Part 2 - Freakin' Cat

36.9K 2.9K 360
                                    

"Well, sebentar lagi, aku akan masuk ke kapal. So, any last words, maybe? " ucap Laze.

Aku lalu meninju lengannya keras, "Damnit! Mengapa aku malah ditinju?! Lou, mengapa sepertinya kau itu suka sekali menganiaya kakak sepupumu yang tampan ini? " runtuk Laze sambil mengelus-elus lengannya yang kutinju tadi.

"Habisnya kau, padahal kau hanya mau ke Holxom untuk bergabung dengan Zystrome, namun kau mengucapkan selamat tinggal seperti akan meninggal selama-lamanya. " desisku.

Ya, ini adalah hari dimana Laze akan pergi ke Holxom, untuk bergabung dengan Zystrome.

Bibi Emma hanya terkekeh, "Lou benar, Laze. Well, aku hanya ingin bilang, untuk hati-hati. Oh, aku akan merindukanmu, darling. " ucap Bibi Emma lalu memeluk Laze erat-erat. Tampak matanya berkaca-kaca. Well, siapa yang tak akan sedih saat putranya akan pergi untuk bergabung dengan pasukan tentara?

"Take care, son. Jangan sampai lenganmu terkena laser sepertiku dulu. " ucap Paman Joe.

"Oh, justru aku berharap lenganku terkena laser, sehingga aku akan pulang ke sini lagi. " ucap Laze. Bibi Emma pun langsung memukul lengan Laze.

"Hey! Jaga ucapanmu! " ucap Bibi Emma.

"Ouch! Mom! Mengapa kau jadi seperti Nilou yang suka memukulku! " runtuk Laze.

Aku hanya menyeringai licik. Haha, take that, Laze!

"Well, kakak sepupuku yang tersayang, semoga kau menikmati perjalananmu. " ucapku sambil menyeringai. Laze lalu menoleh ke belakang, memandang ke kapal milik Zystrome yang akan membawanya dan ratusan pria lainnya ke Holxom. Ia lalu menelan ludahnya, dan wajahnya mulai pucat.

Tentu saja Laze pucat. Ia kan selalu mabuk setiap kali naik kapal. Haha, enjoy your trip, Laze! Apalagi, perjalanan dari Cincinnati ke Holxom, akan memakan waktu 12 jam. Aku yakin Laze akan menghabiskan waktunya di pinggir kapal untuk muntah.

"Hm, kapal akan jalan 10 menit lagi, aku harus segera masuk ke dalam. Well, guys, see you soon, I guess? This is not a goodbye. " ucap Laze.

"See you soon. " ucap Paman Joe sambil menepuk bahu Laze.

Laze pun akhirnya pergi juga. Sebelum naik ke kapal, tampak ia melambaikan tangannya dari kejauhan ke arah kami. Oh, I'm gonna miss him.

"C'mon, let's go home. " ucap Paman Joe.

Aku lalu merogoh saku jeansku, mengambil beanie abu-abu tuaku yang kusimpan disitu. Saat aku hendak memakainya, tiba-tiba saja beanie itu jatuh. Cih, menyebalkan. Aku lalu berlutut untuk mengambil beanie itu, namun, tepat sebelum tanganku menyentuh beanie itu, seekor kucing entah datang dari mana, berlari dan menyambar beanieku, membawanya kabur.

"Damnit! You fucking cat! " umpatku. Aku lalu berlari mengejar kucing berwarna hitam dan putih yang telah mencuri beanieku itu.

Sial, cepat sekali larinya. Bagaimana pun caranya, aku perlu mendapatkan beanie itu kembali! Hey, itu bukan sembarang beanie! Beanie itu pemberian dari ibuku!

Aku terus berlari mengejar kucing itu. Tampak kucing hitam putih itu memanjat sebuah besi, lalu melompat masuk ke dalam sebuah lubang yang seperti lubang jendela. Lubangnya cukup besar, mungkin muat untuk tubuhku.

Tanpa aba-aba lagi, aku lalu memanjat dinding besi itu---atau apalah namanya, itu tak penting. Aku lalu melompat masuk, dan tampak lah kucing sialan itu tengah berada di dalam sini.

"I got you now, fucking cat. " desisku. Aku hendak menangkapnya, namun ia langsung kabur lagi, sambil membawa beanieku di mulutnya tentu saja.

Lost WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang