SELAMAT MEMBACA
•••
Konoha hari ini dibuat kacau oleh serangan mendadak dari beberapa orang berjubah hitam dengan awan merah, Akatsuki. Orang-orang itu mengenakan semacam tindik hampir di seluruh tubuhnya yang terlihat, samar-samar Yui mendengar Godaime menyebut mereka sebagai Pain. Jadi orang-orang ini yang membunuh Jiraiya?
Yui ingin langsung bertemu dan bertarung dengan mereka, namun urung oleh instruksi Tsunade untuk menyelamatkan penduduk desa terlebih dahulu. Ia bersama para Shinobi dan Kunoichi lain disebar ke seluruh desa guna mencari para penduduk dan membawa mereka ke tempat evakuasi.
Desa ini porak-poranda, puing-puing reruntuhan tersebar di mana-mana, ledakan dan amukan hewan kuchiyose tak ada habisnya. Teriakan panik merajalela di manapun kakinya melangkah, seluruh tempat bisa menjadi lautan darah kapan saja. Akhirnya gadis itu menciptakan badai angin dengan rongga kosong di dalamnya untuk melindungi orang-orang yang akan ia evakuasi. Puluhan orang masuk membuat Yui terus memaksa badainya membesar.
Di saat-saat seperti ini ia tiba-tiba teringat Raku, serigala kecil itu masih berada di rumah.
"Ayo jalan, badai ini akan membersihkan jalan di depan kalian." Yui mengantar mereka sampai ke tempat evakuasi, di sana ia bertemu dengan Ino, Shikamaru, dan Chouji yang juga mengantarkan penduduk yang mereka evakuasi.
"Nee-chan, jangan pergi sendirian." Suara Ino membuat gadis itu menoleh, hanya sekilas lalu segera melesat pergi.
"Aku akan mengikutinya," ujar Shikamaru menghentikan Ino yang akan menyusul Yui, gadis Yamanaka itu dibutuhkan untuk mengobati orang-orang yang terluka. Jadi lebih baik Shikamaru saja yang pergi.
Shikamaru menyusul dengan kecepatan maksimal, gadis itu berlari dengan kecepatan tinggi, membuat Shikamaru mengerahkan tenaga ekstra untuk mengejar.
"Oi, Yui nee-chan, kau mau ke mana?"
"Kenapa kau mengikutiku?"
"Dalam keadaan seperti ini pergi sendirian bukan hal yang bagus."
"Pergilah, aku hanya akan mengambil hewan peliharaanku."
"Kita pergi bersama." Shikamaru memelan begitu telah menyamai ritme sang gadis.
Gadis itu menemukan Raku sedang meringkuk di balik dinding kayu rumahnya, rumah Yui jadi salah satu korban akibat ledakan yang ditimbulkan Pain. Rumah itu runtuh menyisakan separuh dinding kayu yang terbalut debu.
Kaki kecil Raku terluka lagi, gadis itu meraihnya ke dalam gendongan, bulu putihnya kotor oleh debu-debu yang langsung beterbangan ketika dikibaskan, "Kakimu terluka lagi ya, kita akan segera ke tempat evakuasi."
"Yui-nee, ayo cepat pergi."
Baru beberapa langkah mereka telah dihadang salah seorang Pain, tubuhnya besar dan tak memiliki rambut. Pain Shurado, Yui sudah melihatnya ketika membantu evakuasi, Pain satu ini memiliki kemampuan untuk mengeluarkan senjata dari tubuhnya.
"Sial, kita sangat tidak beruntung," keluh Shikamaru dengan nada malas meski bersiap dalam posisi menyerang.
Yui menurunkan Raku kembali ke balik puing yang masih utuh, saat yang ia tunggu-tunggu datang. Orang ini adalah salah satu pembunuh orang yang berharga baginya, orang yang sangat ingin ia lenyapkan.
"Karena kita sudah bertemu, aku akan balaskan kematian Jii-san padamu."
Gadis itu mencoba maju seraya menghindari setiap lemparan senjata maupun peledak dari seseorang di hadapannya. Berkali-kali Yui maju, berkali-kali itu pula dirinya kembali terdorong mundur oleh jidanda yang dikendalikan lewat tangan Pain Shurado. Jidanda itu kadang bergerak memutar, dan kadang benar-benar menuju ke arahnya membuat Yui tak punya celah untuk mendekat.
YOU ARE READING
Precious [Namikaze Yui]
Fanfiction[Kakashi x oc] Namikaze Yui adalah alat yang terus dibiarkan mengasah dirinya sendiri. Namun kembalinya ke Konoha menciptakan rona baru. Ia yang biasanya sendirian tiba-tiba dikelilingi banyak orang, pagar tinggi yang ia bangun untuk melindungi hati...
![Precious [Namikaze Yui]](https://img.wattpad.com/cover/402346210-64-k520155.jpg)