Bisikan tentang pertengkarannya dengan Wootae terus menyapa pendengaran sepanjang ia berjalan di koridor Chaehwa tapi Seulgi tidak terpengaruh, tetap berjalan santai dengan dagu terangkat angkuh.
Mejadi buah bibir mahasiswa/i Chaehwa bukan sesuatu yang baru bagi Seulgi yang membedakannya sekarang namanya disandingkan dengan si gadis jenius itu — Yoo Jaeyi.
Entahlah, haruskan ia merasa terkesan? atau merasa terhormat? karena dari seruan Kyung yang tidak masuk akal itu ia mendapatkan akun sosial medianya selalu di tag dengan komentar; "wah! kau sangat beruntung punya pacar secantik ini!" di setiap postingan akun sosial milik Jaeyi.
Terkadang Seulgi merasa mereka berlebihan tapi ia terlalu bingung untuk mengambil tindakan seperti apa? karena ia tidak pernah terjebak dalam situasi seperti ini sebelumnya.
Helaan nafas pelan keluar dari hidung Seulgi, merasa konyol tapi lucu.
Ia memang menganggap itu kadang berlebihan, tapi anehnya.. ia tidak terganggu. Dan, yeah, itu memang watak Seulgi, ia tidak gampang terpengaruh apalagi karena hal-hal bercanda seperti itu di sosial media. Tapi yang membuat hal itu menjadi aneh karena Jaeyi tidak terusik. Andai gadis itu tidak punya seseorang dalam hidupnya Seulgi mungkin biasa saja, menganggap Jaeyi sama sepertinya— tidak peduli dengan candaan konyol orang-orang di sosial media.
Tapi, Jaeyi.. tidak.
Dia mempunyai seseorang dalam hidupnya— Wootae dan seharusnya ia menghentikan setidaknya untuk menjaga perasaan pria yang sedang bersamanya?
“Seulgi!”
Langkahnya otomatis berhenti.
Mahasiswa/i yang masih berada di sana diam-diam menoleh, dan dari ujung lorung seorang gadis cantik dengan tubuh ramping berjalan cepat menghampiri tempat Seulgi berdiri.
“Shana,” sapa Seulgi, saat gadis itu sudah berdiri tepat di depannya.
“Hei, kamu mau ke kafetaria?” tanya Shana dengan senyum manis yang menghiasi bibir ranummya.
Seulgi mengangguk. “Ya. Mau. Tapi aku mau ke toilet dulu” jawabnya.
“Ingin ditemani?”
Seulgi terkejut, begitu juga dengan Shana, seolah tak percaya kata kata itu bisa meluncur bebas dari mulutnya.
Tawa kecil Seulgi mengudara.
“Wah, apa kau sedang menggodaku?” Canda Seulgi dengan senyum jahil.
Pipi Shana merah padam, merasa malu dan setengah gugup.
“T-tidak.. m-maksudnya kau ingin ditemani ke kafetaria? a-aku gak mau makan sendirian hari ini dan itu juga kalau kamu ga keberatan,” ucapnya.
“Ohh..”
Senyum geli masih tertahan di bibir Seulgi.
“Tidak, tapi sebelum itu biarkan aku ke toilet dulu. Kamu bisa ke kafetaria lebih dulu, temukan meja dan aku akan menyusulmu setelahnya”
Shana masih gugup, tapi ia mengangguk. “Baiklah. Aku akan mendapatkan meja untuk kita.”
“Bagus, aku duluan”
dan Seulgi tidak menunggu lagi.
.
.
Tangan Seulgi mendorong pintu toilet bertulisan 'Toilet Wanita' lalu berjalan memasuki salah satu bilik dan langsung duduk duduk di atas closet yang tetutup, tangan mengeluarkan ponsel, kembali membuka video yang dikirim Kyung dua jam lalu dengan caption: "ini video latihan balap yang bagus buat lo tonton dan pelajari, gue minta ini langsung sama pelatihnya, tapi usahain nontonnya di ruang sepi biar gak ada yang nyuri tekniknya." Dan Seulgi yang naif dengan mudah mempercayai ketikan dari Choi Kyung.
Tampilan video itu gelap, sebelum ia menekan tombol play pendengarannya menangkap suara pintu salah satu bilik terbuka, merasa tidak ada gangguan jari jempolnya menekan tombol play pada video.
Tampilan awal menunjukkan seorang pria yang berdiri depan motor balap miliknya. Sedetik, Seulgi merasa jatuh cinta pada motor milik pembalap itu. Kemudian, pria itu terlihat berbicara tapi Seulgi tidak mendengar apapun, alisnya sedikit terangkat bersamaan terbukanya pintu bilik kamar mandi, tangannya menekan tombol pengeras voluma hingga mencapai 50 namun suara video itu tetap tidak terdengar, lagi, ia menekan hingga volume 100 dan saat itu juga video yang memperlihatkan pria itu berubah, berganti menjadi adegan panas dengan desahan kuat.
Pupil Seulgi membulat, umpatan kasar lolos begitu saja dari mulutnya.
"Bangsat Choi Kyung!” geramnya.
Tangannya dengan segera menekan tombol volume hingga menjadi 0.
Tanpa menunggu ia segera membuka bilik pintu kamar mandi dan..
Di salah dia,
Yoo Jaeyi.
Sedang berdiri depan wastafel.
Seulgi bisa merasakah hawa panas menyebar dari leher hingga ke telinganya, dalam hati tidak berhenti memberi umpatan serta sumpah serapah pada si dora itu — Kyungie.
Untuk meredam rasa malu Seulgi berdehem kecil, tersenyum kikuk saat Jaeyi berbalik badan menghadapnya.
Tidak ada ekspresi apapun di wajah Jaeyi tapi ia bisa melihat kilatan rasa geli di tatapan itu yang membuat perutnya seketika merasa melilit.
Ia seperti anak kecil yang tertangkap basah karena melakukan hal nakal.
Dan...
“Nona Woo, lain kali kau harus memastikan earphone atau tws mu terpasang lebih dulu sebelum menonton dengan volume sebesar itu.”
Komentar Jaeyi menghantarkan rasa malu nan kuat ke muka Seulgi yang membuatnya seketika berdoa keras pada semesta agar menelannya hidup hidup saat ini dan detik ini juga.
YOU ARE READING
DEAR JAEYI || JAEGI!
FanfictionSingkatnya, ini tentang Jaeyi & Seulgi. - #SeulgiTop! #JaeyiBottom!
