Panggung mode adalah singgasananya, dan Serena Vance adalah ratunya. Wajahnya menghiasi sampul majalah terkemuka, dan setiap geraknya adalah berita. Di balik sorotan gemerlap, ia menjalin hubungan dengan Ben Carter, seorang pegawai biasa yang tenang...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
*****
Serena setengah berlari memasuki lobi agensinya, napasnya memburu. Gedung megah dengan kaca reflektif itu terasa mencekik. Matanya langsung menemukan sosok Sofia di dekat meja resepsionis, raut wajah asisten pribadinya itu begitu tegang, dipenuhi kecemasan yang mendalam.
Serena segera mendekat, menatap Sofia dengan tatapan menuntut penjelasan, "Apa yang terjadi, Sof? Katakan padaku!"
Sofia menggeleng pelan, rasa bersalah terlihat jelas di matanya. "Kita kalah cepat, Serena," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar. "Media sudah menerbitkan artikel itu. The D.C. Chronicle baru saja merilisnya secara online."
Wajah Serena memucat. Ia hampir kehilangan keseimbangannya, seolah lantai marmer agensi itu tiba-tiba bergoyang. Ia berpegangan pada bahu Sofia sejenak, mengambil napas dalam-dalam.
"Sial," umpat Serena dengan nada frustrasi yang tertahan. "Aku sudah yakin ini pasti akan terjadi. Mereka selalu mengintai seperti hiu."
"Aku tahu, Serena," ujar Sofia dengan nada menyesal. "Tapi kita harus segera menemui Marcus."
Tanpa membuang waktu, keduanya segera melangkah cepat menuju ruangan eksekutif di lantai atas. Suasana dingin dan formal kantor agensi yang biasanya ramai terasa hening mencekam.
Mereka memasuki ruangan Marcus, disambut tatapan tajam pria paruh baya itu. Marcus berdiri dari balik meja kerjanya yang besar, memancarkan aura kemarahan yang pekat.
Bruk!
Marcus melemparkan beberapa lembar kertas majalah yang baru dicetak ke atas meja kayu mahogany di hadapannya. Serena tahu dengan jelas apa itu—wajahnya terpampang di halaman depan, di samping Ethan Hayes, si pemilik Hayes Corp. Judulnya pasti menjerit tentang skandal.
Marcus menatap Serena dan Sofia bergantian, pandangannya setajam silet. "Jelaskan padaku, Serena. Apa sebenarnya yang kau lakukan sehingga kau bisa terlibat skandal dengan miliarder macam pemilik Hayes Corp ini?"
Serena melangkah maju, tangannya terkepal. "Itu hanya kecelakaan, Marcus. Itu murni ketidaksengajaan. Apa yang ada di foto itu tidak sepenuhnya benar. Kau harus percaya padaku."
Marcus mendesah berat, memijat pelipisnya. Kelelahan terlihat jelas di wajahnya. "Aku tidak meragukan ucapanmu, Serena. Aku tahu seberapa profesional dirimu. Masalahnya adalah, media sudah ikut campur. Mereka sudah mencampuri urusanmu. Dan kita tidak akan bisa menghentikan spekulasi publik sekarang."
Ia mencondongkan tubuhnya ke meja, menunjuk foto di majalah dengan jari telunjuk. Di sana, Serena dan Ethan terlihat begitu dekat, seolah-olah sepasang kekasih yang tengah menikmati momen intim.
"Terlebih lagi, lihat foto ini," lanjut Marcus, suaranya sedikit meninggi. "Kalian terlihat begitu mesra. Publik akan menelan mentah-mentah apa pun yang mereka lihat di sini."