BAB 12-NODE: Node Demi Node

Start from the beginning
                                        

Semua menghela napas. Zeno terduduk, wajahnya kusut. "Aku resmi trauma sama jam dinding kali ini. Kalau ada orang tanya jam berapa, jawabanku: jam setengah mati."

Rayven tertawa, menyarungkan pedangnya. Lalu terduduk lemas. "Kita berhasil. Itu yang penting."

Mirae menatap panel serius. "Omega berarti akhir. Node terakhir akan membawa kita ke pusat segalanya."

Kaelith mengepalkan tangan. Bersandar sembari menarik nafas panjang. Mengatur nafasnya kembali yang sedari tadi patah-patah, karena kelelahan. "Musuh menunggu di sana."

Garis merah muncul lagi, menuju timur laut kota. Lebih tipis, tapi bercahaya terang.

Zeno bangkit berdiri, memegangi pinggangnya. "Kalau Guardian terakhir bisa ngatur gravitasi, serius... siapin tandu buat aku."

Tak ada yang menjawab. Semua tahu, node kelima akan jadi yang paling berbahaya.

Waktu tersisa: 51 jam

_-0o0-_

Garis merah di lantai berkelip lemah, menuntun mereka keluar dari stasiun lama. Lorong sepi, hanya suara langkah yang bergema.

Zeno menendang kaleng karatan di hadapannya, sampai mental terlempar jauh. "Serius, aku masih nggak paham kenapa kita harus jalan kaki sejauh ini. Kalau musuh pinter, mereka pasti sediain shuttle."

Rayven mengangkat alis. "Dan kalau kita naik shuttle buatan musuh, kamu yakin kita nggak bakal meledak di tengah jalan?"

"Hmm ... iya juga." Zeno menggaruk kepala, lalu cengar-cengir. "Tapi tetap saja, betisku sudah protes. Pegel banget."

Aeryna meliriknya. "Mulutmu banyak protes, tapi kakimu tetap jalan."

"Ya karena kalau aku berhenti, kalian ninggalin aku, kan?"

Semua menahan senyum. Meski melelahkan, percakapan itu cukup meringankan suasana.

Kaelith berhenti sebentar, meneliti jalur holografik di gelangnya. "Polanya makin jelas. Node pertama keempat tadi membentuk segitiga, dan jalur sekarang menutup ke pusat. Node kelima kemungkinan inti jaringan sebelum link terakhir."

Mirae mengangguk pelan. "Ya. Semakin kita mendekat, semakin kuat resonansi datanya. Aku bisa merasakannya."

_-0o0-_

Mereka melanjutkan perjalanan, melewati distrik kosong. Bangunan setengah roboh, papan neon berkelip tanpa pola. Tiba-tiba, hologram samar muncul: kerumunan orang berjalan, suara musik konser terdengar lirih.

Zeno melongo. "Wow ... pesta hantu. Halloween kah?"

Rayven sudah siap dengan pedangnya. "Itu bukan orang."

Kaelith menunduk, meneliti tanah. "Ilusi glitch. Semacam fragmen memori yang dipicu energi node. Mereka tak bisa melukai, tapi bisa mengganggu fokus."

Tiba-tiba hologram seorang anak kecil berlari menembus tubuh Zeno.

"WOI!" Zeno terloncat kaget. "Jangan tiba-tiba lewat begitu! Aku hampir jantungan."

Aeryna menahan tawa kecil. "Santai. Itu hanya bayangan."

Mirae menatap sekeliling serius. "Bayangan bisa jadi petunjuk. Ilusi sering muncul di dekat inti."

Mereka terus berjalan sampai garis merah berhenti di depan bangunan melingkar besar. Dinding luar retak, layar holografik pecah menyala redup.

Kaelith menghela napas. "Amphitheater data. Dulu pusat konser dan pengumuman kota. Sekarang ... markas node kelima."

_-0o0-_

SERAPHIME CODE (THE FITH SEQUENCE)Where stories live. Discover now