Udik atau unik....

22.7K 1K 10
                                    

Hari ini harusnya aku sudah bersenang-senang dengan teman sosialitaku, saling menyombongkan diri mengobrolkan tentang barang-barang mewah yang baru di beli. Namun semuanya gagal total gara-gara Mas Roy menyuruhku untuk menyambut gadis entah siapa namanya yang katanya datang hari ini. Aku tidak mengerti sedekat apa persahabatn antara Mas Roy dengan ayah gadis itu sampai diperlakukan sespesial itu. Bahkan Mas Roy sampai rela membiarkan mobil mewahnya untuk menjemput gadis itu di terminal. Ingin rasanya aku protes sama Mas Roy namun mau gimana lagi Mas Roy tidak akan pernah bisa dibantah. Bila dia bilang A maka harus A.

Setelah beberapa jam, aku mendengar deru mobil yang artinya Pak Danu sopir yang ditugaskan untuk menjemput gadis itu telah datang. Diburu dengan rasa penasaran aku mengintip mereka di balik jendela kamarku. Kulihat dia sedang mengamati rumah ini dengan mulut yang hampir terbuka. Sesekali dia mengobrol dengan Pak Danu. Sementara dia mengangkut bawaannya dari bagasi kulihat Mas Roy menghmpirinya. Terlihat perbincangan diantara mereka berdua hingga Mas Roy melangkahkan kakinya menuju rumah yang disusul oleh gadis itu.

Aku menuruni tangga saat mendengar mereka telah berada di ruang tamu. Udik...itulah tanggapan pertamaku melihat dia  yang hanya bengong melihatku. Ya aku sadar siapapun yang melihatku pertama kali pasti akan menampakkan ekspresi persis seperti yang tergambar di wajah gadis yang ada di depanku sekarang.

"Ah...iyya...kenalin ini istri om..." aku dapat membaca semburat keterkejutan di wajahnya yang kelihatan kucel itu saat Mas Roy langsung menyambutku dalam pelukannya. Aku bisa menebak apa yang sedang di pikirkan gadis itu sekarang. Pasti dia tidak menyangka kalau perempuan muda yang di depannya adalah istri dari laki-laki yang lebih pantas untuk jadi ayah.

Aku memang menikah dengan pria dengan umur yang terpaut jauh dariku. Banyak orang yang mencibir dengan hubungan kami, bahkan secara terang-terangan banyak yang beranggapan jika  aku menikah dengannya karena dia kaya raya. Tentu saja aku tidak memungkiri bila aku tidak senang dengan dirinya yang kaya raya, rasanya akan terdengar munafik bila aku mengatakan aku tidak matre. Namun bukan hanya karena dia kaya aku menerima pinangannya tapi aku juga sayang padanya. Dirinya yang selalu ada saat aku betul-betul butuh penyemangat hidup. Tidak ada salahnya kan menikah dengan orang yang beda usia, apalagi penampilan Mas Roy masih kelihatan muda bila menilik dari usianya.

"Aileen......" dengan rasa enggan aku menjulurkan tanganku padanya sebagai simbol memperkenalkan diriku. Aku melemparkan senyum semanis mungkin untuk menyembunyikan rasa ogahku padanya.

"Ad..Adeeva tante... panggil aja Diva..." aku bisa merasakan jemarinya yang kurus gemetaran saat membalas uluran tanganku. Dasar bocah baru gitu aja sudah gugup. Dan yang membuatku makin tidak senang saat mendengar suaranya yang memanggilku dengan sebutan tante. Hello....aku rasa umurku dengan cecurut ini tidak jauh beda paling beberapa tahun aja.

Secara diam-diam aku menilik penampilannya dari atas sampai bawah, menurutku tidak terlalu buruk. Sekilas terlihat udik tapi kalau di perhatikan lebih lama kok malah  terlihat unik. Aku baru menyadari kalau penampilannya cukup stylish juga.

Dari visual bisa dibilang anak ini cukup tomboy. Dengan baju kaos yang kebesaran yang dipadu padankan dengan celana jeans belel memberi kesan yang sangat kasual. Tawaku hampir saja meledak saat mataku tertuju pada kakinya yang ternyata hanya pakai sandal jepit menggambarkan kalau dia orang yang cukup cuek. Ditambah dengan wajahnya yang tanpa polesan make up membuatnya seperti gadis lugu. Tapi meskipun tanpa make up harus kuakui dia lumayan manis dengan mata yang agak besar dihiasi bulu mata panjang nan lentik dengan bulu mata tebal tanpa harus menggunakan pensil alis membuatnya makin berkarisma.. Lesung pada kedua pipinya yang nampak meskipun hanya sekedar senyum menambah kesan manis. Hidung yang cukup mancung untuk ukuran orang Indonesia dan bibir yang mungil terlihat sangat pas untuk wajahnya yang polos.

"Honey...kamu antar Diva ke kamarnya ya..aku tinggal dulu.." aku terpaksa berhenti mengamatinya saat mendengar suara Mas Roy  yang mencium keningku seperti biasa bila dia ingin pergi. Dari ujung mataku aku bisa menangkap gelagat aneh dari Diva. Dia hanya bisa menunduk mungkin merasa aneh atau risih dengan kemesraan yang kami pamerkan di depannya.

"Ayo kita lihat kamar kamu..." tanpa menghiraukan dirinya yang masih bengong aku segera melangkahkan kakiku menuju kamar yang akan di huninya

"Ah..iyya tant..." dia segera menyusul saat menyadari aku tak berada di sampingnya lagi

"Emang aku kelihatan tua ya...kok di panggil tante.." rasanya aku sudah jengah mendengarnya yang dari tadi memanggilku tante. Dengan sengaja aku mengentikan langkahku membuatnya hampir saja menabrakku

"N..Ngg..nggak kok tant...ops.." tanpa sadar aku tertawa  melihat tingkahnya seperti orang yang tertangkap basah saat sedang melakukan tindak kejahatan

"Ya sudah aku ngerti kok...gini aja kalau di depan bapak kamu panggil aja aku tante tapi kalau kita berdua kamu panggil aja aku kakak atau Alin..." tiba-tiba saja aku menatapnya dengan lembut merasa kasihan melihat dirinya yang serba salah dengan masalah panggilan ke aku

"Iyya tan....maksudku kak..." akhirnya dia mengangguk menyetujui saranku meskipun masih nampak rasa ketakutan di raut wajahnya

Saat memasuki kamarnya, aku melihat dia terpana bahkan tanpa dia sadari dari tadi mulutnya menganga. Seandainya ada nyamuk atau lalat yang terbang di sekitarnya mungkin saja bisa tertelan olehnya. Aku memaklumi ekspresinya yang norak itu, dengan predikat anak kampung pasti dia jarang atau bahkan belum pernah melihat kamar dengan fasilitas semewah ini ya meskipun menurutku ini tidak ada apa-apanya bila dibanding dengan kamarku. Tak ingin berlama-lama melihat tingkahnya yang makin kampungan aku segera meninggalkan dirinya yang masih sibuk menjelejahi setiap sudut kamarnya. Lagipula aku sadar kalau dia butuh istirahat mengingat dirinya yang baru saja melakukan perjalanan jauh.

"Ahhh...akhirnya tugasku selesai juga..." aku menghembuskan nafas lega akhirnya tugasku untuk menemani dan memperkenalkan kamarnya beres juga. Berhubung rencana hari ini gagal total aku memutuskan untuk tinggal di rumah sambil menunggu kepulangan Mas Roy...


Perempuan simpanan (GirlxGirl)Where stories live. Discover now