Be my lady, An...

7.6K 759 495
                                    

yang masih setia monggo dilanjut bacanya...

***

Jangan pernah pikirkan mengapa kita memilih seseorang untuk dicintai. Tapi sadarilah, cintalah yang memilih kita untuk mencintai seseorang..

Aditya

Tuhan ... Ada apa sebenarnya? Mengapa aku seperti sedang dipermainkan? Saat ini jujur saja, ingin sekali rasanya aku bertanya pada Tuhan, BAGAIMANA BISA DIA ADALAH AN?

Tidak mungkin, ini mustahil. Pasti ada kesalahan. Ah, aku pasti salah mendengar Fatah memanggil perempuan itu.

Jelas-jelas nama dia bukan An, kenapa Fatah memanggilnya An?

Otakku kembali berputar, berusaha untuk tidak meyakinkan diriku jika perempuan itu adalah An. Aku kembali teringat foto yang tadi aku lihat sekilas. Foto yang ditag oleh Umi kepada account IG An.

Perlahan napasku melemah ketika memerhatikan foto tersebut.

Jadi, An adalah ADEL.

A D E L .... Aku mengeja huruf demi huruf yang terasa menyesakkan.

Kenapa bisa menjadi An namanya?

Tidak. Aku pasti bermimpi sekarang. An bukan dia, An perempuan lain di luar sana yang tidak ada hubungannya dengan keluarga ini.

Ini namanya mimpi buruk!!!!!

Keringat dingin kembali keluar ketika perempuan itu, iya si An atau yang kalian kenal di tempat lain adalah Adel, mendekat ke arahku.

"Mas Adit, lagi nganggur ya?"

Kuperhatikan wajah putihnya dengan bentuk rahang yang oval. Lalu dagunya sedikit berbelah. Bibirnya yang tipis dan terlihat basah. Kemudian bulu matanya yang lentik dan alis yang hitam. Hidung yang mancung. Benar-benar perpaduan ciptaan Tuhan yang indah.

Alhamdulillah, aku masih bisa bertemu perempuan indah seperti ini.

Tapi kok selama ini aku tidak pernah menyadarinya? Padahal dia perempuan yang sangat cantik jika dilihat dengan jelas.

"Mas Adit. Kok ngelamun aja."

"Eh, maaf Del. Kenapa?"

"Temenin Adel yuk. Tadi disuruh mas Fatah buat anterin beberapa kotak makanan ke rumah sakit." Ekspresinya sedikit bingung karena pandanganku terus saja menatap wajah indahnya.

Astagfirullah al'adzim. Apa-apaan aku ini? Mengapa pikiranku mulai menjurus ke arah yang tidak baik?

"Ya udah, kamu siapin aja. Aku ambil mobil dulu," jawabku. Kebetulan semua mobil keluarga memang sengaja di parkir agak jauh, dekat dengan lapangan komplek, agar jika diperlukan tidak repot keluar masuk garasi.

"Hei Raden Aditya kenapa jadi gugup begini?" gumamku. "Dia kan nggak tahu siapa dirimu, jadi bersikap lah wajar!!!"

Kupukul-pukul stir mobil untuk melampiaskan kesal. Oh, ayolah. Apa salahnya jika ternyata An itu masih berhubungan keluarga dengan mereka semua?

Apa aku trauma akan masa lalu?

Dua hari sebelum menikah, insiden pengantin wanita pergi dibawa kucing garong memang kejadian terburuk dalam hidupku.

Hahaha ... rasanya lucu sekali. Aku dengan gentle nya memberikan perempuan itu ke tangan si brengsek. Laki-laki yang merupakan sahabat sekaligus bosku sendiri, Imam Abdul Hamid!!

"Mas..." Adel mengetuk jendela mobil minta dibukakan pintu.

Dengan cepat aku keluar dan membantunya menata beberapa kotak makanan untuk dibawa ke rumah sakit.

InstaLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang