Crazy Little Thing Called Love: Upcoming Years

4. Worst Accident

Tidak sulit bagi Shone untuk menjadi idola di lapangan sepak bola. Bagi laki-laki, ia mempunyai kemampuan sebagai penyerang yang luar biasa. Ia menjadi salah satu pemain dengan pencetak gol terbanyak di liga Thailand. Sedangkan bagi wanita, tentu saja, selain kemampuannya, tampang Shone dapat dengan mudah membuat para wanita jatuh hati. 

Nyatanya, segala perhatian dan popularitas yang melekat pada diri Shone, membuatnya tidak nyaman. Ia senang menjadi pemain sepakbola yang handal dan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi Bangkok Glass. Tapi ia selalu berpikir akan lebih senang kalau ia bisa menjalani hari-hari latihannya dengan biasa-biasa saja, tanpa cewe-cewe yang berebutan untuk menarik hatinya. Walaupun begitu, ia tetap bersikap ramah pada mereka yang meminta tanda tangan dan berfoto bareng. Sementara untuk mereka yang minta dicium? Wow, tunggu dulu! ujar Shone dalam hatinya. 

Jangankan masalah perempuan, kesibukan Shone sebagai pemain inti di Bangkok Glass bahkan membuat studinya di Chulalongkorn University sedikit terbengkalai. Rasanya ia tertatih-tatih untuk mengikuti perkuliahan sementara banyak latihan-latihan dan pertandingan Thai League Premier yang harus ia hadapi. Seharusnya ia sudah mulai mengerjakan tugas akhirnya. Namun sayang sekali ia terus-terusan menundanya terkait dengan kesibukannya dengan Bangkok Glass.

Selama tiga tahun setelah ia bergabung bersama dengan Bangkok Glass, Shone, bersama dengan rekan-rekan setimnya telah berhasil membawa Bangkok Glass menjadi pemenang dan runner up di Thai Premier League. Dan pada tahun keempatnya sekarang, Bangkok Glass berada pada urutan ke-3. Sementara pada posisi kedua ditempati oleh Muangthong United. 

Pertandingan antara Bangkok Glass dan Muangthong United berikutnya akan sangat menentukan bagi Bangkok Glass. Apabila Bangkok Glass kalah, maka tim sepakbola tersebut akan tersingkir dari posisi ke-3 dan kehilangan kesempatan untuk menjadi pemenang atau bahkan berada di dalam posisi 3 besar.

Sore itu di Leo Stadium Bangkok, pertandingan yang menentukan tersebut akan diadakan. Shone dan rekan-rekan setimnya telah melakukan latihan intensif dan dimotivasi oleh Paman Neng sang pelatih. 

"Berikan yang terbaik!", seru Paman Neng pada lingkaran tim Bangkok Glass yang sebentar lagi akan keluar ke lapangan.

"Bangkok Glass, unite!!" teriak tim sambil melingkar dan menyatukan tangan mereka.

Mereka pun berbaris dalam satu barisan, bersampingan dengan tim dari Muangthong untuk keluar ke lapangan Leo Stadium. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Thailand, Phleng Chat Thai, mereka memulai pertandingan.

Pertandingan berjalan dengan sengit, sementara para penonton bersorak-sorak dengan ramai. Pada menit ke 50, skor antara Bangkok Glass dengan Muangthong United seri 1-1. Sampai akhirnya pada menit ke 65, Shone berhasil mencetak gol setelah melewati pertahanan ketat tim lawan. Kedudukan menjadi 2-1 dipimpin oleh Bangkok Glass.

Menit-menit setelah gol ke dua Bangkok Glass yang dicetak oleh Shone, permainan Muangthong United semakin ganas dan kasar. Mereka tampaknya tidak rela kehilangan posisi ke dua mereka saat ini. Bangkok Glass tidak menyerah begitu saja, mereka tampak enggan menyerah dan tetap bermain dengan berapi-api. Hingga pada menit ke 80, Shone membawa bola masuk ke dalam garis penalti gawang Muangthong. Dengan kesempatan yang begitu nyata untuk kembali memasukkan bola ke gawang lawan, Shone dihadang oleh 2 orang pemain belakang Muangthong United. 

Kejadiannya begitu cepat ketika Shone mencoba memasukkan bola ke gawang, namun ia malah berakhir dengan merosot ke rerumputan karena dihadang oleh 2 orang sekaligus. Pada saat itu, tidak ada yang menyadari betapa parahnya cedera yang menimpa Shone, sampai sang kiper Muangthong United menutup kedua mulutnya dan berlari untuk muntah ke pinggir lapangan. Setelah kerumunan pemain di sekitar Shone memudar, terlihatlah bahwa kaki Shone terbaring dengan posisi kaki kanan yang tidak wajar.