Titik Baru hingga menjadi Sebuah Segitiga

5.5K 401 24
                                    

Besoknya,

Keadaan sesuai dengan yang ia kira. Setiap orang yang ia lewati menatapnya dengan aneh, tidak sedikit dari mereka yang berbisik-bisik tentangnya karena perbuatan yang tidak sengaja ia lakukan kemarin.

Tentu saja ini sangat tidak nyaman. Mulai dari perempuan sampai laki-laki, mereka sama-sama membicarakannya, bahkan dihadapan Mingyu sendiri.

Tetapi sebuah ruangan yang terkenal sebagai ruangan tersepi membuatnya tertarik. Mungkin ia bisa menenangkan diri disana sambil membaca beberapa buku.

Mingyu berjalan memasukkinya .

Ruangan apalagi? Selain perpustakaan.

===

Mingyu berjalan mengitari setiap lemari buku untuk mencari buku yang menarik perhatiannya. Sesekali ia mengambil sebuah buku, apabila buku tersebut menurutnya membosankan, ia akan menyimpannya lagi pada tempat yang sama.

Di perpustakaan-pun, Mingyu merasa tidak nyaman. Bukan karena sejumlah murid yang membicarakannya. Tetapi seorang murid laki-laki seperti mengikutinya kemanapun ia pergi. Murid itu menguntitnya dari balik lemari buku dan mengintipnya melalui sela-sela buku yang berjajar.

Dia mungkin sama saja seperti mereka, pikir Mingyu.

Tetapi murid itu terlihat polos, seperti tidak menyadari bahwa orang yang ia mata-matai juga mengetahui keberadaannya.

Ketika murid itu lengah, Mingyu dengan cepat bersembunyi.

Murid itu sedikit terkejut karena Mingyu lepas dari pandangannya. Ia membulatkan matanya kemudian bergumam,

"Oh? Dia menghilang?"

"Siapa yang menghilang? Aku?"

Mingyu ada disampingnya.

"Ahh!!"

Murid itu berteriak kaget, kemudian jatuh terduduk. Novel-novel yang tadi berada di tangannya juga ikut jatuh dan berserakan disekitarnya.

"Kau memata-mataiku, ya?" Mingyu bertanya sedikit dingin.

Murid itu kembali berdiri, lalu menepuk-nepuk celananya guna membersihkan celananya dari debu yang menempel disana.  Tidak lupa ia juga memungut novel-novel tersebut.

"Aku,, tidak." jawabnya berbohong.

Mingyu hanya terdiam dengan ekspresi wajahnya yang datar. Mingyu berjalan pergi meninggalkan murid itu.

Tetapi murid itu malah mengikutinya lagi dengan kesulitan karena novel-novel yang ia bawa.

"Kau,, murid baru ya? Kim Mingyu? Kelas 11 juga 'kan?"
"Hm.." Mingyu bergumam mengiyakan. Ia terus berjalan tanpa menghiraukan murid yang ternyata satu tingkat dengannya itu.
"Aku tahu, karena aku cukup dekat dengan para guru, salah satu guru mengatakan padaku akan ada seorang murid baru kelas 11 dari luar kota bernama Kim Mingyu. Ternyata kita bisa bertemu disini."

Mingyu berhenti melangkah.

"Sekarang apa? Kau ingin menggosip tentangku juga?"

Murid itu mengerutkan dahinya bingung.

"Menggosip apa?"

Mingyu mengalihkan pandangannya kearah murid itu.

"Kau,, tidak tahu?"

Murid itu terlihat berpikir, mengingat. Beberapa detik kemudian ia menggelengkan kepalanya.

"Tidak.."

Mingyu hanya menghela napasnya tenang, sangat tenang. Namanya tidak tercoreng dihadapan murid laki-laki ini.

"Aku,, Xu Minghao.."
"Tidak ada yang bertanya."

The Same Occurrence (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang