"Aku mohon" mohon shilla lagi yang tidak ingin menyerah begitu saja .

***

Sudah sore begini ify belum mau bergeming dari tempatnya sekarang, bahkan acha saja sudah kelelahan menyuruh ify untuk masuk . Sekarang ify lebih menikmati suasana alam melewati balkon kamarnya yang langsung terhubung dengan taman hijau disamping rumahnya .

Angin terus saja berhembus menembus bagian kecil pori - pori kulitnya . Rambutnya menari mengikuti tiupan angin yang terus saja menerpanya .

Sementara acha sudah memiliki kesibukan sendiri yaitu bercakap - cakap ditelfon dengan seseorang didalam kamar .

'Iya iya.. kamu lagi apa sekarang?'

'Aku lagi mikirin kamu hehehehe'

'Hmm mikirin aku? Emang kamu mikirin apa?'

'Aku mikir gimana nantinya kamu urus anak - anak kita kelak'

'........................'

'Cha, kamu kenapa diam?'

'.........................'

'Acha, cha.. kamu masih disitu kan'

'.........................'

'Acha, halo.. halo'

'Ehm eh, i....ya... maaf'

Tut...tut...tut...

Acha mematikan sambungan telfonnya secara sepihak . Tubuhnya kaku dan matanya terus saja terbuka lebar, bahkan ia lupa untuk berkedip . Didepannya kini telah berdiri seseorang yang belum dikenalnya . Orang itu begitu tampan menurutnya .

"Fy.. ify" orang itu tanpa memperdulikan acha, ia malah berjalan melewati acha begitu saja dan pergi mendekat pad ify .

Ify yang merasa namanya dipanggil membalik badannya "cakka" gumam ify pelan .

Cakka langsung memeluk ify erat, ia tak bisa menahan rasa kangennya pada ify . Sudah beberapa hari ini cakka mencoba untuk berfikit keras, apa yang akan ia lakukan setelah ini, dan akhirnya jawabannya sudah bisa cakka simpulkan dan itu sudah sangat bulat baginya .

Sebelum itu cakka ingin sekali memeluk ify lama dan erat sekali, seakan ia tak ingin melepaskannya . Dalam pelukan cakka tak bisa menahan air matanya, ia benar - benar tidak kuat dan sangat tidak kuat .

"Cakk, ada apa?" Tanya ify berbisik sambil menyapu punggung cakka dengan pelan .

"Maaf.. maafin gue fy.. hiks.." ucap cakka dengan suara parau .

Ify mengangguk dalam pelukan, walau ia tak tau apa yang sedang dibicarakan cakka "sudah.. lo kenapa ?"

Cakka melepaskan pelukannya, Ia memegang kedua pundak ify sambil menatap kedua matanya dengan sangat dalam . Ify tersenyum sangat manis, bertujuan agar cakka bisa tenang sekarang. Sebab ify belum pernah melihat cakka sebegitu lemah seperti sekarang ini .

"Lo cantik fy, lo juga baik, dan satu.. gue nyaman didekat lo" ungkap cakka .

Ify mengernyitkan keningnya bingung, sebenarnya ada apa dengan cakka sekarang ? Perasaan ify sekarang berubah menjadi tidak enak .

"Lo ngomong apa?" Tanya ify bingung .

Cakka tersenyum miris "pasti sakit yaa" ucap cakka sambil menyentuh pelan kepala ify yang diperban, bersamaan dengan air mata cakka yang jatuh saat berucap .

"Eh.."

"Gue bahagia didekat lo, bahkan orang tua gue gak bisa buat gue seseneng ini saat ada lo" jelas cakka yang terdengar serius

cinta beginiWhere stories live. Discover now