2

153 31 7
                                        

Seulgi memarkirian motor Harley miliknya diparkiran khusus yang sudah di sediakan sama pihak kampus. Baru saja turun dari motor sebuah mobil mewah Aston Martin berhenti tepat di samping motornya.

Sang pemudi yang tidak asing lagi di mata bulatnya keluar, berputar untuk membukakan pintu pada si cantik yang sering dibicarakan sama teman temannya — Yoo Jaeyi — si anak kedokteran yang bukan hanya memiliki paras cantik tapi juga jenius.

“Ayok sayang,” si pemudi yang tak lain adalah Wootae berusaha menggenggam tangan Jaeyi tapi gadis Yoo dengan cepat menarik tangannya. 

“Aku bisa jalan sendiri.” Tolaknya.

Meskipun terdengar lembut tapi ekspresi dingin di wajah gadis Yoo berhasil membuat wajah Wootae memerah. Bukan karena sinar mentari yang bersinar cerah pagi ini, melainkan merasa malu karena penolakan yang Jaeyi lakukan.

Seulgi, yang melihat interaksi mereka mengerutkan dahi bingung.

Mereka memang jarang berinteraksi tapi Seulgi tahu tentang dua orang yang ada di depannya ini, tentang status pertunangan mereka dan juga gosip beredar yang mengatakan kalau mereka pasangan favorit Chaehwa.

Seulgi berkedip, menepis tanda tanya yang ada dalam pikirannya setelah melihat interaksi tersebut. 'Mungkin mereka lagi berantem' pikirnya.

Tidak ingin terkesan menguping Seulgi ingin beranjak dan disitulah Wootae menyadari keberadaannya.

“Seulgi. Kebetulan sekali,” sapanya.

Seulgi menghentikan langkah, menatap Wootae dengan tanda tanya.

Menyadari tatapan Seulgi pria yang menjadi tunangan Jaeyi itu buru-buru menjelaskan: “Temen gue cewek ada yang naksir sama lu. Dia suruh gue buat minta in WhatsApp lu. Kalo lu gak keberatan mungkin bisa ngasih?”

Seulgi kembali berkedip, tatapannya tidak sengaja bertemu dengan Jaeyi tapi gadis Yoo langsung buang muka. Seulgi berdehem kecil. “Boleh aja. Tapi teman lu yang mana? koleksi temen cewek lo kan ada banyak,” entah niat bercanda atau sengaja ingin kompor.

Wajah Wootae sedikit panik. Buru buru melirik kearah Jaeyi yang padahal terlihat biasa aja. “Anjir! gak usah fitnah lu. Mana ada temen cewek gue banyak,” bantahnya gugup.

Seulgi naikin sebelah alis, tersenyum geli melihat wajah panik pria itu.

"Iya udah sih, santai aja. Jadi? siapa nama temen lu? nanti gue samperin.”

“Shana! namanya Shana”

Seulgi ngangguk kecil. Sebelum pergi, kembali ia menatap kearah Jaeyi yang entah sejak kapan sudah menatapnya.

Mereka tidak saling bertegur sapa karena memang keduanya tidak dekat.

Setelah kepergian gadis Woo tatapan Jaeyi diarahkan sepenuhnya ke Wootae. “Dia.. suka cewek?” suaranya pelan tapi masih terdengar jelas di telinga Wootae yang ada di dekatnya.

Wootae mengangguk. “Udah bukan rahasia lagi kalau Seulgi emang lesbi,” jelas Wootae secara frontal. “Kamu jangan sampai terpesona sama dia.”

Jaeyi tidak menjawab. Tapi manik hitam pekatnya tanpa sadar kembali menatap punggung belakang Seulgi yang terlihat semakin menjauh.

.
.

Seulgi memasuki area kantin dan di sana tiga sobat 'bengeks hyung' nya langsung melambaikan tangan.

“Gimana bapak lu semalam? beliau itu gak ada lakuin hal aneh ke lu, kan?” Kyung, yang paling peduli tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya saat Seulgi sudah duduk di sampingnya.

“Emang kapan bapaknya gak aneh?” timpal Ryujin sambil memakan kentang goreng yang ia pesan tadi.

“Bener, kalo si tua Woo normal dia gak bakal menduda sampe sekarang,” tambah Winter dengan entengnya.

Seulgi terkikik, tidak merasa tersinggung meskipun yang baru saja mereka bully bapaknya sendiri.

“Ya.. kaya biasa, dia lagi-lagi ngatain pakaian yang gue pake baju gembel. Kritik motor gue yang katanya lebih cocok dibawa jualan cilok. Kembali ngingetin kalo gue pewaris tunggal.”

Ketiga sobat Bengeks Hyung itu seketika cekikikan. Merasa Woo Soo Hyuk —Appa Seulgi— sangat unik dan aneh karena selalu memberi kritik tentang apapun yang Seulgi lakukan.

Pantas saja hubungan anak dan ayah itu terlihat buruk karena mereka sama sama tidak tau bagaimana cara berkomunikasi dan menunjukkan kasih sayang dengan baik dan benar.

“Dia cuma pengen lu tampil lebih rapi bukan kaya anak punk. Tapi emang cara bapak lu aja yang jelek.” Jawab Winter bijak, diantara ketiganya memang Winter yang paling waras.

Seulgi mengangguk. Membenarkan.

“Gue ngerti, dan gue udah gak pernah permasalahin soal itu lagi. Toh, setelah dia ngatain pakaian yang gue pake kaya gembel dua jam kemudian beliau itu udah balik lagi ke Jepang.”

“Pamit gak dia ke lu?” tanya Ryujin penasaran. Seulgi menggeleng. “Nggak. Dia mana pernah pamit ke gue”

Ketiganya mengangguk mengerti.

“Udah udah, dari pada bahas si tua yang aneh itu mending lo pesan sesuatu deh. Gue yang traktir.” Ujar Ryujin, wajahnya berseri-seri saat mengatakannya dan Seulgi penasaran.

“Cerah banget tuh muka. Habis dapat lotre ya lu?” tanya Seulgi bercanda.

“Ini lebih dari lotre!”

Alis kanan Seulgi spontan naik, tersenyum geli melihat sahabatnya.

"Oke oke, gue gak bakalan kepo”

“Sip. Sekarang lu mau pesan apa”

“Nasi goreng dong. Lagi pengen.”

Tanpa bertanya lagi Ryujin segera berdiri untuk memesankan pesanan Seulgi.

Setelah kepergian Ryujin pandangan mereka bertiga langsung teralihkan dengan kehadiran pasangan favorit Chaehwa yang tak lain adalah Jaeyi dan Wootae. Pundak kiri Seulgi ditepuk, membuatnya menoleh kearah Kyung.

“Menurut lo Jaeyi cantik gak, Gi?”

Dahi Seulgi mengkerut mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Matanya kembali menatap Yoo Jaeyi yang baru duduk di salah satu bangku yang tidak jauh dari mereka. Melihat wajahnya yang terlihat serius itu ia yakin seratus persen siapapun tidak akan ada yang bisa membantah soal kecantikan yang Yoo Jaeyi miliki.

“Kenapa tiba-tiba nanyain gitu?” jawabnya, terlihat bingung dan penasaran.

“Ya.. gapapa, pengen aja.”

"Dia cantik kok. Banget malahan.”

Baru dua detik Seulgi jawab kaya gitu Kyung dengan tiba-tiba menggebrak meja, membuat pandangan beberapa mahasiswa— termasuk Jaeyi dan Wootae langsung melihat ke meja mereka.

"Lu kenapa sih? bikin kaget aja babi” maki Winter, tangannya mengusap ngusap dadanya sendiri.

Kyung mengabaikan, menatap Seulgi dengan tatapan yang membuat kedua orang itu menjadi was-was.

Dan.. benar aja...

Tanpa bisa dicegah Kyung sudah berseru kuat kearah Jaeyi tanpa memperdulikan keberadaan Wootae.

“Jaeyi! Seulgi bilang dia suka sama lu!”

TBC

DEAR JAEYI || JAEGI! Where stories live. Discover now