Grand Duchess Katarina Part 2

2.6K 107 0
                                    

7 Tahun Kemudian

Istana Mikhailovsky, Petrograd, Rossiya

Musim Semi, May, 1905

Katarina kecil tampak berlarian dengan baju tidurnya yang berwarna putih di halaman belakang istana yang begitu luas, sementara pengasuhnya mengejarnya dari belakang. Pemandangan seperti itu selalu menjadi pemandangan wajib di pagi hari.

Setiap kali pengasuhnya memintanya untuk mandi, gadis berusia tujuh tahun itu pasti akan berusaha menghindar dengan berlarian mengelilingi istana, bersembunyi di bawah meja, atau seperti pagi ini, Katarina malah memanjat sebuah pohon di halaman belakang istana yang sontak membuat pengasuh dan para pelayan yang lain begitu panik.

Katarina memiliki seorang adik perempuan yang berusia dua tahun di bawahnya bernama Grand Duchess Maria Mikhaelovna Romanova. Berbeda dengan Katarina yang lincah dan energik, kondisi fisik Maria sangat lemah. Gadis kecil itu hanya bisa memandang perilaku kakaknya yang cukup usil dari jendela kamarnya di lantai dua.

Selama mengandung Maria, Natalya dalam keadaan sakit. Selama beberapa bulan dia hanya terbaring di tempat tidurnya dan berada dalam pengawasan dokter. Saat Maria lahir, bayi mungil itu tidak bernafas dan tidak bergerak.

Dokter sudah mengupayakan berbagai cara agar bayi itu memperlihatkan tanda kehidupan, tapi bayi mungil itu tetap diam. Natalya sudah begitu putus asa dan mengira sudah kehilangan bayinya.

Saat Natalya menangis sambil memeluk bayi mungilnya itu untuk mengucapkan salam perpisahan, tiba-tiba bayi mungil itu terbatuk-batuk dan mulai menangis. Sejak saat itu seluruh keluarga kerajaan menganggap Maria adalah suatu keajaiban dan mereka semua memujanya.

Tapi setiap harinya Maria lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamarnya. Maria mudah sekali sakit dan hal ini membuat ibunya tidak pernah beranjak dari sisi Maria dan menyerahkan pengasuhan Katarina sepenuhnya pada seorang pengasuh.

Natalya selalu memastikan Maria mendapatkan perawatan terbaik karena dia tidak ingin kehilangan malaikat kecilnya lagi.

"Bu, bolehkah aku bermain bersama kakak di luar?" Maria berkata pada ibunya yang sedang sibuk menyiapkan obat untuk menurunkan demamnya.

Mata biru milik Maria yang lebar memandang ibunya dengan pandangan mata memohon, rambut ikalnya yang berwarna pirang keemasan tampak begitu indah terurai hingga punggungnya. Bibir Maria yang begitu mungil dan berwarna merah muda itu tampak begitu pucat tapi bibir itu tetap menyunggingkan senyum pada sang ibu.

"Apa, bermain di luar?" spontan Natalya melihat ke arah halaman belakang yang ditumbuhi pepohonan dan hamparan rerumputan berwarna hijau. Dia melihat Katarina memanjat pohon, sontak hal itu membuat Natalya begitu kesal.

"Maria, jangan beranjak dari tempat tidurmu, Ibu akan mendisiplinkan kakakmu dulu," perintah Natalya pada Maria.

Natalya bergegas keluar dari kamar Maria, kemudian menuruni tangga menuju halaman belakang istana. Dengan wajah yang menahan marah, Natalya mendekati para pelayannya yang berkerumun di dekat pohon yang dipanjat Katarina.

Kemudian dia berteriak dengan lantang, "KATARINA MIKHAELOVNA! Turun dari pohon itu! Atau Ibu akan meminta ayahmu untuk tidak memberimu hadiah kuda poni yang kamu minta!" dengan tegas Natalya mengancam putrinya, karena dia tahu sudah lama Katarina begitu menginginkan hadiah kuda poni.

Katarina yang mendengar ancaman dari ibunya langsung terkejut, matanya yang lebar dengan bola matanya yang berwarna abu-abu tampak begitu ketakutan, bibir mungilnya yang berwarna merah jambu itu tampak cemberut.

Grand Duchess KatarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang