Part 15

13.2K 627 6
                                    

Banyu segera mengajak Shinta bertemu untuk menceritakan semuanya, Shinta menyetujui untuk bertemu tapi minggu depan, karena sedang banyak pesanan di minggu ini dan mengingat Banyu yang baru keluar dari rumah sakit jadi Shinta berpesan agar Banyu sebaiknya istirahat dahulu. Banyu menyetujuinya walaupun sedikit keberatan karena ia ingin segera memberitahu Shinta kabar baik ini.

___0o0___

Tepat hari minggu depan Banyu mengajak Adia ke toko Shinta untuk memberikan sedikit kejutan pada Shinta.

Ccriiingg

Bel toko berbunyi

Banyu dan Adia memasuki toko yang di sambut oleh pramuniaga yang sedang berjaga.

"selamat pagi, ada yang bisa dibantu pak?" tanya pramuniaga itu ramah.

"bisa bertemu dengan ibu Shinta?bilang saja dari Banyu" jawab Banyu.

"ohh mau bertemu ibu Shinta, baiklah silahkan tunggu sebentar" ucap pramuniaga sambil mempersilahkan Banyu dan Adia duduk di salah satu meja kosong di dalam toko.

Shinta yang mendengar bahwa Banyu datang ke toko nya pagi ini pun cukup terkejut, pasalnya Banyu tidak member kabar apapun, padahal semalam mereka habis bertelepon. Shinta merapikan penampilannya sedikit di dalam ruangannya sebelum keluar menemui Banyu.

Dengan senyum cerah secerah matahari pagi ini, Shinta berjalan kearah Banyu dengan langkah pasti, tapi sebelum benar benar tiba dihadapan Banyu, Shinta kembali terkejut karena melihat Banyu yang ternyata datang bersama Adia, hati Shinta yang semula gembira kini terselip rasa khawatir melihat Adia datang bersama Banyu.

Shinta segera memasang ekspresi poker face nya dan melanjutkan langkahnya. "hay Adia apa kabar?" ucap Shinta menyapa Adia sambil berjalan ke arahnya dengan senyum semanis mungkin.

"hay tante Shinta, Adia baik kok" balas Adia dengan senyum yang tak kalah manis.

"kok cuma Adia yang di sapa?" ucap Banyu berusaha menarik perhatian Shinta.

"apa kabar papahnya Adia?" tanya Shinta sambil memandang Banyu dengan wajah bertanya maksud kedatangan mereka pagi ini.

"baik Shinta, kita gak ditawarin cake nih?Adia ngajak sarapan di sini." Terang Banyu dengan santainya.

Shinta yang masih bertanya tanya sebenarnya apa maksud kedatangan mereka pun akhirnya memanggil salah satu pramuniaga dan menawarkan sarapan pada Banyu juga Adia. Adia memilih sandwich tuna dan susu cokelat untuk minumnya, walaupun tidak ada di menu, Shinta meminta Chefnya secara khusus membuat susu cokelat untuk Adia, sementara Banyu memilih egg sandwich dan teh manis hangat untuk minumnya. Shinta yang dipaksa menemani mereka sarapan akhirnya memutuskan meminum segelas cokelat hangat, karena Shinta sudah sarapan dan mungkin cokelat bisa sedikit meredakan rasa khawatir Shinta.

"Adia suka gak sama sandwichnya?" tanya Banyu sambil memperhatikan Shinta yang sedang membantu Adia memotong sandwich menjadi potongan lebih kecil agar Adia mudah memakannya.

"enak pah, Adia suka, ini tante yang buat?" jawab Adia sambil bertanya pada Shinta soal sandwichnya.

"bukan, tante lagi banyak kerjaan lain, jadi yang buat Chef yang kerja di sini." Jelas Shinta yang jawab anggukan oleh Adia.

"ada keperluan apa mas Banyu ke sini pagi pagi?Cuma mau sarapan atau ada hal lain?" tanya Shinta yang sudah sangat penasaran dengan kedatangan tamu tak diundangnya itu.

"Adia kangen sama kamu, lagian sekalian pendekatan sama calon mamah baru" ucap Banyu enteng yang berhasil membuat Shinta melotot ke arahnya dengan wajah terkejut yang tidak bisa disembunyikan lagi.

"iya tante, biar kita makin akrab kata papah" tambah Adia yang semakin membuat Shinta merasa pusing.

"mak...maksudnya... apa?" tanya Shinta gagap pada Banyu.

Banyu menghentikan sarapannya sejenak lalu memandang lekat wajah Shinta sambil menceritakan seluruh kronologis bagaimana Banyu dan Adia bisa sampai di toko Shinta pagi pagi serta jawaban Adia soal hubungannya dengan Shinta.

Shinta yang tidak terima begitu saja penjelasan Banyu, berhasil membuat Banyu kewalahan untuk meyakinkan Shinta bahwa Adia memang telah memberikan restunya pada mereka untuk tetap berhubungan.

Shinta masih belum yakin dengan semuanya sampai Banyu akhirnya memutuskan mengantar Adia pulang dan menemui Shinta kembali saat jam makan siang sambil meyakinkan Shinta dengan semuanya.


___o0o___

Shinta dan Banyu hendak makan siang tapi melihat Shinta yang terlihat tidak begitu semangat akhirnya Banyu mengajak Shinta berjalan jalan sejenak di taman kota sambil meyakinkan Shinta.

"kamu jangan pasang muka gitu donk, aku jadi bingung maunya kamu gimana?" ucap Banyu pada Shinta sambil duduk di bangku taman dan menghadap Shinta.

"Shinta masih belum yakin sama cerita mas Banyu, Shinta jadi pusing deh" ucap Shinta dengan wajah frustasi dan lesu.

"kamu lihat sendiri kan tadi bagaimana sikap Adia ke kamu?kamu tahu kan anak kecil itu selalu jujur, jadi pasti kamu bisa merasakan bagaimana Adia ke kamu donk?" jelas Banyu berusaha meyakinkan Shinta.

"tapi masa secepat itu?iya sih Adia emang manis seperti biasa, tapi Shinta gak bisa bersikap biasa karena keinget sama cerita mas soal Adia yang histeris itu, terus sekarang mas bilang gituh, duhhh pusing banget deh Shinta jadinya, bingung harus gimana" ucap Shinta nyaris menangis.
Melihat wanita yang dicintainya terlihat amat frustasi, Banyu menarik Shinta ke dalam pelukannya, Banyu tidak peduli dengan tatapan orang lain, yang ia tahu kini hanya bagaimana cara menenangkan Shinta.

"aku cerita sama kamu waktu itu hanya sekedar berbagi, aku gak mau ada hal yang ditutupin antara kita, dan berita yang aku sampaikan sama kamu tadi pagi itu soal sikap Adia sekarang, jadi sudah berubah dan aku jamin gak akan terjadi hal buruk seperti waktu itu" ucap Banyu sambil memeluk Shinta. "sekarang yang penting kamu kasih kesempatan sama Adia untuk lebih deket sama kamu dan kamu harus belajar membuka diri untuk Adia dan menerima Adia apa adanya kalau kamu sayang sama aku dan masih mau melanjutkan hubungan kita" tambah Banyu sambil melepas pelukannya dan menatap wajah Shinta.

Shinta cukup lega dengan penjelasan Banyu, walaupun jika dipikir kembali penjelasan Banyu tidak ada bedanya dengan tadi tapi bedanya kali ini Banyu melakukannya sambil memeluk Shinta, mungkin itu mengakibatkan efek yang berbeda pada Shinta.

Shinta bisa melanjutkan harinya dengan kelegaan, walupun kadang terselip keraguan tapi Shinta meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia bisa melewatinya, jika mereka memang berjodoh Shinta yakin jalan yang akan mereka lalui sesulit apapun pasti bisa mereka atasi, tapi akan berlaku sebaliknya jika mereka memang tidak di takdirkan untuk bersama, sekeras apapun berusaha mereka pasti akan berpisah.





Adia's WantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang