Beloved Of My Past (Re-posted)

Chapter 28: Harapan yang tinggal harapan

Author POV

Bagaimana bisa seseorang yang kamu cintai bahkan yang engkau sayangi melebihi apapun bisa dengan mudahnya membohongi dirimu dan dia lebih memilih orang lain yang jelas-jelas dia sudah bukan siapa-siapamu lagi. Bahkan dialah orang yang selama ini telah menorehkan luka teramat dalam yang sampai kapan pun luka itu tidak akan pernah hilang, biarpun waktu telah berlalu.

Memang ya kedengarannya sangat lebay sekali karena sebagai seorang pria dewasa yang sangat menginginkan kekasihnya hidup bahagia bersamanya tanpa ada pihak lain yang ingin mencampurinya.

Nyesek? tentu saja iya!

Rasa-rasanya ingin sekali Kalva menonjok wajah tidak malu Kevan andai saja Kalva sudah tidak memiliki tingkat kewarasan lagi. Tapi sayangnya Kalva masih waras dan dia tidak ingin membuat masalah karena walau bagaimanapun juga Kalva masih menganggap Kevan tetap jadi sahabatnya.

Yang tidak dimengerti Kalva, bisa-bisanya Akyla sendiri malah menyembunyikan masalahnya dengan lelaki brengsek tidak tahu diri itu ketimbang untuk menceritakan yang sejujurnya padanya. Kenapa harus sembunyi-sembunyi seperti ini, apakah Akyla belum sepenuhnya percaya padanya? Kalva hanya bisa menghela napas frustasi memikirkannya. Mungkin sekarang belum saatnya kekasihnya itu percaya padanya. Tapi dia yakin, suatu saat nanti Akyla pasti akan lebih terbuka padanya, itu pasti! do'anya dalam hati.

Untung saja selama ini Kalva mempunyai seorang detektive pribadi yang selalu siap siaga kapan saja bila mendadak Kalva memerlukannya. Jadi dari detektive itulah seorang Kalva mengetahui semua hal tentang wanita yang sangat disayanginya itu.

"Tuan muda, Nyonya Akyla malam ini akan bertemu kembali dengan lelaki itu, sepertinya masalah penting, Tuan. Apakah anda ingin saya mengikutinya lagi seperti sebelumnya?" Ujar seseorang yang ada diseberang sana dengan suara khas ala premannya.

"Ya, jika itu sangat penting menurutmu, lakukan saja apa yang bisa kamu lakukan carlos!"

"Baik Tuan, selamat malam." Tutupnya, lalu panggilan telepon dimatikan.

Pantas saja Akyla ngotot sekali untuk membatalkan acara makan malamnya dengan alasan bertemu dengan salah satu temannya, dia pikir Kalva sebodoh itu untuk mengiyakan permintaan konyolnya, tidak! Memang wanita itu tidak sepenuhnya berkata bohong padanya, mungkin saja Kevan kini sudah menjadi teman dekatnya. Tapi apa sesulit itu untuk sekedar berkata jujur?! dan apa juga rahasia yang masih ditutup-tutupinnya?

Andaikan hubungan Kevan dengan kekasihnya itu hanya sebatas teman dekat saja, tapi hati Kalva benar-benar tidak rela. Bagaimana bisa rela, jika yang Kalva tahu sebelumnya mereka berdua pernah menjalin hubungan spesial dan hampir saja mau menikah. Tetapi karena masalah sepele yang menyebabkan mereka berdua harus berpisah dan menjalani hidup masing-masing seperti sekarang ini.

Tapi lihat sekarang, apa lagi sih maksud Kevan yang berani-beraninya kembali mendekati kekasih tercintanya itu. Apa Kevan tidak dengar, Kalau mereka berdua (Kalva dengan Akyla) akan segera menikah dalam waktu dekat ini. Kalva yakin seyakin-yakinnya bahwa Kevan punya niat tersembunyi dibalik rencana pendekatannya itu.

Hati Kalva sedikit kecewa ketika mengetahui Akyla lebih memilih menemui lelaki masa lalunya ketimbang acara dinner bersamanya. Padahal rencananya, malam ini Kalva ingin memberikan sedikit kejutan pada Akyla, wanita cantik yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Tapi mendengar Akyla lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya akhirnya Kalva memutuskan untuk menunda acaranya.

"Sayang, makasih ya udah mau ngertiin aku, tapi aku bener-bener jadi ngerasa nggak enak sama kamu ... kamu marah ya? maafin aku, " ujar Akyla dengan raut wajah bersalahnya. Lalu perlahan ia mendekat kearah Kalva yang sekarang ini sedang berdiri tegak menghadap kaca transparan yang berada disamping meja kerjanya, terdengar lelaki itu menghela napas berat, lalu sorot matanya.juga tampak tidak fokus melihat keluar ruangan. Kalva seperti tengah melamun dan entah apa yang sedang dilihatnya disana.