Chapter 4

32.5K 2.6K 21
                                    

Bangun pada pagi hari setelah mabuk berat semalaman terasa seperti di neraka. Kepalanya sakit dan berdenyut-denyut, tapi entah kenapa malam itu Nicolas tidak mimpi buruk. Tubuhnya terasa segar setelah tidur selama beberapa jam--walaupun kepalanya masih terasa menghentak-hentak.

Nicolas mengambil ponselnya dan melihat beberapa email yang masuk, jam menunjukkan pukul 07.30. Ini waktu tidur terlamanya! "oh, Shit!" ucapnya dan segera turun dari tempat tidur

Dan kemudian menyadari bahwa tubuhnya tidak lengket dan bahkan sudah berganti pakaian. Kapan ia mengganti pakaiannya? Nicolas tidak bisa mengingat kapan--yang ia ingat hanyalah ia pulang dalam keadaan mabuk dan tidak sadarkan diri.

Samar-samar pikirannya mengingat kejadian semalam, kejadian yang tidak akan terjadi kalau saja Nicolas berhasil menahan minumannya. Dan samar-samar juga Nicolas menyadari bahwa yang tengah ditiduri itu adalah..

Selena?

Nicolas bergegas keluar dari kamarnya menuju ruang tamu dan bahkan tidak mendengar adanya tanda-tanda kehidupan. Seperti biasanya, yang ada hanyalah sarapan pagi untuknya dan secarik kertas

Aku tahu semalam kau pasti terlalu lelah. Apa sekarang sudah tersadar dari mabukmu? Ada segelas kopi untuk menenangkan hatimu, dan ingatlah untuk tidak berlebihan minum.

-Selena-

Lagi-lagi..lagi-lagi gadis itu memperhatikannya namun tetap menghilangkan keberadaannya. Apa ini yang sebenarnya ia inginkan? Menjauhi gadis itu seakan-akan ini semua adalah kesalahan Selena? Kemana rasa sayang yang selama ini dirasakannya untuk gadis itu?

Menguap hingga tidak berbekas?

Hanya karena Selena mengatakan hal yang tidak ingin didengar oleh dirinya? Hanya karena Selena memberikan perhatian lebih untuknya? Bagaimanapun kalau benar ia sudah meniduri Selena, ia pantas dibunuh oleh kakaknya. Walaupun Nicolas berharap itu hanya sebagian dari fantasi liarnya saja

Nicolas mengambil tempat duduk dimana makanan itu diletakkan. Menusuk-nusuk malas sosis panggangnya sambil menyeruput kopi hangatnya--yang kini sudah agak dingin. Menghabiskan makanannya seorang diri membuatnya berpikir tentang hal-hal yang tidak enak.

Tempat duduk kosong didepannya membuatnya terasa lebih sepi dari sebelumnya. Ini bukanlah rumah dimana ia dan Sophie tinggal. Tempat ini adalah tempat dimana ia banyak menghabiskan waktu lajangnya--bersama Selena. Gadis itu selalu duduk tepat didepannya, makan bersamanya..

Sial, kenapa gadis itu malah yang terus diingatnya?! rutuk Nicolas.

Nicolas bangun untuk membereskan makanannya, ia tidak terlalu berselera untuk menghabiskan makanannya dan kemudian ia mengingat satu kejadian tentang masa lalu..

"Habiskan makananmu sekarang Nicolas Constantine! Atau aku akan menendang bokongmu!" teriak Selena sambil memutar-mutarkan garpu diudara

Nicolas tersenyum lemas, "aku tidak berselera Sel, kepalaku pusing"

"kau sudah minum obat?"

"belum.." jawab Nic cepat. Tubuhnya memang tidak terlalu fit hari itu. Dan ia lebih memilih untuk meminum kopinya dibanding sarapan.

Selena bangkit dari tempat duduknya dan menyuapkannya sebuah sosis panggang besar kedalam mulutnya. Mau tidak mau Nicolas mengunyah sosis itu sebelum mengatakan, "Sosis apa ini? Enak.."

"sudah kubilang! Aku memang jagonya!" seru Selena berbangga hati. Dan menunjuk kearah piring Nicolas, "ayo cepat habiskan sarapanmu sebelum kopimu menjadi dingin!"

Dengan satu senyuman miring Selena membuat Nicolas tersenyum lega dan mampu menghabiskan sarapan yang disediakan untuknya, setidaknya ia sudah tidak lagi merasa tidak berselera. Masakan Selena memang berbeda, bahkan disaat ia tidak berselera masakan Sophie sekalipun tidak bisa merubah keinginannya untuk 'tidak makan'

Between Sin and Dream [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang