Manifestasi Fajar dan Senja

52.1K 5.3K 1.3K
                                    


Baca aja ya. Ga usah jadi anak alay yang ngetik ulang cerita Wattpad trus di-post di website lain dan ngeklaim itu karya lo. I am sorry. I just can't help but to hate plagiarism.


-;-;-;-



Manifestasi Fajar dan Senja



Banyak orang membenci pagi, tapi tidak dengan dirinya.

Gadis itu mencintai pagi. Tiap hari ia bangun subuh-subuh untuk menikmati indahnya matahari terbit. Ia menyukai bangkitnya matahari untuk mengusir malam, juga rona-rona oranye lembut yang mengitari euforia bangunnya sang surya, serta kepulan awan putih yang terkena sinar matahari dan warnanya bertransformasi jadi warna peach. Kecintaannya pada pagi membuatnya senantiasa tak pernah bangun siang. Semua ia lakukan semata-mata karena tak ingin melewati detik-detik pesona matahari yang tengah bangkit. Sunrise itu indah, keindahannya tak terlampau oleh kata maupun waktu. Terbitnya matahari juga menghidupkan dirinya yang sedang dilanda kesulitan. Matahari terbit seakan mengingatkannya untuk terus bangkit menghadapi cobaan. Ia berpikir, mungkin fajar tengah berbicara padanya saat itu. Lewat bahasa yang hanya dimengerti oleh benak, bukan otak.

Banyak orang menyukai senja, tapi gadis itu tidak demikian.

Ia tidak suka sore. Baginya sore itu adalah hari yang membuat lelah. Ia sering dibuat heran oleh para manusia yang begitu menyukai matahari terbenam. Melihat suasana petang itu sudah terlalu sering. Kita tak perlu berupaya keras untuk menikmatinya. Lagi pula, apa bagusnya sunset dibanding sunrise? Bukankah senja itu menenggelamkan? Konyol sekali rasanya jika ia melihat matahari terbenam. Rasanya seperti sang surya yang tenggelam menginginkan kita untuk ikut terbenam juga. Senja seakan mengejeknya. Ia tidak suka senja. Tidak akan pernah suka.

Lalu, seorang tak terduga itu pun datang.

Ia bagaikan sesosok bintang jatuh di gelapnya malam. Datangnya tak terduga, singgah hanya sebentar, tapi kejadian tentang dirinya membekas di dalam diri siapapun.

Pria itu berfilosofi tentang banyak hal, tapi yang paling banyak adalah senja. Semua orang langsung tahu bahwa ia adalah pengagum matahari terbenam. Namun, sang gadis tak pernah tahu desas-desus mengenai pria ini. Pun ketika tahu, ia justru selalu menghindari keberadaan sang pria senja. Berada di dekat pria ini sama saja dengan terkena radiasi bintang. Karena begitu indah, kau nyaris tak bisa berhenti memandangnya. Namun, ketika kau sudah merasakan ada yang lumpuh dari dirimu, kau sudah terlambat untuk menyadari bahwa bintang memiliki radiasi. Suatu hal yang tak kau sadari pada awalnya tapi memberi efek seumur hidup pada korbannya.

Pria ini tak bisa berhenti mengoceh tentang keelokan senja. Sama halnya dengan gadis itu dan matahari terbitnya. Namun, walau memiliki keserupaan yang tak sama, gadis itu tak mau berada di dekatnya. Gadis itu tak memedulikan tatapan memuja semua orang kala pria itu datang, ataupun kelihaiannya berkata-kata tentang makna sebuah matahari terbenam. Ia tak mau menghiraukan segala hal yang berkaitan dengan pria itu. Bukan urusannya. Lebih baik ia menghindar. Tidak masuk dalam lingkaran radiasi sang pria senja.

Dan, semua pun berubah ketika pria itu mulai memerhatikannya.

Berawal dari proyek berkelompok di kampus, mereka dimasukkan dalam satu regu. Ia tak mengerti, mengapa mereka, yang berbeda angkatan bahkan berbeda jurusan, justru dikelompokkan dalam satu regu. Namun, pada akhirnya mereka bisa bekerja sama dengan anak-anak satu kelompok yang lain. Semuanya berjalan lancar, sampai pada suatu suatu siang yang cerah, pria itu mengobservasinya.

Manifestasi Fajar dan SenjaWhere stories live. Discover now