3. Good or Bad?

93.5K 5.5K 532
                                    

DILARANG KERAS!!! COPAS, REMAKE, PLAGIAT, MENGAKUI DLL YANG INTINYA MENGOTAK-ATIK CERITA INI. KARYA INI DILINDUNGI OLEH UU RI MENGENAI HAK CIPTA. BAGI YANG MELANGGAR, BISA DIKENAKAN HUKUM PIDANA 7 TAHUN DAN/ATAU DENDA PALING BANYAK 500 JUTA RUPIAH.

---

Typo bertebaran. Nggak sempat review lagi karena udah eneg liat tulisan. Jadi maaf kalau ajaib part ini. 

Mana tau ada yang belum tau cast LMR, silahkan diliat ke mulmed.

---

ARIANNA

Aku menatap lelaki di depanku dengan rasa kesal luar biasa. Meskipun sudah dengan jelas kuperlihatkan kemarahanku padanya, dia terlihat tidak peduli sama sekali. Dengan santainya dia duduk di tempatnya sambil menatapku dengan kerlingan menyebalkannya.

"Ayo!" ucapnya lagi sambil tersenyum penuh arti. "Waktu terus berjalan, Arianna."

"Gue nggak mau!" seruku untuk kesekian kalinya sejak tadi.

"Kenapa?" tanyanya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Kenapa dia bilang? Apa dia bodoh?

"Ayolah, nggak usah sok malu-malu begitu. Lo pasti sering kan sama cowo lo itu?" ucapnya dengan santai sambil memasang wajah mengejek. "Lagipula, nggak mungkin kan lo begini cuma sama cowo lo aja? Sama yang lain gue yakin pernah. Makanya nggak usah malu-malu. Gue kan temen lo."

Sinting! Ngomong apa dia?

"Gue bilang nggak ya nggak! Titik!" seruku kesal. "Mending gue naik taksi aja. Silahkan lo pergi sendiri." Aku pun berjalan meninggalkan lelaki sinting itu.

Gila kali ya dia. Menyuruhku naik ke boncengan motor sportnya. Berboncengan dengan motor biasa saja aku tidak sudi, apalagi dengan motor sport dimana posisi duduknya mengharuskan aku menjorok padanya yang otomatis membuat tubuh kami menempel.

Apalagi mengingat lelaki sinting itu raja modus. Dia pasti mencari kesempatan dalam kesempitan. Jadi, lebih baik aku naik taksi saja ke tempat meeting sore ini. Daripada pergi bersamanya, yang siapa tahu memiliki maksud-maksud tertentu.

"Arianna!" panggilnya sambil mengikutiku dengan sepeda motornya. Aku saat ini sedang berjalan menuju jalan yang ramai agar bisa mencari taksi lebih mudah. "Cantik, tunggu dulu."

Ugh, jijik banget dengar dia memanggilku seperti itu. Tapi meskipun mulutku sudah berbuih melarangnya memanggilku seperti itu, dia tetap saja melakukannya. Pada akhirnya aku pun memilih untuk tidak mengacuhkannya setiap dia memanggilku begitu.

"Yuhuuu, cewe!" panggilnya lagi saat aku tidak juga mau menoleh. "Anyelir Arianna!"

"Apa???" seruku sambil menatapnya kesal karena dia yang begitu berisik hingga kami dilihati para pengguna jalan lainnya. "Bisa nggak lo tutup mulut?"

"Aww, si kitty berubah jadi harimau. Jangan galak-galak dong, cantik."

Aku memutar bola mataku dan bersiap untuk pergi. Bisa gila aku menghadapi dia yang menyebalkan seperti ini.

"Oke oke, you win, Arianna," ucapnya yang membuatku berhenti melangkah. "Kita naik taksi, tapi biar gue parkirin motor gue dulu. Nggak mungkin gue biarin cewe pergi sendiri di saat hari udah mau gelap gini. Naik taksi sekalipun bahaya."

Aku terdiam menatapnya. Aku sebenarnya tidak takut sama sekali meskipun harus sendirian. Tapi belakangan ini banyak kejadian dimana wanita dirampok atau bahkan diperkosa saat naik taksi. Jadi omongan dia ada benarnya juga.

[5] Love Me Right [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang