Part 3

13.8K 796 3
                                    


Shinta dan Ayunda serta Adia menunggu di depan gerbang sekolah tapi tiba tiba cuaca mendung dan hujan deras mengguyur,mereka segera berlari mencari tempat berteduh di selasar sekolah.

5 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit.

Waktu berlalu tapi tidak ada tanda tanda orang yang akan menjemput Adia, Shinta mulai bosan dan lelah.

"Adia, memang siapa yang akan menjemput kamu?kenapa belum datang?sudah hampir 1 jam, hujan saja sudah hampir reda" tanya Shinta.

"mungkin Papah, biasanya tante Laras atau eyang uti, tapi Adia lagi marah sama Papah, jadi mungkin Papah yang dateng jemput, biar Adia gak marah lagi" jelas Adia dengan wajah polosnya yang berhasil membuat Shinta menutup rapat mulutnya yang ingin menggerutu sejak tadi.

Tiba tiba di kejauhan terlihat mobil sport berwarna biru yang menuju gerbang sekolah, Shinta tanpa sadar terus memperhatikan hingga mobil itu terparkir dan keluarlah sesosok pria dengan setelan formalnya dan berjalan menuju arahnya, Shinta serasa terkena serangan jantung saat sang pria tersebut mengembangkan senyumnya, hampir saja Shinta membalas tapi ia merasa senyum itu bukan untuk dirinya, ia memperhatikan tatapan mata sang pria yang ternyata jatuh pada anak kecil di sebelahnya.

Shinta yang sadar kalau itu mungkin adalah papah dari Adia, segera menyesuaikan raut wajahnya ke mode normal, walaupun detak jantungnya menghianati karena semakin kencang berdetak.

"maafin papah ya sayang, meetingnya telat selesainya" ucap Banyu dengan wajah menyesal pada puterinya saat tiba di depan Adia.

"tante cantik, Ayunda, aku pulang duluan ya, makasih udah mau nemenin Adia" ucap Adia kepada Shinta dan Ayunda lalu segera menuju mobil papahnya tanpa memperdulikan papahnya.

Banyu yang merasa bersalah pun hanya diam tanpa menanggapi putrinya yang sedang marah padanya.

"terima kasih karena sudah menemani puteri saya, saya minta maaf membuat anda menunggu lama, sekali lagi terima kasih" ucap Banyu sopan dan meninggalkan Shinta yang hanya membalasnya dengan anggukan tanda mengerti.

Setelah mobil Banyu melaju keluar sekolah, Shinta menghembuskan nafasnya keras, ia serasa tidak bisa bernafas tadi saat Banyu ada di hadapannya.

"arghh ada apa denganku, itu kan suami orang, kenapa aku terpana begitu sih" gerutu Shinta sambil mengelus dadanya yang mulai terasa kembali normal.

"tante ayo pulang, Ayunda laper" ajak Ayunda sambil menarik narik tas Shinta.

"iya sayang, ayo pulang" ucap Shinta dengan senyum mengembang di wajahnya dan menuntun keponakan cantiknya masuk ke dalam mobilnya yang kalah jauh di banding mobil papahnya Adia tadi, padahal ini mobil keluaran terbaru, tapi tetap saja kalah pamor,Shinta terus bergumam mengenai mobilnya yang jadi terlihat tidak ada apa apanya dibanding mobil sport milik papahnya Adia tadi, sambil melajukan mobilnya menuju rumah sang sepupu.



Adia's WantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang