19

2.1K 302 85
                                    

Aug24th

09:20 AM

Niall yang sudah sampai pun memarkirkan mobilnya tak jauh dari rumah barbara. Ia memasuki pelataran rumah barbara dan berjalan menelurusi jalan menuju pintu. Beberapa langkah lagi untuk mencapai pintu yang terbuka, Niall mendengar suara yang tak asing di telinganya.

"Gaya lo oke ra.." Terdengar suara lelaki yang niall yakini adalah suara zayn. Niall lebih mendekat ke arah pintu dan memperhatikan mereka yang tak sadar akan kedatangan niall yang secara diam-diam.

"Lo ju-" barbara memotong kalimatnya dan menggelengkan kepalanya pelan. Niall tersenyum ketus melihatnyan

"Makasih.."

"Pede bapeth lo.." barbara beranjak dan melangkah meninggalkan zayn. Niall agak mundur sedikit agar tak diketahui keberadaannya.

"Ra! Tungguin woi.." zayn menyusul beberapa langkah untuk sejajar dengan barbara lalu menahan tangannya. Niall memperhatikan mereka dari ujung matanya.

"Apasih lo? Gue mau keluar, bentar lagi niall dateng.."

Niall melihat Zayn mendekatkan wajahnya ke wajah barbara , semakin dekat dan dekat. Sampai mata niall hampir mau copot rasanya.

Niall melihat tangan kanan zayn terangkat, dan wajah mereka semakin dekat. Tak kuat,ia meninggalkan pelataran rumah barbara dengan berjalan gontai. Meninggalkan mereka yang mungkin diperkirakan niall sedang asik berciuman sekarang.

Sampai dimobil, Niall meronggoh ponselnya dan mengirimi barbara pesan via line.

Niall Horan : barb, kayaknya kita gajadi jalan jalannya. Gue mau nganter mom. Sorry

Niall Horan : i'm fine btw, thanks

Read.

Setelah itu niall melajukan mobilnya. Masa bodoh apa yang akan di pikirkan barbara nanti. Niall sudah sangat amat kecewa sekarang.

"Gue kecewa li.." Ujar niall dengan lirihnya. Ketika mereka bertiga sedang berkumpul. Louis masih dalam perjalanan karena ia tadi harus mengantar phoebe dan daisy periksa gigi. Liam dan harry tak tau harus berkata apa lagi. Toh pada kenyataannya barbara hanya menganggap niall hanya sahabat, tak lebih.

"Barbara cintanya sama zayn, ni.." kata liam. Niall menundukkan kepalanya.

"Ya gue tau.."

"Lagian ikhlasin aja elah barbara sama zayn, nah kan kendall bisa sama gua tuh.." kata harry yang omongannya memang tak pernah di saring dulu. Sampai mendapat toyoran hangat dari sang daddy leyum.

"Hehe .. sorry sorry" harry tercengir.

"Zayn juga sahabat kita, lo harusnya dukung" kata liam, membuat niall semakin down. Memang pada awalnya tak akan pernah ada yang mendukung niall bersama barbara.

"gue juga sahabat kalian. Tapi kalian ga dukung gue." Kata niall lirih. Terdengar seperti orang yang sedang berputus asa.

"Bukannya gitu, tapi Lo pikirin juga kemauan barbara." Kata liam lagi. Niall menghela nafas panjangnya. Salah dia memilih kesini untuk mencurahkan isi hatinya. Bukannya menjadi lebih baik malah menjadi semakin buruk.

"Zayn payah" umpat niall. Harry dan liam menautkan alisnya bersamaan.

"Dulu aja, barbaranya dicuekin dan gapernah dianggap. Barbaranya disakitin akibat ulahnya. Sekarang? Barbaranya udah sakit dia malah baik." Ucap niall.

" Oke gue tau gue bukan siapa siapanya. Tapi gue takut barbara sakit hati lagi karna zayn. Gue gamau itu terjadi karna cuman kemauan barbara." Lanjut niall. Liam dan harry hanya bisa terdiam menyimak.

" Dan oke, fine. kalo gini caranya gue mundur. Gue emang ga pantes buat barbara, gaada yang dukung gue. Bahkan yang dianggap temen pun ga guna pada dasarnya." Niall beranjak dan pergi meninggalkan mereka berdua. Saat niall pergi, louis masuk dengan tampang polosnya dan sekantung belanjaan yang diperkirakan isinya berbagai camilan.

Kriuk kriuk..

"Niall kenapa guys?" Tanya louis polos sambil mengunyah kripik singkong pedasnya. Harry dan liam hanya mengangkat bahunya, tak menjawab pertanyaan louis.

"Ish.." Louis keluar dari ruangan tersebut dan mengejar niall yang masih berjalan di pelataran rumah liam.

"Niall mau kemana!" Panggil louis sambil berlari menjing-jing kantung belanjaannya. Tak ada jawaban, niall masih berjalan.

"Niall! Gue bawa camilan! Kenapa lo langsung balik! Makan dulu!" Teriak louis lagi. Niall yang sudah sampai mobilnya masih mengabaikan louis yang berteriak. Niall masuk mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan louis yang ngos-ngosan ditambah pedas yang melanda mulutnya.

"Huahhhh!! Capek! Pedes! Keselek! AERR!!" Teriak louis dan berlari masuk lagi untuk mendapatkan air.

##

Barbara ➿ Z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang