"Tentang rasa yang tak pernah benar-benar bisa digenggam"
1. Aku dan langit
Kepada Al,
sosok yang pernah menjadi bagian paling tenang di hidupku
Kau mengajariku tentang warna,
tentang biru yang tetap teduh,
meski hari tak selalu tenang
Kau ajarkan aku menunggu senja
jingga yang singgah sekejap,
menyisakan rindu pada langit yang perlahan gelap,
dan aku pun belajar mencari sisa cahayanya
Kau hadir dalam fajar,
membisikkan bahwa setiap malam berhak berakhir,
bahwa selalu ada harapan baru
bagi hati yang ingin bertahan
Kau meyakinkanku,
bahwa badai sedahsyat apapun
akan melahirkan pelangi
Dan aku,
terbuai pada janji langit yang indah,
kukira kita akan selamanya memandangnya bersama
Nyatanya, tersisa hanya aku
bersama potret-potret langit
yang kujepret di setiap langkah
Sebagai tanda,
bahwa aku pernah memiliki langitku,
meski kini hanya bisa kuabadikan,
bukan kugenggam
✍️Rainee_z
YOU ARE READING
Hujan Teduh
PoetryAku adalah hujan. Jatuh berkali-kali, namun tak pernah menetap. Kepada langit, aku pernah ingin tinggal. Namun luasnya terlalu megah untuk sekadar menggenggamku. Kepada teduh, aku pernah merasa aman. Namun keteduhan itu tak selamanya pulang. Maka ki...
