seven

1.9K 329 58
                                    

I remember the day you told me you were leaving

I remember the make-up running down your face


{bayangin aja calum nangis}

"Calum, sudah, jangan menangis terus,kita bahkan belum sampai di pemakaman" ujar Mali sambil menepuk-nepuk pundak adik lelakinya yang sedang diam, menangis perlahan.

"Aubrey.." gumam Calum sambil mengusap air mata di pipinya.

/skip/

"Ayo Cal, kita sudah sampai" ujar Joy sambil menarik tangan anak lelakinya, yang sedang membetulkan kemeja hitam yang ia pakai, dan basah karena air matanya yang terus menetes.

Keluarga Hood berjalan menuju sekumpulan orang berbalut baju hitam dan menyaksikan seorang gadis dimasukkan ke dalam peti mati.

Aubrey Stanfield.

Itulah tulisan yang tertera di batu nisan dekat peti mati itu.

Semua orang diam dan mendoakan gadis itu. Banyak terdengar suara isak tangisan wanita dan pria di daerah situ.

"Aubrey.." gumam Calum pelan. Matanya merah dan rambutnya berantakan.

Ia bernyanyi pelan. Menyanyikan lagu yang ia buat ketika ia kuliah di Washington.

"I remember the day you told me you were leaving,"

"I remember the make-up running down your face"

Calum pun menutup matanya dan mulai mengingat kejadian itu.


-flashback-

(calum's pov)

"Calum? bangunn"

"Aubrey?"

"No Cal, its me"

Aku pun menengokkan kepalanya ke arah suara. Oh, Rose ternyata.

"Oh, i thought it was Aubrey's voice, haha" Rose hanya tersenyum menanggapi jawabanku.

"Kau tertidur, Calum"

tertidur? berarti tadi mimpi, batinku dengan perasaan senang. Namun, dengan sekejap perasaan senangku hilang karena melihat kondisi Aubrey yang luka parah.

"Cal? mengapa kau melamun?" tanya Rose padaku.

"Oh,tidak" Aku tersenyum kecil pada Rose. Keadaan di ruangan pun menjadi sepi lagi

"Uhh.."

Terdengar suara desahan, maksudku geraman pelan dari tempat tidur disampingku.

"Aubrey! Kau sadar!"

"Calum! Panggil dokter!"

"Baiklah!"

---

"So? bagaimana perasaanmu saat ini, nona Stanfield?" ujar lelaki berjas putih itu. Dokter.

"A-aku ba-baik baik saja" ucap Aubrey sambil tersenyum pada dokter.

"Baiklah, nyonya, temui saya di ruangan dokter, ada yang ingin saya bicarakan," Dokter itu pun tersenyum dan melangkahkan kaki keluar ruangan Aubrey, diikuti oleh Rose.

"Hai Aubreyyy.."

"Ha-hai Cal" Aubrey tersenyum kecil padaku. Sudah sakit begini, masih saja ia sempat untuk tersenyum.

"Kau tahu tidak?-"

"Tidak"

"Aku belum selestakan seusai berbicara, bodoh" ujarku. Aubrey tertawa kecil dan mengisyaratkanku untuk melanjutkan omonganku.

"Aku tadi bermimpi seram, tentangmu,"

"Untung saja kau bangun" kataku sambil tersenyum lebar pada Aubrey.

"Kau tahu Cal?"

"Tidak"

"Aku juga bermimpi, tentang kau. Kau menyapaku, dan tiba-tiba tubuhku menghilang setelah aku mengatakan beberapa kalimat- Uhuk!"

Mengapa mimpiku dan mimpi Aubrey sama? jangan-jangan..

"Uhuk uhuk!" suara batukkan Aubrey pun semakin kencang.

"Aubrey? Kau kenapa? Mau kupanggilkan dokter?" tanyaku. Tubuhku sekarang penuh dengan keringat. Aku takut.

"Ti- Uhuk! Tidak..,"

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Calum"

===

hai

ngerti ga

sudah lama ku tak apdet ini

kangen ga sm gwa c:

bilang makasih dund ke gue

"makasih istri calum cantik,,"

fsufsu c:






amnesia (c.h)Where stories live. Discover now