Akhir dari segalanya awal yang tersembunyi

47 1 2
                                    

Skripsi atau karya ilmiah sudah diadakan bulan ini, dengan batas waktu penyusunan 1 tahun dan Fakultas memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih Dosen pembimbing, yang akan menemani selama penyusunan skripsi. Setelah penyusunan, mahasiswa akan dihadapkan dengan ujian skripsi. Tujuannya agar mengetahui tingkat keaslian skripsi yang dibuat. Tentunya aku memilih Dosen yang galak dan rumahnya yang jauh. Sebenarnya tidak sengaja memilihnya.

Aku memulai hari bersama lappy 'laptop' kesayanganku. Walaupun aku seorang plagiat, pasti tidak mungkin membuat karya, tetapi bukankah aku seorang plagiat yang lain daripada yang lain ?

Jadi hal ini pastilah mudah bagiku. Tidak ada bedanya dengan membuat cerpen, perlahan jari mengetik apa yang kupikirkan. Satu patah kata menjadi kalimat lalu dirangkai menjadi paragraph kemudian diatur menurut tatanan bahasa yang baik. Cuma saran Dosen.

Kelihatannya memang mudah, namun adakalanya aku kehabisan ide dan putus asa. Sebenarnya buat apa aku pusing, ide pasti didapat dengan mudah. Bukankah sekarang zaman modern ?

Jadi apapun yang aku mau pasti ada, seperti kantong Doraemon.

Tiba-tiba ada gelombang suara di dalam pikiranku, seperti nasehat seorang Dosen kepada anak didiknya.

'Boleh mengutip tulisan orang, tetapi harus sertakan sumber 'Link' dan judulnya. Jangan berlebihan, 70% pemikiran sendiri dan 30 % mengutip. Jika suatu saat skripsimu diperiksa dan ketahuan mengutip terlalu banyak. Gelar sarjana 'S.KOM' yang kau miliki akan dicabut dan kau akan dikeluarkan atau mengulangi skripsimu lagi.'

Saran Dosen yang panjang lebar sukses membuatku makin pusing. Ataukah itu ancaman ?

"Ini zaman modern...ini zaman modern !"

Aku terus mengulangi kata-kata itu didalam pikiran agar semangat kembali, tetapi sepertinya kuteringat hal lain. Wajahnya yang ayu dan senyumannya. Oohh Any pujaan hatiku.

Senyum seakan terpancar jelas begitu saja dan menetramkan hati yang gundah.

"Baiklah, aku pasti bisa"

...Satu tahun telah berlalu.

Tanpa sadar sang waktu berlari dengan cepat. Sebenarnya aku tidak ingin mengingat masa-masa perjuanganku bersama Dosen galak. Membuat karya tanpa plagiat sangat sulit dilakukan, tetapi hasilnya kini lumayan. Aahh betapa menderitanya. Kritik pedas dari dosen yang mengetahui aku mengutip terlalu banyak, uang yang lumayan menguras kantong karena rumahnya jauh, dan tidak bisa bertemu teman-teman juga pujaan karena sibuknya membuat karya ilmiah. Hmm pujaan ?

Aku teringat suatu hal yang penting. Masa-masa saat aku selalu memperhatikan aliran sungai, mengobrol dengan Slamet, dan mengintip Any ditiang listrik. Maka sebelum ujian skripsi diadakan 3 hari lagi, aku bergegas beranjak dari tempat duduk yang sedari tadi ditempati lalu melepas rasa rindu dihati.

Setengah perjalanan yang dilalui, para tetangga selalu melihat ke arah pria tampan yang berjalan. Namun ada juga yang menyapaku, " Hidden ? kemana saja selama ini."

Aku menoleh dan menebar senyum sembari membalas ucapan "Buat skripsi, dan ujiannya tinggal 3 hari lagi."

Singkat, padat dan jelas, aku sangat terburu-buru. Bukan karena awan hitam di langit yang membuat kaki ini berlari, melainkan ke tidak-sabaranku ingin bertemu Any. Melihat wajah sang pujaan hati sangat membuatku rindu. Melewati gang sempit dengan sedikit ke kanan, tepat kea rah yang di tuju. Rumah Any.

Namun, pemandangan yang tidak mengenakkan membuat aku cepat-cepat sembunyi di tiang listrik lalu mengintip sembari menebar aura kebencian. Slamet dan Any tengah berbincang berdua seakan mereka sangat dekat. Perlahan aku mencoba mendekat dan menguping apa yang dibicarakan.

Plagiat (Man)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang