"Wah, aturan gue dari pertama nyari lo ke sini. Bener dugaan gue lo lagi nerong di sini." Ucap gue setelah membuat keributan ringan.

"Ngapain lo nyariin gue, kangen?" Tanyanya ke pd-an. Seketika gue bergidik mendengat pertanyaannya.

"Kangen pala lo botak, lo ngapain di sini? Bukannya di kelas," gue mendekatinya yang sedang duduk bersender di dinding Rooftof, dan coba tebak apa yang ada di tangannya?

Yap, rokok.

"Ngerokok terus lo, kecil ae udah nyari penyakit. Besar mau jadi apa lo?" Gue melirik Rey sebal, gue emang ga suka sama perokok apa lagi pelajar ngerokok. Blacklist dari tipe idaman.

"Siapa lo bisa ngatur gue?" Tanyanya tanpa menoleh.

"Eh harusnya lo bersyukur gue perhatiin!" sembur gue.

"Kaya yang tadi pagi? Gue baru tau lo suka gaya barat," Rey menatap gue sambil tersenyum miring, senyum licik. Gue mendengus pelan.

"Asal lo tau, gue kaya gitu bukan karna sengaja! Tapi itu refleks demi apa," ujar gue kesal, gue mengacak rambut gue lalu menendang tembok.

Ini rasanya seharian gue emosian mulu.

"Gitu? Ga peduli," Jawab Rey cuek. Anjir coba aja lo ga ganteng udah gue gebukin dari kapan tau!

"Berhenti ngerokok terus ke kelas atau gue seret ke ruang KepSek lagi?" Tanya gue mengancam, gue yakin Rey bakal milih jalur aman. Yaitu ikut bersama gue ke kelas dengan tenang tanpa penolakan.

Ia berdiri lalu menghadap gue, ia menatap gue tajam lalu membuang puntung rokok itu.

"Kalo nutup mulut lo pake bibir gue boleh? Berisik, tau ga? Lo itu terlalu cerewet." Gue terdiam beberapasaat, tubuh Rey mulai mendekat, refleks gue mundur.

"Mau apa lo?" Gue bertanya dengan nada takut yang mati-matian gue tahan. Kan malu kalo ketahuan.

"Ngebuat lo diem," Rey terus mendekat ke arah gue, gue semakin panik. Berabe kalo Rey beneran nyium gue, eh tapi ga mungkin kan?

"Coba aja kalo bisa," tantang gue dengan wajah mendongak menatapnya tanpa ragu, Rey ga bakal ngelakuin hal kaya gitu kan?

"As your wish," Rey tersenyum miring lalu mendekati gue, tangannya menggenggam bahu gue, wajahnya mendekat. Tunggu, Rey beneran?

Lama gue perhatiin Rey benar-benar mendekat dengan mata yang terus tertuju pada bibir gue. Wah gawat!

"Mama!" Teriak gue saat Rey mulai memejamkan matanya dan wajahnya sangat dekat, gue menutup wajah gue lalu berbalik memunggunginya.

"Lo yang nantangin tapi lo takut? Cemen banget lo," ujarnya tanpa rasa bersalah.

"Gila lo! Lo beneran mau nistain bibir suci gue? Mimpi!" Teriak gue sambil menjauh sedikit dari Rey.

Tiba-tiba hp gue bergetar, gue merogoh saku dan mengambil hp. Ada beberapa notif line dari Clara dan Ana.

Line

Clarabelle V. : Va! Lo kemana? Cepetan balik, anak cowok menggila!

Clarabelle V. : send a picture.

Nampak gerombolan anak cowok dengan pakaian luar biasa urakan tapi masih kalem dan ... wait, ngerokok? WATDEPAK!

Clarabelle V. : Gila! Lo ilang, kelas jadi serasa pasar tau.

Ana M. : Va, gue udah ga sanggup, ini benar-benar sulit.

Gue melirik Rey lalu membenahi pakaian yang agak sedikit berantakan.

"Ayo balik ke kelas, atau mau gue anterin ke ruang KepSek?" Tanpa menjawab Rey berjalan duluan, gue hanya mengikutinya sampai di kelas.

K E T U A K E L A S

Baru sempet buat perbaikannya hehe.

Mau tau wajah Ana dan Clara?

Cek di sini

Ana.

Clara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Clara.

1 April 2016

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1 April 2016

Ketua KelasWhere stories live. Discover now