KAGET ....

8.1K 761 242
                                    

Masih tema repost..
-------------------------------------

Dia seperti bayangan. Tak bisa tersentuh namun tetap ada.

Aditya

Gubraakkkk...

Aduh, remuk sudah tulang ini. Umur sudah tidak muda lagi, tapi untuk menjaga kesehatan tulang saja tidak bisa.

Tangan kiri yang terasa sakit aku usap perlahan. Kenapa rasanya aku sial sekali hari ini?

Hari sudah malam dan aku ketiduran seharian di kantor. Untung si bos pulang cepat untuk menyiapkan hari besok. Kalau tidak bisa kena ceramah panjang kali lebar.

"Pulang ah," gumamku memecah kesunyian ruang kerja. Rasanya merinding juga kalau sendirian begini di kantor malam-malam. Mana kemarin ini ada karyawan yang kesurupan di lantai 7.

Kemarin aku tidak sengaja dengar salah satu OB yang bergosip di pantri mengatakan jika ada dua karyawati di lantai 7 kesurupan karena melamun saat jam kerja.

Ya Tuhan, ini kantor sepertinya harus didatangi pengusir hantu. Kalau tidak bisa-bisa lantai lain ikutan kesurupan.  Coba besok aku diskusikan dengan si bos. Siapa tahu langsung di approve.

Saat keluar dari ruang kerja, semua benar-benar gelap. Bahkan kubikan meja karyawan sangat terlihat samar di mataku ini. Lama-lama sendirian di tempat seperti ini pada malam hari berasa uji nyali.

Bukan. Bukan karena aku takut, tapi tolong lah, tadi siang rasanya cintaku sudah diuji dengan kenyataan pahit.

Lalu sekarang harus uji nyali lagi?

"Jangan takut. Setan kabur lihat perjaka ganteng kayak aku," ujarku menguatkan diri sendiri. Berjalan pelan-pelan menelusuri lorong kantor menuju lift. Tapi sayangnya lift yang ditunggu tidak kunjung datang.

Menunggu lift seperti ini, sama kayak menunggu jodoh. Mengenaskan rasanya.

Lama aku berusaha menguatkan diri, hingga akhirnya lift yang ditunggu pun datang. Namun baru satu langkah aku memasuki lift tersebut, hawa-hawa menyeramkan menyerang tubuhku.

"PAK!" sebuah tangan menepuk pundakku dengan kuat

Tanpa aba-aba, aku langsung memasang kuda-kuda terbaikku. Ini bukan setan, karena setan pasti tidak bisa menyentuh bahu.

"Wah ... wah ... sabar Pak." Seorang security tampak ketakutan melihat aksiku yang sudah seperti di film-film Wong Fei Hung.

Perlahan aku normalkan kembali detak jantung yang tadi seperti ingin keluar. Namun tetap saja keringat dingin karena kaget terus saja mengalir di pelipis ini. Setelah berhasil menormalkan posisiku, security ini pun masuk ke dalam lift dan turun ke lantai dasar bersamaku.

Sepertinya dia masih curiga padaku yang tengah malam masih berada di kantor.

Memangnya ada tampang maling aku?

Yang ada aku baru saja dimalingi! Perempuan yang seharusnya menjadi calon istriku direbut oleh bosku sendiri.

Luar biasa sekali kisah cintaku ini.

"Bapak ngapain malam-malam?" Tanyanya sok berwibawa.

"Saya ketiduran tadi," jawabku tak kalah berwibawa.

"Bapak ketiduran? Di mana?"

"Di ruangan saya. Emang di mana lagi?" Ini security apa wartawan, pertanyaannya tidak berbobot. Harusnya dia bisa lihat sendiri, tadi aku keluar dari ruanganku.

"Oh..."

"Kenapa? Emang si bos nggak pernah kayak saya begini?"

"Bos? Pak Imam maksud Bapak"

InstaLOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang