반장 || class president

18.1K 1.3K 112
                                    

Danbi berkenalan dengan Park Chanyeol di tahun kedua SMA-nya karena mereka ditempatkan di kelas yang sama. Mereka tidak pernah benar-benar berteman, tapi Danbi tahu kalau Chanyeol adalah salah satu murid paling populer di sekolah karena laki-laki itu aktif dalam berbagai kegiatan, punya banyak teman, dan selain supel, harus diakui bahwa ia cukup menarik.

Berkebalikan dengan Chanyeol yang populer karena sifat cerianya, Danbi cukup dikenal karena ia tidak punya teman. Pada pertengahan tahun pertama, saat pembagian hasil ujian, wali kelas terdahulunya bertanya padanya, "Apakah kau punya masalah dengan teman-teman sekelasmu?"

Beberapa orang dilahirkan lebih tertutup dari sebagian orang lain. Danbi salah satu yang terlahir tertutup. Itu bukan kesalahan siapapun, dan bukan sesuatu yang perlu diperbaiki. Danbi enggan berbaur dengan teman-teman sekelasnya karena ia belum merasa cukup diterima untuk membuka diri. Tapi, Danbi tidak memberitahu gurunya, karena menurutnya orang-orang dewasa itu mungkin juga tidak mengerti.

Singkat cerita, Chanyeol kemudian diangkat menjadi ketua kelas mereka tanpa pemungutan suara, terima kasih pada kepopulerannya. Ia duduk di baris yang sama dengan Danbi di kelas, hanya terpisah satu meja. Selama semester pertama, mereka hanya pernah berbicara langsung sekitar tiga kali.

Pertama, ketika pembagian tugas piket pada minggu pertama sekolah.

"Ryu Danbi, kau bisa piket hari apa?"

"Hm... mungkin Kamis?"

"Baiklah. Kamis, kalau begitu."

Kedua, ketika Danbi menanyakan pekerjaan rumah.

"Park Chanyeol, tadi katanya tugas matematika halaman berapa?"

"Kalau tidak salah halaman 39 sampai 42."

"Oke. Terima kasih."

Ketiga, ketika Danbi tanpa sengaja membuat Chanyeol terkesan setelah menerjemahkan teks bahasa Inggris di kelas.

"Wah, Ryu Danbi, kau ikut pelajaran tambahan di mana?"

"Apa? Tidak. Aku belajar sendiri."

"Hebat. Bahasa Inggrismu lancar sekali. Lain kali aku belajar denganmu saja, ya?"

"Haha. Iya, boleh saja."

Danbi baru mulai benar-benar memerhatikan Chanyeol pada semester kedua, setelah liburan musim panas (yang sebenarnya aneh, karena seharusnya Chanyeol sudah menarik perhatian tanpa diminta berkat rambut sarang burung dan tinggi badannya yang berlebihan itu). Laki-laki itu adalah kebalikan sempurna dari dirinya.

Chanyeol membaca puisi dengan suara lantang di depan kelas

Chanyeol suka melucu (tapi tidak lucu) saat jam pelajaran kosong.

Saat tertawa, Chanyeol bertepuk tangan secara refleks seperti anjing laut megap-megap dan wajahnya akan berkerut dengan cara yang aneh.

Chanyeol punya banyak teman dan disukai semua orang karena ia begitu percaya diri dan bisa diandalkan.

Chanyeol punya bakat musik. Ia bermain gitar di kelas hampir setiap hari setelah sekolah, dan Danbi yang biasanya langsung meninggalkan kelas begitu bel berbunyi, entah sejak kapan mulai terbiasa tinggal sedikit lebih lama untuk mendengarkannya. Untuk melihatnya. Lagu favorit Danbi dari semua lagu yang pernah dimainkan Chanyeol adalah Sunday Morning.

Chanyeol punya pacar. Danbi tidak sengaja tahu suatu hari saat teman-temannya mengobrol. Pacarnya ada dari kelas lain. Gadis yang cantik dan ramah. Mereka berdua sering pulang sekolah bersama.

Danbi duduk di tempatnya dalam diam, bahu merosot pelan. Oh.

Hei, itu wajar saja. Mereka semua berada pada usia di mana mereka akan mencicipi rasanya tertarik pada seseorang, berkencan, dan jatuh cinta—Chanyeol tidak terkecuali.

Sunday Morning [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang