Eighth | Versi Wattpad

69K 5.5K 165
                                    

"Jadi kak Bi gakjadi ke Pesantren?" Tanya Tiffany kepada Alvin.

"Kayanya sih enggak." Jawab Alvin dengan santai sedangkan Tiffany menekuk wajahnya.

"Lu mulai bosan gak sih disini?" Tanya Tiffany penuh arti.

Alvin menyeringai, "I wanna play a game."

***

Tiffany mengibarkan Rambut-nya yang berwarna Abu-Abu itu. Semua orang menatapnya dengan melotot. Bagaimana tidak? Ia yang tadinya terlihat kalem sekarang menjadi sangar dan menantang. Ditambah lagi Pakaian-nya yang tak pantas dilihat.

Sedangkan Alvin berjalan disebelah Tiffany sambil merokok dengan santai.

Tiba-tiba Anna, Lana, dan Heyana menghadang Tiffany.

"What's wrong, bitch?" Tanya Tiffany dengan santai.

"Cabe-cabean eh?" Ujar Anna sambil menatap Tiffany dari atas sampai bawah.

"Kenapa? Iri karena gue jadi cabe-cabe an? Lo mau kaya gini juga?" Tanya Tiffany sambil menaikkan satu alis.

"Aku nggak pernah IRI sama orang. Apalagi sama kamu. Ayo pergi." Anna langsung pergi diikuti Lana dan Heyana.

"Hu! Penakut lo, Kampret! Mental kaya kerupuk aja bangga! FAK U BITCH." Teriak Tiffany sambil mengacungkan jari tengah. Tiba-tiba Azzam menarik Tiffany ke suatu tempat yang sepi.

"Kamu kenapa bawa aku kesini?" Tanya Tiffany dengan bingung.

"Pakaian kamu dan perkataan kamu itu udah melewati batas. Kamu gak cocok untuk tinggal disini. Aku minta kamu pergi dari pesantren ini dan jangan balik lagi." Ujar Azzam yang membuat Tiffany melotot.

"Nggak! Aku nggak mau!" Jerit Tiffany saat Azzam menariknya menuju Rumah.

***

"AZZAM! AKU NGGAK MAU! AZZAM!" Azza menatap Tiffany dengan tatapan bingung.

"Kak? Bangun kak. Kita Sholat Shubuh dulu. Kak Tiff." Panggil Azza sambil menggoyangkan badan Tiffany.

"Aku nggak mau pergi, Azzam!" Tiffany masih mengoceh di alam mimpinya yang membuat Azza semakin bingung.

"KAK TIFFANYY!" Teriak Azza tepad di telinga Tiffany. Tiffany langsung terbangun sambil mengusap telinganya.

"Apa-apaan sih Za? Lu mau buat Kakak budeg?" Ujar Tiffany dengan kesal.

"Kakak dari tadi itu teriak teriak gakjelas. Makanya aku bangunin. Sekalian kita Sholat Shubuh." Kata Azza yang membuat Tiffany kaget.

"Seriously? Emang gue teriak gimana?" Tanya Tiffany dengan wajah bingung.

"Eum-- 'Aku nggak mau! Aku nggak mau pergi, Azzam!' Kalo gaksalah sih gitu kak."

Tiffany melotot saat mengingat mimpi-nya yang sangat amat menyeramkan baginya.

***

Tiffany sudah berfikir ulang sedari tadi, apakah ia akan membuat onar dipesantren ini seperti ia sekolah dijakarta ataukah...

"TIFFANY!" Teriak Alvin dari depan rumah. Tiffany pun langsung berjalan menghampiri Alvin yang sedang menggendong-- Shena!

"SHENA KU, CIMICIMI KU, APA KABAR KAMU SAYANG?" Teriak Tiffany sambil memeluk Shena dengan erat.

"Shena angen ama Fanny (Shena juga kangen sama Fanny)." Kata Shena membalas pelukan Tiffany. Ia dilarang oleh Tiffany untuk menanggilnya 'Tante' ataupun 'Kakak'. Cukup hanya memanggil nama.

"Mami sama Papi mana?" Tanya Tiffany ketika tidak melihat Keenan dan Bianca.

"Macih di depan ladi nomong ma Umi (Masih didepan lagi ngomong sama Umi)," Jawab shena dengan muka polos. Tiffany mencubit pipi tembem Shena dan langsung menggendongnya menuju kamar.

"Ini mamar sapa? (Ini Kamar Siapa?)," Tanya Shena sambil memandang sekeliling kamar.

"Eh? Tatak aza? (Eh? Kakak Azza?)," Celetuk Shena sambil memandang Azza yang sedang memakai jilbab.

Tiffany mengernyitkan alisnya, "Shena kenal sama Azza?"

"Eh? Shena? Kamu kok disini, sayang?" Kata Azza menghampiri Tiffany dan Shena.

"Iya. Adi mami ajak Shena te tini (Iya. Tadi mami ajak Shena ke sini)." Ujar Shena dengan polos. Sedangkan Tiffany masih bingung.

"Lo kok kenal sama keponakan gue?" Tanya Tiffany dengan bingung.

"Hah? Em-- aku-- aku-- apa tuh namanya- emm- akuu.." Azza tergugup.

Tiba-tiba Alvin menghampiri mereka. "Eh, Kak Bi mau ketemu sama lu. Cepetan ke depan."

Tiffany menatap Azza sebentar setelah itu berjalan keluar kamar menghampiri Bianca, Keenan, dan Ainun diikuti oleh Azza dan Alvin.

Tiffany menurunkan Shena dari gendongannya dan langsung memeluk Bianca.

"Adik kembarku dah berhijab, eh?" Goda Bianca dengan terkekeh sambil membalas pelukan Tiffany.

"Bunda nggak ikut ya kak?" Tanya Tiffany sambil melepaskan pelukannya.

"Bunda minggu depan baru ke Pesantren. Kangen ya? Padahal kalo kalian serumah berantem mulu. Giliran pisah rumah kange-kangenan. Heran gue." Kata Bianca dengan nada datar.

"Kak Keen!" Tiffany langsung memeluk Keenan. Asal kalian tau, Tiffany dan Keenan itu sangatlah dekat.

"Jadi sekarang udah hijabers nih?" Goda Keenan dengan menaik-turunkan alisnya.

"Iya dong. Hebat kan?" Kata Tiffany dengan tertawa.

"Hebat banget. Harus masuk koran nih kalo Tiffany seorang Bad Girl yang terkenal dijakarta merubah dirinya menjadi Good Girl di Pesantren bandung." Goda Keenan lagi dengan tertawa.

"Eh? Ada Azza? Apa kabar kamu Za?" Bianca memeluk Azza sebentar.

"Alhamdulillah baik. Kak Bi apa kabar?" Ujar Azza dengan tersenyum.

"Alhamdulillah, baik juga."

Tiffany mengernyitkan alisnya, "Azza kenal sama Kak Bi? Azza juga kenal sama Shena? Kalian pernah ketemu dimana?"

Keadaan hening...

Tiffany semakin bingung, "Kak Bi kesini bukan untuk nemuin aku aja kan? Pasti ada maksud lain kan?"

"Kak Bi kesini ada urusan penting sama Azzam."

***

Ini bener bener nggak gue edit dan nggak gue baca ulang. Semoga kalian nyambung.

Thx.

Bad Girl In PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang