Dating With The Dark Prolog, Part 1, Part 2, Part 3

386K 7.2K 311
                                    

Prolog. Part1 , Part 2 dan Part 3

by Santhy Agatha

Twitter : Santhy_Agustina

Facebook Fanpage : Santhy Agatha

Blog : www.anakcantikspot.blogspot.com

email demondevile@gmail.com

PROLOG

Ketika malam itu bergayut, Andrea duduk termenung di atas ranjang, entah kenapa malam ini tidak seperti biasanya. Andrea merasa ngeri, rasa ngeri ini hampir sama dengan kengerian yang selalu menyerangnya di malam-malam dulu. Burung di pepohonan depan yang ribut berbunyi-bunyi dengan suara menakutkan, mencicit seolah memberi pertanda.

Tetapi pertanda apa?

Andrea bolak-balik memeriksa alarm pintunya, dan menghela napas panjang. Alarm sudah terpasang dengan sempurna, pintu sudah tertutup rapat dengan kunci dan gerendel terpasang. Tetapi kenapa dia tetap merasa takut?

Andrea masuk lagi ke kamar dan berbaring, menarik selimutnya sampai ke punggung. Seharusnya dia sudah merasa bebas, seharusnya dia tidak didera ketakutan lagi. Tetapi kenapa perasaan ini sama? Rasanya sama seperti dulu... jauh di masa lalu, dimana kenangan buruk menyeruak, kenangan yang sangat ingin dilupakannya.

Tiba-tiba terdengar suara keras di pintu belakang rumahnya. Andrea begitu terperanjat sampai terlompat dari tempat tidurnya. Jantungnya berdebar dengan keras, dia menatap ke arah pintunya dan meringis....

apakah dia tadi lupa mengunci pintu kamarnya...? Apakah ada seseorang yang menerobos pintu belakangnya? Bagaimana kalau orang itu masuk ke kamarnya?

Pertanyaan-pertanyaan itu mendorong Andrea melompat panik, dan kemudian memeriksa kunci pintu kamarnya.

Terkunci....

Andrea menghela napas panjang, dan menyandarkan tubuhnya di pintu. Lama dia menunggu, mungkin akan ada suara-suara lagi diluar sambil menahankan debaran jantungnya yang membuatnya makin sesak napas.

Tetapi suasana sungguh hening, tidak ada suara apapun. Andrea bahkan merasa bahwa dia hampir mendengar debaran jantungnya sendiri yang berpacu dengan begitu kuatnya.

Apakah suara di pintu belakangnya tadi hanyalah halusinasinya?

Setelah menghela napas panjang, Andrea membuka kunci pintunya. Dia tahu bahwa dia telah melakukan tindakan bodoh seperti di film-film horor yang sering dilihatnya, mendengar suara aneh... bukannya lari dan bersembunyi tetapi malahan mendatangi bagaikan ngengat yang tertarik mendatangi api yang akan membunuhnya.

Rumah Andrea kecil sehingga kamarnya langsung mengarah ke ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga dengan TV besar mendominasi bagian tengahnya, lalu ada lorong kecil ke area dapur.... dapur tempat suara itu berasal.

Andrea menyalakan lampu ruang tengah dan menghela napas panjang ketika menyadari bahwa tidak ada siapapun di sana. Jantungnya makin berdebar ketika menunggu melangkah ke arah dapur.... di sana gelap dan pekat. Dengan hati-hati Andrea menyalakan saklar lampu tetapi langsung mengerutkan kening ketakutan ketika saklar itu putus. Lampu dapur tidak menyala dan Andrea mengernyit menyadari kegelapan di depannya. Tangannya meraba-raba mencari ponsel yang selalu tadi sempat dimasukkannya ke dalam saku piyama.

Dengan pencahayaan ponsel yang seadanya, Andrea melangkah maju memasuki area dapur itu. Cahayanya gelap dan remang-remang, membuat Andrea merasakan bulu kuduknya berdiri.

Tampaknya di dapur tidak ada siapapun. Tetapi kemudian mata Andrea terpaku pada sesuatu di dapur. Sesuatu yang membuat jantungnya berpacu cepat dan wajahnya pucat pasi. Sesuatu yang menguarkan cahaya lembut berwarna kuning redup terselubungi lilin yang berwarna biru.

Dating With The Dark [#1 The Dark Partner Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang