Prolog

4.9K 247 11
                                    


Jauh dari umurnya yang sekarang, Bianca sudah mempunyai sahabat laki-laki bernama Darren Gardira. Mungkin sudah tujuh tahun sejak kepindahan Bianca ke rumah baru yang terletak di lingkungan yang sama dengan rumah Darren.

Mereka sering menghabiskan waktu bersama, entah dimana pun itu. Dan sejak saat itu lah mereka memulai sebuah kebiasaan.

"Bianca, coba tutup mata kamu!" suruh Darren pada Bianca. Rupanya ia ingin bermain lagi ketika mereka sudah dalam perjalanan pulang.

Yang perempuan pun sontak berhenti melangkah, "Kenapa?" tanyanya bingung.

Darren ikut berhenti satu langkah di depan. Laki-laki 12 tahun itu berbalik menghadap Bianca lalu menggelengkan kepala. "Gak ada. Cepat tutup mata saja!"

"Nanti aku gak bisa lihat,"

"Nanti aku gandeng."

Akhirnya Bianca mau menuruti dan Darren benar-benar menggandeng tangannya. Dia mengantar Bianca sampai depan rumah perempuan itu.

"Sudah sampai, Bi!" ucap Darren melepas genggaman tangannya.

Tanpa disuruh, Bianca membuka mata perlahan-lahan. Penglihatannya sedikit buram sebelum akhirnya tampak jelas. "Loh, ini kan rumah aku, Ren?"

Darren mengangguk sebagai respon. "Tadi cuma pengen ngerasain gandeng tangan cewek, hehehe." cengir Darren.

Bianca menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan jalan pikiran temannya itu. Ia hanya tahu, Darren ini ada-ada saja kelakuannya.

"Yaudah, aku-" belum tuntas kalimat Darren, kembaran Bianca muncul menghampiri mereka, Ciandra -- dengan membawa boneka di pelukan.

"Untung kamu udah di sini." Ciandra tadinya akan pergi ke taman komplek untuk mencari Bianca karena disuruh Papa. Tetapi tidak jadi.

Bianca dan Darren memusatkan perhatian pada Ciandra, menunggu apa yang akan disampaikan. "Disuruh Papa pulang, udah sore."

Bianca menganggukan kepala. Ia yang pertama kali mengalihkan pandangan sebelum Darren juga berpindah melihat ke arahnya. "Yaudah Ren, aku masuk dulu ya."

Bianca [Currently Edited]Where stories live. Discover now