[Sci-fi, Psychological, Adventure]
"A Code to Complete Me."
Luisetta, kini hanyalah sekumpulan kode biner. Dia merasuki humanoid setelah terhempas jauh di tengah-tengah distrik Cyber. Luisetta hanya ingin kembali pada tubuh aslinya. Kembali menjadi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sekarang, Luisetta adalah kode biner.
Tubuhnya terdefinisi oleh nol dan satu. Tidak ada lagi jaringan organik, tarikan nafas, suhu hangat, atau bahkan kesadaran sekalipun. Perempuan dua puluh enam tahun itu sepenuhnya menjadi kumpulan kode.
Tidak ada yang dia ingat. Tidak ada yang dirasakan. Bahkan mungkin ... apa dia benar-benar ada?
Kumpulan kode yang tadinya hanya bisa berputar-putar horizontal kini berkedip dan tersedot ke dalam sebuah lubang tak teridentifikasi. Di dalam kehampaan dan tanpa apapun, secercah cahaya muncul. Terserap oleh mata atau alat dengan kemampuan sejenis lain. Kegelapan berakhir untuknya. Penglihatan yang rasanya sempat tak pernah ada kini kembali sedikit demi sedikit dengan lembut seperti hujan rintik.
Jiwanya perlahan menyadari keberadaannya lagi.
Apa itu?
Pertanyaan batin pertama muncul setelah berkas cahaya mulai semakin mengekspansi dan perlahan menunjukkan warna. Putih bersinar. Merah muda dan biru neon. Lalu mengelabu. Sesuatu menghalangi pandangannya.
"Akhirnya kau disini ... " itu yang Luisetta dengar dari sosok kelabu, "Lama juga."
Luisetta bahkan belum tahu dia bisa bereaksi atau menjawab pertanyaan. Kata-kata sosok itu terdistorsi untuknya, dia mendengarkan tetapi tidak tahu apa artinya.
Pandangannya berubah lagi. Keluar dari siraman lampu yang menyorotnya dari atas langit. Sosok itu membantunya untuk duduk. Luisetta yang masih bingung dan merasa sangat kaku hanya bisa menatap lurus kedepan. Dia berada disebuah tempat yang dipenuhi barang: lantai kotor, layar hologram glitch, dan berbagai kertas berserakan dimana-mana.
"Siapa ... aku?" tanyanya. Dia bingung dengan segala hal tetapi dia lebih bingung dengan dirinya sendiri. Atau alasan kenapa pertanyaan itu yang keluar lebih dulu.
Seolah seseorang membisikkannya. Memberikan arahan.
"Andai aku juga mengetahui itu," sosok itu berdiri di depan Luisetta. Jubah hitam, topeng burung dan sebuah topi tinggi—wujudnya menghalangi. "...Aku tidak akan berada disini. Dan kau juga."
Begitu? Tanpa sadar kepala Luisetta perlahan tertunduk dan terasa lebih berat. Logam. Luisetta bisa melihat sepasang paha logam dan sepasang tangan tersimpan rapi di bawah tubuhnya. Matanya terasa lelah dan ingin mengedip, tetapi tak bisa. Dia tidak bisa menutup kelopak matanya.
"Reaksimu lebih tenang dari dugaanku." Sosok itu kembali semakin dekat, menggapai tongkat pendeknya dari balik tubuh dan mengentukkannya ringan pada kening Luisetta. "Mungkin kau perlu sedikit kejutan."
Seolah sedang melakukan pelepasan listrik statis, keningnya tersengat ringan. Seluruh tubuhnya lantas bereaksi. Bagian terkecil dari dirinya terus bangun dari satu bagian ke bagian lain. Sama seperti reaksi potensial aksi, saraf-saraf yang peka terbangun dan saling mengirimkan pesan. Semakin cepat dan semakin masif. Kepalanya pening dalam gejolak listrik. Lantas ingatan menghantamnya seperti guillotine. Ingat. Kini ia mengingat semuanya. Harinya saat itu di kantor. Pekerjaan lemburnya. Wajah rewel Dokter Rios. Lalu segala yang terjadi padanya di distrik Cyber, apalagi momen dimana sebuah anomali agung muncul di atas langit, sebelum semuanya menghitam dan kesadarannya hilang.
"A-apa yang terjadi?" Luisetta kini sadar suaranya berbeda. Tenggorokannya bergetar dalam serak elektronik, seperti speaker rusak.
Ia terhentak dan memegangi lehernya sendiri, tetapi yang dia rasakan adalah keras besi dan denting logam. Ia hendak bangun, akan tetapi tubuhnya kaku dan berdenyit ngilu—seperti engsel yang kekurangan oli. Dia tersungkur ke lantai. Tapi kulitnya tak bisa merasakan basah dari lantai yang sedikit sedikit menggenang. Tunggu. Kulit? Dia juga tak punya kulit sekarang. Seluruh tubuhnya berbalut lempengan besi platinum. Asing dan menggetarkan hati.
"Itu wajar. Kodemu masih perlu waktu untuk menyadari perubahan ini. Nanti lama-lama tubuh baru ini akan memproyeksikan dirimu yang sebenarnya."
Luisetta merangkak pilu ke sudut ruang, kepalanya menabrak lemari besi dan menggeleng tak percaya. "Tidak. Ini bukan aku! ... Aku manusia!" Tetapi faktanya dia sedang berbicara dengan suara yang disaring mesin. ITU DIRINYA.
Tubuhnya hilang. Berubah menjadi humanoid. Aku ... bukan lagi seorang manusia?
Di tengah kepanikan yang tak bisa dia ekspresikan lebih jauh karena shock, Luisetta meringkuk dan gemetaran. Suara denyit dari engselnya yang kaku memenuhi ruangan. Ia ingin menangis dan berteriak tetapi ia sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya.
Sosok yang sedari tadi hanya mengamati dan memandangnya dari balik topeng meninggalkan sesuatu di atas meja, "... bertambah satu lagi. Seseorang yang akan ikut memburu Ghost Code." tanggapnya tak membantu, ia melangkah pergi ke ambang pintu, "Kalau begitu, sampai nanti. Kita pasti akan bertemu lagi ..."
"Cepat atau lambat."
Lalu pintu yang tebal dan berat itu tertutup rapat.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.