Bab 9

22.4K 1.8K 39
                                    

Bab 9

-Mario POV-

Malam ini tumben sekali aku sama sekali tak bisa tidur, shiitt kenapa Qsheil ada terus dipikiranku saat ini? Gak mungkin, gak mungkin aku suka dia, jika diibanding mantan-mantanku sebelumnya Qsheil itu gak ada apa-apanya. Tapi Qsheil benar-benar membuatku tertarik.

Dering ponsel membuyarkan pikiranku, ku ambil ponsel yang berada tak jauh dari posisiku saat ini, tertera nama Dinda yang kini menelpon. Aku mendecak kesal, kenapa dia masih menggangu hidupku.

"Hallo ..." jawabku datar.

"Mariooo ... apa kabar? Makin deket aja sama rawit itu?"

"Apaan sih Din, udah malem ngapain loe telpon gue?"

"Ketus amat sih mantan gue? Masih inget kan permainan loe?"

"Iya gue inget kok!! gak perlu loe ingetin lagi!!"

"Okai Say, bye ..."

Aku melemparkan ponselku ke atas ranjang, Sial!! Si Dinda masih inget soal permainan itu. Aku menjambak rambut frustasi dan memilih duduk di balkon kamar mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

*Flasback on

"Mario ... loe ikut tanding gak nanti?" tanya Tomi sambil menepuk pundakku yang sedang sibuk membaca mading di dekat lapangan.

"Enggak ... kaki gue masih sakit nih" jawabku.

"Ohh gue kira loe gak tanding gara-gara takut lawan SMA Putra Bangsa" timpal cewek di belakangku.

Shit!! Suara itu milik Dinda mantan pacarku. Mantan terfreaks yang pernah ada dan sekarang dia pacaran dengan salah satu musuh bebuyutan sekolahku.

Aku meliriknya sinis, "Siapa bilang gue takut?" ucapku mulai nyolot.

Dinda berjalan menghampiriku, "Ya kali aja loe takut ngadepin cowok gue yang sekarang ... kan loe belum move on dari gue Darling ..." godanya mencolek daguku.

"Gue gak pernah takut dan gue udah gak ada rasa buat loe!!" bentakku jelas.

Dinda tertawa puas, "Seperti itu?? Kenapa sampe sekarang loe belum dapet pengganti gue? Biasanya seorang Mario cepet banget dapet ceweknya?" Dinda menyulut emosiku.

Aku mengepalkan tanganku, "Kalo gue mau siapapun bisa gue dapetin!"

Tiba-tiba bola sepak menggelinding ke arahku, tanpa pikir panjang, aku menendang bola itu dan ternyata bola yang ku tendang tepat mendarat di kepala seorang cewek. Hingga terdengar teriakan dari ujung lapangan.

"Oke kalo gitu coba loe buktiin kalo loe bisa bikin tuh cewek suka sama loe!" tantang Dinda yang ternyata masih berdiri dibelakangku.

Aku mengerutkan kening, "Siapa maksud loe?"

"Itu cewek yang kena bola!" Ucap Dinda sambil berlalu.

*Flasback off

Ya Tuhan, aku menyesal kenapa masih ngikutin permainan bitch itu. Oke, aku akui bahwa aku adalah seorang play boy. Entah ada berapa mantaku selama ini. Perlu kalian tau kalo mantan-mantanku punya standar tinggi semua, tapi kenapa disaat aku mulai yakin dengan satu cewek dia menghianatiku. Kenapa Dinda seenaknya pacaran dengan cowok lain?

Sekarang aku terjebak dalam permainan Dinda. Aku harus buat Qsheil adik kelasku itu suka padaku. Awalnya aku pikir ini hal yang mudah karena Qsheil pasti sama dengan cewek-cewek lain yang munafik. Tapi selama aku mendekatinya kenapa aku merasa dia anak yang baik. Dia cablak, ceplas-ceplos,dia lucu, dia cantik.

[1] DUNIA QsheilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang