03 - Unexpected Shift

32 9 3
                                        

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Serena memijat pelipisnya dengan ibu jari dan telunjuk, gerakan itu seolah berusaha meredakan denyutan cemas yang baru saja ia curahkan. Ia baru saja selesai menceritakan kepada Sofia perihal kejadian yang membuat jantungnya terasa jatuh ke dasar lambungnya: tertangkap kamera media saat sedang bersama Ethan Hayes di balkon acara amal malam itu.

Sofia yang duduk di seberangnya, di kursi berlengan kulit yang tampak mahal, membelalak. Wajahnya yang biasanya tenang kini sama terpaniknya dengan Serena.

"Astaga, Serena! Ethan Hayes?" Sofia mengulang nama itu, suaranya naik satu oktaf, hampir menyerupai pekikan tertahan. "Bagaimana bisa? Aku—aku sudah periksa daftar undangan dan paparazzi yang diliput. Mereka seharusnya berada di lantai bawah, di pintu utama! Apa yang kalian lakukan hingga media sampai memotret kalian berdua?"

Serena menghela napas panjang, meraup udara seolah-olah ia baru saja berlari maraton. "Tidak! Kami tidak melakukan apa-apa, sungguh! Kami hanya bicara sebentar, jauh dari kerumunan, di balkon lantai dua itu. Lalu, ketika aku membungkuk untuk mengambil tasku yang terlepas dari tangan, Ethan terhuyung sedikit, entah karena anggur atau apa, lalu dia bergerak seolah ingin menopang dirinya. Dan detik berikutnya… cahaya menyilaukan itu muncul. Itu lampu kamera, Sofia! Mereka mengambil gambar kami!"

Sofia menggeleng-gelengkan kepala, tangannya dengan cepat mengotak-atik laptop yang ada di pangkuannya. Jemarinya menari di atas papan ketik, mencari celah, mencari berita awal.

"Tunggu sebentar. Aku sedang memeriksa semua sumber berita hiburan utama dan akun gosip ternama," gumam Sofia, matanya terpaku pada layar. Ia menggigit bibir bawahnya. "Oke. Sejauh ini, belum ada artikel apa pun yang diterbitkan tentang kau dan Ethan. Belum ada foto yang tersebar di laman daring, apalagi media cetak. Itu kabar baik, setidaknya untuk saat ini."

Ia menengadah, tatapan matanya berubah serius, bahkan lebih serius daripada saat ia bernegosiasi kontrak dengan merek fesyen besar. "Namun, kau harus tahu, Serena. Jika gambarnya memang diambil malam itu, ini tidak menutup kemungkinan akan menjadi berita besar. Kau supermodel papan atas, Serena Vance, dia—dia miliarder, pemilik Hayes Corp. Kau tahu betapa media menyukai narasi 'pertemuan rahasia' atau 'romansa terlarang' antara dua figur publik kaliber kalian."

Serena mengacak rambutnya, frustrasi, menjambak helaian kecokelatan itu dengan gemas. Ia bersandar ke belakang, menyilangkan tangan di depan dada, seolah gerakan itu bisa melindunginya dari skenario buruk yang baru saja dilukiskan Sofia.

"Oh, hentikan, Sofia! Jangan menakutiku!" ucap Serena, suaranya bergetar. "Pikiran-pikiran buruk mulai memenuhi kepalaku. Aku harus bersiap dengan kemungkinan terburuk tentang Ethan, aku tahu itu. Tapi di sisi lain… Ben. Ben benar-benar mengindariku."

Ia menurunkan tangannya, menatap kosong pada bingkai foto di meja samping. "Aku tidak menyangka dia akan semarah ini hanya karena makan malam yang kujanjikan batal, hanya karena aku harus menghadiri acara amal itu. Dia sampai tidak pulang ke apartemen sejak kemarin, tidak membalas ataupun mengangkat panggilanku. Sama sekali! Kau tahu betapa Ben menghargai waktu yang kami miliki, bukan? Dan sekarang, aku semakin dibuat panik, Sofia. Bagaimana kalau foto-foto diriku dan Ethan sampai tersebar?"

Until I Found You Where stories live. Discover now