1

27.8K 1.5K 17
                                    

Seorang gadis mungil berkulit putih wajahnya cantik berlari dari arah koridor gadis itu mengenakan seragam putih abu berlambang osis di sakunya.

"Hosh ... hosh ... akhirnya .. hosh ..."
Tangannya mengenggam erat bekal nasi goreng untuk pacarnya.

"Sebenernya gue itu pacar apa pembantunya si? harus siapin nasi goreng setiap pagi kalaupun makan apapun yang dia makan harus gue yang coba duluan, gue pengen putus dari Ali gue cape tapi gmna nasib kakak dan keluarga gue kalau kita putus?" Gadis itu mengelus-ngelus dadanya.

"Sabar Pril. Sabar..... !"

Ia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya untuk membuang sial semenjak menjadi kekasih seorang Aliando Syarief cowok ganteng cool yang menyeramkan.

"BRAAAKKKK !!!!!"

"Bekal Ali !!!" Pekik Prily

"So sory, lo ga apa-apa?" Cowok itu berlutut membereskan makanan yang terjatuh dari tangan gadis cantik didepanya.

"Minggir sana loo," Prily menunjukan wajah sedihnya dan mendorong cowok didepanya.

"Gue ganti-gimna?"

"Gak gausah, percuma! Lagian cowok gue pengenya makanan masakan gue kalopun makan di kantin pasti gue harus nemenin dan nyicip duluan" celah Prily lagi-lagi menunjukan wajah sedihnya.

"Cowok lo Aliando kan?" Ucap Cowok ganteng bertubuh tinggi di depan Prily.

"Iya, itu lo tau, lo gatau kan gmana dia, hah habislah gue" gadis mungil itu pergi meninggalkan cowok yang mematung menatap Prily bingung.

***

"Ali....." Teriak Prily kelas Ali sudah biasa dengan pasangan sweet dari satu tahun lalu itu wanita cantik bertubuh mungil dengan cowok ganteng berwajah tenang, apalagi dengan Prily yang selalu membawa bekal setiap pagi untuk Ali dan Ali yang selalu memberikan suapan pertama untuk Prily.

"Boro-boro so sweet yang ada gue tersiksa harus bangun pagi setiap hari" batin Prily

Ali menghampiri Prily dengan wajah datar ganteng sih ganteng banget malah tapi itu wajah gapernah ada ekspresi.

"Maaf, bekal kamu jatuh tadi" Prily menundukkan wajah cantiknya namun beberapa saat kemudian Ali meraih bahu Prily.

"Engga apa-apa."

Ali mengacak rambut Prily dan tersenyum walaupun senyumnya itu jarang terlihat dan begitu mempesona untuk gadis satu sekolah tetap saja bagi Prily senyum itu senyum menyebalkan Ali suka mengatur Prily semaunya.

"Oooowwwww so sweet", Seruan beberapa teman kelas Ali

Prily hanya bisa menyembunyikan wajah meronanya kadang dia juga tak habis pikir bisa merona setiap tingkah laku Ali yang manis lagian siapa juga yang bisa menolak pacarnya ini.

"Aku kekelas dulu ya" ucap Prily cowok itu menganggukkan kepalanya menatap Prily yang membalikan tubuh mungilnya.

***

Mona berjalan dengan kutek merah menyala, gadis itu mengipas jari-jari lentik miliknya.

"Wuuu kutek baru" tiga temannya menyambut Mona dengan riang,

"Buat mikat Ali ya?" Celetuk Maudy. Gadis itu melebarkan senyumnya.

Pasalnya mereka tau Mona selalu mengejar Ali cuman ya Alinya aja gapernah mau di deketin sama Mona risih jawabnya padahal Mona cewek populer dengan tinggi dan wajah cantiknya.

"Ali... gantengnya" seruan beberapa wanita heboh tadi.

Ali menyampirkan tasnya sedangkan sebelah tangannya membawa bola basket tak ada senyuman sama sekali dia hanya berjalan khas model tak ingin repot-repot menyapa para pemujanya.

Matanya menangkap pacarnya yang sedang sibuk memasang kertas-kertas puisi dan berita hot news di sekolah.

"Pulang!"

Suara cowok yang sering didengar Prily menghentikan pekerjaan Prily gadis itu memalingkan kepalanya dan menatap Ali yang sudah berada dekat beberapa jarak di sampingnya.

"Aku belum selesai, kalau kamu mau kamu boleh dulu---" belum kata-kata Prily selesai mata tajam Ali membuat Prily sadar kalau cowoknya itu sama sekali gak mau nerima penolakan, akhirnya dengan berat hati dia menghembuskan nafasnya dan membereskan berkas dan isolatif yang di bawanya.

"Ke ruang jurnalis dulu." Prily menundukan kepalanya berharap cowok didepanya itu cepat pergi kalau enggak minimal masalah keluarganya cepat selesai. Lagian siapa sih yang mau punya cowok dingin, bertindak seenaknya, minus ganteng dan kaya cuman ganteng dan kayanya aja mungkin yang orang mau.

"Kamu mau tunggu disini apa ikut keruang jurnalis?" ucap Prily takut-takut, kalau kalian berharap status pacaran Prily dan Ali yang bahagia kalian salah besar karena Prily sama sekali gamau punya pacar kayak Ali.

"Emm" jawab Ali

Prily mengangguk tanda cowok itu ingin menunggunya disana, jangan salah pacaran sama Ali selama satu tahun membuat Prily tau sifat cowoknya yang irit bicara.

Prily berjalan melewatinya, Ali memasukan tangannya kedalam saku celana abu khas anak sekolah SMA Dirgantara.

Setelah selesai Prily kembali menemui Ali yang fokus kearah Iphonenya tak ada yang memecahkan keheningan cowok itu cuma mengangkat kepalanya mengangguk dan berjalan mendahului Prily agar mengikutinya.

Prily ikut berjalan di belakang Ali khas anak ayam yang mengikuti induknya wajahnya merenggut membaca mantra agar cepat lepas dari pacarnya itu tapi sepertinya Tuhan belum mau mengabulkanya.

Ali dan Prily berjalan menghampiri motor ninja hitam, Ali memberikan helm cewek itu, helm yang Ali sengaja beli agar Prily tak lagi memakai helm pink yang menurut cewek itu sangat lucu dan menjijikan bagi Ali.

"Putih" Prily merenggut tau kalau helm pink kesukaanya itu telah raib tak berupa karena saat Ali marah cowok itu menghancurkan helm pink Prily dengan tangannya, so bertambah sifat Ali yang kalian tau yaitu pemarah.

"Aku buatkan kamu nasi goreng besok" ucapan Prily membuat Ali menganggukan kepalanya mereka sudah sampai didepan gerbang bercat hitam rumah milik Prily.

Saat Ali akan mengenakan helmnya kembali Prily mencegahnya.

"Ali" Cowok itu berhenti dan mengarahkan wajah gantengnya kearah Prily.

"Emmm. Aku mau minta ijin sesuatu" ucap Prily takut-takut wajahnya menunduk takut Ali marah, Prily menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan melanjutkan ucapanya.

"Aku mau ngajak kamu buat ikut amal jurnalis" Ya itu sebenarnya ide teman-teman Prily katanya kalau Ali ikutan otomatis para cewek disekolah pasti menyumbang dan sumbangan mereka akan banyak dan cukup memang sih sedikit memanfaatkan Ali tapi menurut teman Prily tidak apa-apa toh Prily kan pacarnya Ali.

Tapi bagi Prily yang mereka pikirkan salah, Prily sepenuhnya punya Ali tapi cowok itu bukan miliknya.

Ali terdiam, Prily masih menundukan kepalanya takut pasalnya dia belum pernah meminta sesuatu.

"Oke" ucap cowok itu Prily sampai tak percaya mendengarnya wajahnya terangkat Ali sudah menggunakan helm nya dan menstater motornya lalu pergi tanpa menoleh kearah Prily.

Apa tadi dia bilang Oke? Serius Ali bilang oke? Prily tersenyum lebar meski cowok itu dingin ternyata dia mau membantunya, dengan begitu Prily bisa menunjukan sama cewek menyebalkan sok polos yang selalu iri kepadanya kalau Ali benar-benar menuruti keinginanya. Prily tersenyum riang nyaris meloncat-loncat sepertinya besok akan menjadi hari yang menyenangkan.

MIKIE & MINIE (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang