MNB-1

63.2K 1.6K 34
                                    

Sam-Gior.

Kami bagaikan kapal baja anti karam termutakhir abad ini. Tak goyah diterjang ombak, badai, bahkan karang paling kuat sekalipun.

Menjalin hubungan hampir 3 tahun, tak pernah ada kata berpisah dari kami. Cukup dengan menjaga hati. Walaupun kami berada di Negara bagian Amerika yang berbeda.

Sam mencintaiku. Semua akan dilakukannya jika itu menyangkut tentang diriku. Tipe pria idaman wanita. Sam adalah bagian dari diriku, semua bagian utuh hatiku. Tanpa dirinya, aku hanyalah gumpalan daging tanpa tempat merekat.

Tuhan, aku mencintainya.

∞∞∞

"Aku ingin kita menikah, Sam!" teriakku pada Sam yang kini tengah berbaring sambil menutup wajahnya dengan bantal. sejak tadi kami memang sedang bertengkar. Dan Sam seperti biasanya, tak ingin mendengarkan ocehanku.

"Kita sudah berpacaran lebih dari tiga tahun, tapi hubungan kita tidak mengalami peningkatan sama sekali. Kau lihat Laura dan Rush? Bahkan anak mereka sudah berumur hampir 1 tahun! Sedangkan kita? Bahkan kau tak ingin memiliki anak dariku!" tuduhku padanya. Sam masih tak bergeming, dia masih menutup wajahnya dengan bantal. Aku mulai geram dan membuka bantal itu dari wajahnya.

"Apa?" tanyanya malas dengan gaya menaikkan salah satu alisnya.

Cukup sudah. Harusnya aku menyadari sejak awal jika Sam hanya ingin mempermainkanku saja.

"Kau bajingan brengsek, Samuel!" teriakku lagi sebelum benar-benar masuk ke dalam walk in closet, dan menurunkan sebuah koper merah besar. Sudah aku putuskan mulai hari ini aku akan meninggalkan apartemen milik pria brengsek didalam sana.

Aku adalah seorang wanita. Aku ingin seperti Laura maupun Elisa adik Rush yang bisa membina rumah tangganya sendiri. Rumah tangga. Mungkin aku dan Sam tak akan pernah merasakannya. Dimulai dari penolakan terang-terangan Ibu Sam yang tidak menyetujui aku kelak menjadi isteri Sam.

Apa salahnya jika aku seorang wanita karier dan ingin berumah tangga? Ibu Sam hanya bersifat tradisional, yang menganggap seorang wanita karier tak akan bisa mengurus rumah tangganya sendiri. Mungkin saja aku akan seperti Laura yang bisa mengurus perusahaannya sambil tetap bisa mengurus anak dan suami.

Demi Tuhan, aku mencintai Sam. Aku hanya tidak tahan dengan sikap terlalu penurut pada Ibunya itu.

"Mau kemana kau?" tanyanya ketika mengikutiku masuk ke dalam walk in closet. Dia tampak seperti biasanya, seolah masalah pernikahan kali ini adalah masalah biasa dan bisa diatasi dengan mudah olehnya. Namun tekadku sudah bulat.

Aku mendengus sambil terus memasukkan seluruh pakaian dan barang-barangku, mungkin sisanya aku akan menggunakan jasa pindahan.

"Tentu saja pergi dari tempat ini!" kataku acuh. Setelah memastikan semua barang masuk, aku membalut tubuhku yang hanya terbungkus pakaian dalam dengan sebuah jaket denim dan celana jeans, lalu melewatinya yang mesih terperangah dengan sikapku.

"Kau akan menyesal seperti biasanya, Gior!" Ancamnya yang membuat aku kembali mendengus. "Kita lihat saja, Samuel. Siapa yang akan menyesal. Keluar dari sini, aku akan mencari pria yang akan menerima wanita sibuk sepertiku untuk menjadi isterinya." Kataku sinis.

Sam menatapku tak percaya, seolah-olah yang aku ucapkan adalah bisikan setan tak berwujud. Dia menggeleng dan berkacak pinggang. Tatapannya seolah meremehkanku. Tetapi apa peduliku? Aku Gior, pemenang piala Oscar lima tahun berturut-turut. Tak akan mudah bagiku untuk terancam dan terintimidasi sifatnya.

"Kita lihat saja, Gyorintt. Kau akan menyesal karena sikapmu ini. Kau benar-benar lancang!"

Aku hanya mengangkat bahuku acuh, dan pergi meninggalkannya keluar apartemen menuju ke tempat parkir untuk mengambil mobilku sendiri. Aku memang tak membawa satupun barang yang pernah dibelikan Samuel. Yang aku bawa hanya barang-barang hasil jerih payahku.

My 'Nerdy' Boyfriend (Stiletto #2)-REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang