Status : On Progress
Genre: Scienfiction, Magic, Mistery
First Realease: 2015
Max Episode: 30 eps
10 Vote untuk lanjut
20 Vote untuk publish :)
_________________________________________
Ketika karbon monoksida menjadi bibit awal penyebab terjadinya...
"Zallllll................." Suara melengking itu membangunkanku dari lamunan karena tenggelam di layar laptop.
"Ehh baru nongol lagi, ngapain balik lagi? Bukannya pacar lu sekarang berkas-berkas kantor mas?"
"Haha sorry zall, tadi di kantor banyak banget data base yang harus di back up. lu tau kan sekarang akhir tahun. Waktunya bank tutup buku. Pusing gua, kerjaan orang lain harus dikerjain sama gua sendiri." Jawab pria berdasi kupu-kupu itu lalu mengaikat jaketnya pada rak.
Dia adalah sahabatku Dimas. Karena pengetahuannya yang sangat luas di bidang IT sekarang dia menjadi ketua divisi IT di salah satu bank ternama di Indonesia. Karena kemampuannya itu pula dia di angkat menjadi pemimpin di komunitas kita. Yah, kita memiliki sebuah komunitas di bidang sytem keamanan jaringan. Kita bangun komunitas ini karena Dimas sadar akan bahaya serangan hacker yang semakin tahun semakin banyak populasinya. Dan berkat komunitas inilah aku bisa menjadi seorang master program seperti saat ini.
"Ada ide baru apa untuk hari ini zal?"
"Aku ingin membuat sebuah Fake Door dengan ember di atas pintunya"
Dia hanya mengerutkan dahinya menandakan dirinya tidak mengerti apa yang aku katakan.
"Seperti ini mas, semua hacker pasti sudah tau scenario yang kita terapkan untuk system kemanan ini. Bahkan orang bodohpun tau jika ada rumah yang dikunci mereka hanya perlu membobol pintunya dan masuk ke dalam rumah. Nah sekarang kita akan memuat mereka tampak bodoh. Karena setelah mereka berhasil membobol dan masuk kedalam jaringan kita, mereka akan tertimpa air yang sudah kita pasang sebelumnya. Itu sebabnya aku menamakan system ini Fake Door, karena mereka berusaha membobol celah yang merupakan trap kita."
Akhirnya dia menyangga dagunya dan mulai mengangguk-anggukan kepala tanda dia mulai paham. Aku sudah hapal dengan semua bahasa tubuhnya, karena kita bersahabat sudah lama sekali. Hubungan kita semakin erat setelah orang tua kita meninggal dunia karena kebocoran jantung yang mereka derita akibat dari wabah asap monoksida. Alhasil kita tinggal satu rumah, dengan alasan agar ada yang saling mengingati dan saling menjaga. Saat itu aku sangat marah sekali dan berencana untuk menghack semua system pabrik rokok di Bandung. Aku bisa saja masuk kedalam system jaringannya dan membuat listrik koslet lalu menimbulkan sebuah percikan api, yang akhirnya akan membakar seluruh isi pabrik karena hampir delapan puluh persen di dalam pabrik adalah bahan mudah terbakar. Namun ini adalah ide yang sangat buruk, karena jika aku berhasil membuat pabrik terbakar, maka asap monoksida di udara akan semakin tambah parah. Aku disini hanya bisa menahan amarah dan menyumpahi pemerintah karena tidak becus megelola negara.
"Jadi apa yang kamu butuhkan sekarang zal?"
"Aku hanya ingin semua anggota kumpul disini sekarang mas. Sambil lu traktir beli martabak pinggir jalan sana. Sialan gua laper banget, liat snack gua aja ga kerasa udah abis" Jariku menunjuk-nujuk ke arah toko di sebrang jalan sambil memperlihatkan bungkus snack yang sudah kosong.
"Sialan lu, mentang-mentang gua udah gajian lu mau porotin gua"
"Haha sekali-kali kenapa sih mas, ahh pelit amat si lu!"
"Ini udah kedua ratus kali zal! haha tapi beruntung lu udah kasih gua ide bagus, gua beliin deh"
Suara tawapun mulai terdengar di ruangan ini. Yah begitulah, setiap kali dia datang selalu membawa tawa.
Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.