Tidak ada yang istimewa dari hari itu.
Tidak ada tanda dari langit, tidak ada firasat, tidak ada kebetulan dramatis seperti di film-film.
Hanya seorang anak kelas 3 SMA bernama Xioo, yang sedang lelah dengan ujian dan hubungan cintanya yang kacau...
dan seorang laki-laki bernama Rex, yang pulang kerja dengan kepala penuh tekanan dan hati yang mulai retak.
Mereka tidak saling mencari.
Mereka tidak ditakdirkan bertemu dengan cara romantis.
Mereka hanya masuk ke sebuah grup Telegram bernama "Gacor King."
Tempat yang lebih sering dipenuhi notifikasi, candaan garing, obrolan acak, dan sesekali orang yang butuh teman bicara.
Tempat yang tidak pernah mereka duga akan mengubah hidup masing-masing.
Xioo masuk ke grup itu karena bosan.
Rex masuk karena iseng.
Dan seperti itu saja, tanpa aba-aba, nama Xioo muncul di layar Rex...
dan nama Rex muncul di layar Xioo.
Awalnya hanya obrolan ringan.
Lalu curhat kecil.
Lalu cerita panjang.
Lalu kehadiran satu sama lain mulai tumbuh seperti kebiasaan yang diam-diam menenangkan.
Xioo yang sedang lelah karena mantannya yang alay dan suka merajuk...
dan Rex yang sedang hancur karena pacarnya membuat drama kebohongan tentang kanker, tidak mengerti lelahnya bekerja, bahkan selingkuh...
mendadak menemukan seseorang yang mau mendengar tanpa menghakimi.
Di tempat yang tidak pernah mereka rencanakan, mereka menemukan kenyamanan yang tidak pernah mereka cari.
Dan tanpa mereka sadari, tanpa telepon, tanpa suara, tanpa tatap mata—
hanya lewat teks yang dikirim di sela-sela kesibukan—
kisah itu mulai tumbuh.
Bukan kisah yang sempurna.
Bukan kisah yang selalu bahagia.
Tapi kisah yang nyata:
kisah dua orang asing yang saling memahami saat dunia mereka sama-sama berantakan.
Inilah awal yang tidak mereka duga.
Awal yang sederhana.
Awal yang nanti akan berakhir dengan cara yang pelan, indah, dan menyakitkan.
Namun semuanya berawal dari satu hal:
sebuah notifikasi dari grup yang tidak penting—
yang ternyata mempertemukan dua hati yang sama-sama lelah.
YOU ARE READING
Prolog, Dialog, Epilog
RomancePertemuan mereka terjadi tanpa rencana, hanya dari sebuah grup acak yang seharusnya tidak berarti apa-apa. Obrolan ringan berubah menjadi kenyamanan, lalu kenyamanan itu berkembang menjadi perasaan. Namun ketika dunia masing-masing mulai menuntut wa...
