Part 14

12K 667 5
                                    

Mamah Banyu belum memberitahu Banyu bahwa Adia telah setuju bila Shinta menjadi mamah barunya, rencananya mamah Banyu baru akan mengabarkan pada Banyu saat Banyu sudah pulang ke rumah.

"kamu masih harus istirahat, mamah gak mau kamu sakit lagi, menyusahkan semua orang" ucap mamah Banyu saat mengantar makanan untuk Banyu ke kamarnya.

Banyu kondisinya semakin membaik dan sekarang sudah di rumah tapi masih harus banyak istirahat karena belum pulih sepenuhnya.

"iya mah Banyu tau kok, makasih ya mah udah ngurusin Banyu sampe sekarang, klo mamah gak ada Banyu gak tau deh udah jadi apa" ucap Banyu sungguh sungguh sambil memandang mamahya haru.

"papah gak guna donk?" tanya papah Banyu yang tiba tiba masuk ke kamar.

"ya enggak gituh lah pah, papah sama mamah itu sepaket buat Banyu, klo gak gimana caranya Banyu ada di dunia ini coba" ucap Banyu ceplas ceplos dihadapan orang tuanya.

"iya papah tau, sebenernya papah sama mamah mau bicara sama kamu" jelas papah Banyu dengan wajah serius.

"apa pah?serius banget?" tanya Banyu mulai waspada akan apa yang akan dibicarakan oleh kedua orang tuanya.

"Adia sudah setuju dengan hubungan kamu dengan Shinta" ucap mamah Banyu memulai.

"APA?Banyu gak salah denger nih mah?" tanya Banyu dengan terkejut, bahkan membelalakan matanya. "kok bisa?gimana ceritanya?" tambah Banyu tak sabar.

"iya bener, jadi kamu dengerin mamah cerita sampai selesai, jangan di potong" ucap papah Banyu memberitahu Banyu.

Mamah Banyu menceritakan seluruh percakapannya dengan Adia saat Adia menceritakan alasan yang membuat akhirnya setuju dengan hubungan Banyu dengan Shinta. Banyu masih bingung bagaimana menanggapinya, di satu sisi ia merasa senang tapi di sisi lain, Ia merasa harus tahu bagaimana perasaan Adia yang sesungguhnya, bukan hanya karena mimpi Adia akhirnya 'merestui' hubungannya dengan Shinta.

"papah tahu kamu masih bingung kan?mamah langsung memberitahu papah waktu Adia bilang gitu, akhirnya papah tanya Adia langsung bagaimana sebenarnya jika Shinta benar benar akan menjadi mamah barunya?dari cerita yang papah tangkap sepertinya Adia tidak keberatan, tapi ada baiknya kamu tanya sendiri pada Adia dan coba dekatkan lagi pada Shinta" jelas papah Banyu.

"pelan pelan aja, jangan buru buru" tambah mamah Banyu.

"iya mah pah, makasih banyak mamah dan papah udah bantu Banyu, Banyu rasanya kepingin buru buru pagi biar bisa tanya Adia" jawab Banyu.

"iya udah sekarang makan terus istirahat, besok baru tanya Adia" ucap mamah Banyu sambil keluar kamar dengan papah Banyu.


___0o0___

Pagi hari saat bangun tidur Banyu merasa lebih segar, apalagi ditambah berita semalam rasanya Banyu benar benar sudah pulih.

"pagi cantiknya papah" sapa Banyu ceria pada Adia yang sedang duduk menunggu sarapannya tiba. Banyu benar benar terlihat seperti orang sehat, tidak aka nada yang menyangka kalau Banyu baru pulang dari rumah sakit semalam, melihat kondisinya saat ini.

"ceria banget mas" ledek Laras yang tahu alasan kakaknya itu terlihat sangat sehat saat ini dan hanya dibalas dengan wajah malasa Banyu.

"pagi papahnya Adia yang ganteng" balas Adia tak kalah ceria melihat papahnya sudah terliahat sehat.

Banyu mengambil tempat duduk disamping Adia sambil bertanya bagaimana sekolah Adia dan juga kegiatannya selama Banyu di rumah sakit.
Banyu mulai mengarahkan pembicaraan mengenai hubungannya dengan Shinta.

"papah mau tanya sama Adia boleh gak?tapi Adia harus janji dulu sama papah jangan marah sama papah dan nangis" tanya Banyu serius sambil menemani Adia naik ayunan di halaman belakang.

"boleh donk, papah mau tanya apa?Adia janji gak akan marah dan nangis" jawab Adia sambil menatap papahnya dan mengacungkan dua jarinya tanda berjanji.

"papah denger dari uti kalau Adia setuju punya mamah tante Shinta, bener gak?" ucap Banyu hati hati.

"iya Adia setuju" jawab Adia singkat dengan wajah polosnya menunggu kelanjutan pertanyaan sang papah.

"alesannya apa?selain mimpi Adia yang ketemu sama mamah, kalau misalnya Adia gak mimpi ketemu mamah, Adia masih setuju gak punya mamah barunya tante Shinta?"

Adia diam sejenak lalu tersenyum sambil mengangguk.

"Adia sayang sama papah, jadi Adia mau jadi anak baik yang nurut sama papah. Adia setuju aja kok, hhmm kalau di lihat lihat tante Shinta itu cantik, baik, pinter bikin cake lagi, jadi Adia gak punya alesan lagi buat gak setuju sama papah" jelas Adia diplomatis dengan gaya yang dibuat serius dan justru terlihat lucu dan menggemaskan.

"kok waktu itu Adia nangis pas papah tanya mau punya mamah baru atau gak?" tanya Banyu masih penasaran.

"Adia belum ngerti pah waktu itu, kan uti sama tante Laras kasih tau Adia klo mamah baru itu gak akan pernah gantiin mamahnya Adia, mamahnya Adia tetep ada di sini" jelas Adia sambil menunjuk dadanya sendiri yang membuat Banyu terharu dan langsung memeluk puteri kecilnya yang sangat bijaksana.

"makasih sayang, kamu memang anaknya papah yang paling pintar dan cantik" ucap Banyu lalu melepas pelukannya dan memegang wajah Adia sambil merapikan rambutnya. "papah sayang banget sama kamu, I love you my princess" tambah Banyu lalu mencium kening Adia.

Adia yang melihat Banyu meneteskan air mata akhirnya ikut menangis sambil memeluk erat Banyu.

"love you too papah, jangan sakit lagi yahh, maafin Adia juga ya pah" balas Adia.

Di dalam rumah mamah dan papah Banyu juga Laras yang menyaksikan kejadian itu ikut terharu, bahkan Laras memeluk kedua orangtuanya dan mengucapkan I love you sebagai wujud rasa syukur dan sayangnya.






Adia's WantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang