#6 [Radit]

2.4K 188 6
                                    

Aku tidak menduga Langit membawaku ke kota Bandung, bukan mall, bukan pusat berbelanja, oleh-oleh, atau apapun itu, hanya sebuah kota. Untunglah, siang itu cuaca tidak terlalu panas, jadi kami dengan leluasa pergi ke sana kemari, Langit bicara ini dan itu, kami makan di kedai es krim yang buka sejak tahun 1880-an, lalu berkeliling kota dan naik becak, delman dan banyak sekali. Kadang aku yang bayar, lalu Langit yang bayar. Sebenarnya itu bohong, aku hanya mentraktirnya makan es krim dan sisa biaya ditanggung Langit. Katanya harga diri lelakinya lebih tinggi dari pada Monas.

Tak terasa sudah hampir jam 6 sore. Aku ada janji dengan Yasmin! "Langit, pulang yuk?" ajakku.

"Capek?"

"Nggak, aku ada janji sama temen."

"Siapa?"

"Temenku di Jakarta."

"Kamu mau ke Jakarta?"

"Bukan, dia yang ke Bandung, namanya Yasmin. Mau ketemu?"

"Nggak, ah."

"Kenapa?"

"Minder."

"Loh, kenapa?"

"Karena ketemu temen kamu."

"Oh, iya, hahaha.."

Akhirnya kami mencari taksi, sebelumnya aku meminta untuk diantar ke Dago, lalu setelah itu Langit pulang.

"Tadi, Ponyon cerita." Ujarnya ketika kami didalam taksi.

"Cerita apa?"

"Soal kecoa terbang," ujarnya, membuatku terbatuk.

"O, oh, ya?" tanyaku terbata.

"Dia bilang-"

Tiba-tiba hpku berdering, setelah memberi isyarat maaf pada Langit yang disambut dengan anggukkan aku mengangkat telepon yang ternyata dari Yasmin. "Halo?"

"Cha, dimana?"

"Di, ini, taksi."

"Kamu udah mau berangkat?"

"Iya ini lagi mau jalan ke sana."

"Oh gitu, yaudah cepetan ya, aku udah sampe."

"Iya,"

Aku mematikan sambungan telepon. "Kenapa?" tanyaku pada Langit yang sedari tadi hanya menatapku.

"Temen kamu cantik juga?" tanyanya tiba-tiba.

"Kenapa? Mau kukenalin?" dasar cowok. Sedetik kupikir kalau dia sama saja dengan semua laki-laki didunia.

"Nggak, aku cuma mikir temen-temen perempuan kamu bakal minder kalo jalan sama kamu." Ujarnya, aku tersenyum malu mendengarnya. Astaga, Langit! "Kalo kutanya minta nomor hp kamu, boleh?"

"Hm? Oh, boleh, kok." Kataku lalu menyerahkan hpku padanya.

Tidak sampai 15 menit, akupun turun. Langit terlihat agak kecewa, dia mau menemaniku tapi Tantenya sedang datang berkunjung, jadi aku memaksanya agar langung pulang.

Aku berjalan melewati kepadatan kota Bandung, aku memasuki salah satu restoran yang isinya muda-mudi. Aku menapaki tangga menuju lantai dua. Setelah celingak-celinguk mencari, akhirnya aku menemukan Yasmin! Dia duduk memunggungiku sehingga ia pasti tidak tahu kalau aku sudah datang!

Pelan-pelan, aku berjalan menghampirinya. Lalu akupun mengejutkanya.

"Chaca!!" jeritnya. Aku tertawa dan kamipun berpelukan. "Aduh kangen bangeeeet!" ujarnya.

Belong To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang