Bunda Laila

1.7K 49 4
                                    

Beberapa bulan berlalu Lara menghabiskan hari-harinya di villa megah suaminya dengan berbagai macam kesan dan perasaan.

Bahagia karena melihat Edward yang mampu memberikan ketenangan dihatinya disaat gundah gulana selama berada disana.
Gegana alias gelisah, galau, dan merana seperti kata Sisi disinetron Ganteng-Ganteng Serigala. Author pake bawa-bawa sinetron ggs segala... lol
Kesan tak enak pun sering dirasakan Lara oleh karena kelakuan dan sifat serta omongan Liora, salah satu putri tn.Mike yg terbilang agak sinis dan jutek.

"Hmmmm aku harus menjalani keadaan seperti ini dgn sabar dn terpaksa". Gumam Lara tersenyum kecut.

***

Sudah beberapa bulan pula Lara tidak bertemu ibunya.
Lara bukan tipe seorang istri yang bermanja-manja pada sang suami, apalagi merengek minta diantar untuk pulang menengok sang ibu. Padahal jauh dilubuk hatinya, Lara ingin pulang dan tak ingin kembali kerumah ini.

Lara terlihat murung sepanjang hari di villa itu, sementara tuan Mike tak pernah jenuh membujuk Lara agar kerasan dan betah hidup bersamanya sebagai layaknya seirang istri. Siapa juga yang betah hidup bersama suami yang seumur dengan bokap :(
Lara sampai saat ini masih berhasil menjaga pagar ayunya untuk tidak dijamah oramg, meskipun itu suaminya. Btw, bangga gue padamu Lara! Omg hellooo... udah berapa bulan mempertahankannya Lara! Author usil nanya-nanya :p

Semua itu tak mempengaruhi tuan Mike. Beliau memakluminya, dengan sabar tuan Mike menutupi kekecewaannya agar seisi rumah tidak ada yang tahu dengan ketidakharmonisan rumah tangganya bersama istri barunya yang cantik jelita, Lara.

Suatu malam menjelang tidur, tuan Mike menemukan sebuah ide, beliau pikir dengan ide ini mungkin bisa membuat Lara berubah, takluk dan jatuh kepangkuannya.

"Sayang.. aku akanmengajak ibumu untuk tinggal disini, bersama kita". Ucan tuan Mike lembut menyarankan idenya.
"Ah gak usah pah, ntar yang ada malah merepotkan semua". Tolak Lara yang berbaring membelakangi tuan Mike. "Pah"... Lara nyebut "Pah" pada suaminya hmmmmm.
"Ini keputusanku sayang, anak-anak gak bakal nolak dengan kehendakku. Lagipula aku gak mau melihat kamu murung sepanjang hari". Tukas tuan Lara mengelus rambut Lara.

Lara merasa risih rambutnya dielus-elus :(

Lara diam tak menjawab, seolah-olah sudah terlelap. Badannya mash membelakangi tuan Mike. Suasana tambah hening, sebenarnya hati Lara sangat gundah, berkecamuk tak karuan. Memikirkan statusnya sebagai istri tuan Mike dan disisi lain tertanam benih-benih cinta pada Edward, putra bungsu tuan Mike. Meskipun sampa saat ini belum terucap, namun kode-kode cinta diantara keduanya begitu nampak dan terasa dengan bahasa bathin mereka. Hmmmmm kita liat aja gimana seterusnya.

Selama di villa itu, Lara memiliki banyak kejadian-kejadian indah bersama Edward. Entah itu kebetulan atau sengaja.

"Aaaaaaah ...." brakkk, hening! Kaki Lara hampir terpeleset, kakinya berada dipinggir-pinggir anak ditangga, untung Edward gesit menangkap badannya yang gemulai. Kebetulan Edward sedang menuruni anak-anak tangga beberapa langkah dibawah Lara.

Spontan badan Lara dalam dekapan Edward. Mata ketemu mata, kemudian tirun kehati. Gak jadi jatuh coooy, ada bang Edward.. saat-saat gini nih ang dicari-cari APril yekan?! :p

Lara terpaku hanya matanya memandangi Edward tak berkedip, jantungnya berdetak keras. Edward pun terhenyak memandangi mata Lara yang berjarak beberapa senti meter dari matanya. Mata Edward memandang mata Lara tajam penuh misteri, tak ada kata hanya nafas mereka beradu kencang.

Sadar...
Lara bergegas melepaskan dirinya dari dekapan anak tirinya, walau jauh dilubuk hatinya ingin tetap berada dalam dekapan itu.

"Eee ... e ... e maafkan aku mom, mmmm are you okay?!" Seperti kepiting rebus.
"Makasih udah nyelamatin aku" balas Lara pelan, tersenyum.

Kejadian seperti ini berulang sering kali, namun Lara berusaha untuk pura-pura tak pernah terjadi apa-apa.

***

"Aaaakh... kenapa semua ini terjadi" gumam Lara dalam hati, berusaha memejamkan matanya dan melupakan kejadian-kejadian itu.

Disebelahnya tuan Mike masih memandanginya dengan mesra, tanpa dihiraukan Lara yang tak pernah membalikkan badannya sekalipun hingga terlelap.

"Selamat pagi sayaaang!" Tiba-tiba bunda Laila menyapa Lara yang ternyata sudah berada diruang makan.
"Hah bunda udah disini, bunda kapan datang?" Ucap Lara berlari memeluk bunda Laila.
"Bunda datang sejak tadi malam, dijemput Edward sayang!" Jawab bunda Laila memeluk erat Lara.

Kedua ibu dan anak itu berpelukan erat melepas kerinduan beberapa bulan tidak bertemu. Butir-butir mutiara berjatuhan dari pipi keduanya.

Kehadiran sang bunda membuka lembaran-lembaran dalam kehidupan Lara, merubah kemurungan dengan sedikit riang.

Meski bunda Laila kadang merasa tidak enak berada di villa menantunya, beliau usahakan untuk betah agar bisa bersama putri kesayangannya.

Dia merasakan keperihan yang dirasakan Lara, namun apa daya semua telah terlanjur. Tetkadang rasa sesal menghantui dirinya, mengapa setega ini menikahkan putrinya dengan lelaki yang seumur ayahnya.

"Maafkan bundamu Lara" desah bunda Laila seraya menaruh foto Lara kebawah bantalnya, pipinya penuh dengan deraian air mata penyesalan.

"Utang piutangmu udah lunas dibayat oleh tuan Mike. Drngan syarat kau harus rela putrimu menikah dengan beliau".

Kata-kata sang rentenir itu masih mengiang ditelinga bunda Laila. Oleh karena hutang-hutangnya yang berbunga dan tiap hari semakin membengkak, terpaksa bunda Laila memenuhi syara yang dengan terpaksa sekali dilakukannya. Demi kelangsungan hidup putrinya dan sisa-sisa usianya.

Sepeninggal suaminya, bunda Laila tak mampu mencari nafkah untuk membayar semua hutang-hutangnya bersama suaminya dimasa lalu. Sehingga rela mengorbankan putrinya sendiri sebagai pelunas hutang-hutang mereka berdua.

Lara pun menerima semua itu dengan terpaksa. Demi nama kedua orang tuanya. Masihkah ada hari untuk membuat Lara tersenyum?
****

"hallo om, jemput kita dibandara hari Minggu ya om. Aku dan mami bakal ke Indonesia". Cassandra memberitahu tuan Mike dari telepon selulernya.
"Wah senangnya, ponakan om bakal tinggal disini. Jangan khawatir, om bakal jemput kalian. See you sayang!" Tuan Mike memutuskan sambungan telepon selulernya tersenyum.

Next "Kedatangan Cassandra"

Pacarku, Ibu Tiriku!Where stories live. Discover now