Suasana beringsut hening selama beberapa saat. Jujur saja, Shanon  masih setengah kaget dengan cerita yang Justin lontarkan padanya.

“Apa yang bisa kulakukan, Sel? Apa aku harus merelakan Bee demi ibuku? Atau aku harus berbicara pada ibuku bahwa aku menjalin hubungan dengan calon anak tirinya sendiri? Aku bingung, Sel.. aku benar-benar bingung…” Justin menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia benar-benar tidak sanggup menghadapi ini semua terus-terusan.

Shanon  mendesah. Ia lalu sedikit melirik Justin yang terlihat benar-benar tertekan saat ini. Shanon  jadi tidak tega melihat keadaan Justin yang seperti ini.

“Begini saja Just… Mana yang lebih kau cintai? Bridget, atau… ibu kandungmu?”

Justin seketika saja mendongak. “Cintaku pada mereka sama-sama  besar, Sel! Aku tidak bisa mengukur seberapa besar rasa cintaku untuk mereka berdua!” Justin menaikkan nada suaranya.

“Aku mengerti… Aku mengerti, Just. Tapi, di situasi ini.. kau harus memilih siapa yang paling berperan penting dalam hidupmu selanjutnya.”

Justin mengernyit heran. “Maksudmu?”

Shanon  menatap Justin dalam-dalam. Mata mereka bertemu, dan seperti biasa, dada Shanon  langsung berpacu dengan cepatnya. Tapi perasaan itu cepat-cepat ditapis  oleh Shanon . Ia harus memberikan solusi untuk Justin. Karena tujuan Justin datang padanya kali ini adalah untuk menerima solusi darinya. Dan Shanon  tau persis akan hal itu.

“Kau harus mempertimbangkan itu semua. Kau harus berani memilih. Kau harus memilih siapa yang lebih penting untuk kehidupanmu selanjutnya. Apakah itu Bridget.., atau ibu kandungmu sendiri. Pikirkanlah ini semua baik-baik, Just. Dengan hati yang tenang. Dengan otak yang dingin. Pikirkanlah siapa hati yang paling sakit dari semua kejadian ini pada akhirnya. Dan pikirkanlah… siapa orang yang paling berperan penting selama 19 tahun ini. Kau berhak memilih, Just. Aku yakin, kau tau pasti jawabannya. Dan aku juga yakin, kau akan memilih yang terbaik. Dan kau tau? Jawaban akan segala kerumitan ini ada di dalam hatimu, Just. Disini..” Shanon  mengangkat tanganya, lalu meletakkan satu tangannya di dada kiri Justin.

Justin menengadah, sembari menatap  mata Shanon  lamat-lamat. Semua perkataan yang terucap dari bibir mungil Shanon  benar-benar ditangkap baik oleh Justin. Shanon  benar. Ia sama sekali tidak mengelak jika perkataan Shanon  memang benar. Ia harus memikirkan keputusannya dengan otak yang dingin. Dan dengan hati yang tenang juga. Dan entah ada dorongan darimana, Justin mengangkat satu tangannya, dan menumpukkan tangannya diatas tangan Shanon  yang terletak di dada kirinya.

“Thank you, Shanon .” Ujar Justin mantap, sambil tersenyum manis kepada Shanon .

------

From: Cutest Brother

Pertahankan cintamu, jika kau memang benar-benar mencintainya.

Bee tersenyum sekilas saat Josh mengiriminya sebuah pesan singkat yang benar-benar membuatnya lebih baik saat ini. Bee lalu mengambil kendali. Ia langsung saja membalas sebuah pesan singkat untuk abangnya.

To: Cutest Brother

Cinta. Satu kata, tapi penuh makna. Aku benar-benar tidak mengerti akan ini semua. Mengapa semuanya jadi seperti ini? Haruskah kupertahankan cintaku?

Bee menekan tombol ‘Send’ sesegera mungkin. Ia lalu menunggu balasan dari Josh sambil meregangkan kakinya di lantai studio. Ia benar-benar memforsir tenaganya hari ini. Ia tidak berhenti menari selama 3 jam terakhir. Kakinya terus bergerak, menciptakan gerakan baru, dan menciptakan pola-pola baru yang sama sekali tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dan Bee berharap, dengan menggerakan tubuhnya, ia bisa sedikit melupakan masalah rumitnya saat ini.

Wave Of LifeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon