpah Feni. Dia melepaskan tangan Reza dan berjalan pelan meninggalkan Reza yang masih mencerna omongan Feni, tanpa menyahut atau mengikutinya.

"Patah hati? Kamu yang akan aku buat patah hati.." 

Tempat TerindahWhere stories live. Discover now