FOLLOW AND VOTE ‼️
NO SILENT READER ‼️
BINTANGNYA DI PENCET ‼️
NON PLAGIAT OR IB‼️
(Melambangkan lima karakter utama yang membentuk satu kesatuan untuk memecah kode)
Setiap seribu tahun, dunia memilih satu jiwa untuk memanggul beban Seraphim Code.
...
Garis merah di lantai bergetar, memanjang ke arah barat. Angka samar di udara berubah menjadi 65 jam.
Rayven melangkah paling depan, matanya lurus mengikuti jalur itu. "Waktu kita makin menipis. Jangan terlalu banyak berhenti."
Zeno menguap lebar, lalu menepuk pipinya sendiri. Berusaha keras menahan kantuk juga rasa bosan yang menyergap. "Kalau gini terus, aku berani bersumpah lebih capek jalan daripada lawan glitch."
Aeryna meliriknya sebentar. "Kamu selalu ngomong begitu. Tapi tiap kali pertarungan, kamu juga yang paling ribut."
"Aku ribut biar suasana nggak tegang," bantah Zeno cepat. "Coba bayangin, kalau aku diam, kita semua jalan kayak zombie. Nggak asik kan?"
Mirae menggeleng kecil, wajahnya serius. "Arah ini menuju kota lama. Ada satu bangunan di pusatnya: Central Clocktower. Dulu jadi pusat pengatur ritme semua sistem kota."
"Ritme maksudmu kayak ... musik?" Zeno mengangkat alis. Menjawab asal adalah kebiasaannya jika sudah ada rasa bosan atau kantuk yang menyergap.
Ya, Zeno adalah seseorang yang bisa saja berubah jail atau ngomong asal-asalan jika sudah merasa bosan.
"Ritme jadwal," jelas Mirae, sembari memutar bola matanya. Malas. "Transportasi, listrik, lampu jalan, semua mengikuti jam pusat itu. Tanpa jam itu, kota kacau."
Kaelith menambahkan, "Kalau musuh meletakkan node di sana, itu pesan jelas. Kita dikejar waktu, dan puzzle berikutnya pasti berkaitan dengan waktu."
Zeno mendesah panjang. "Oke. Jadi kita bakal main tebak jam sambil dikejar monster. Asik banget."
Rayven menepuk bahunya pelan, setengah menahan senyum. "Kamu bakal tetap ikut, jadi jangan banyak alasan."
_-0o0-_
Kota Lama.
Gedung-gedung tinggi mulai muncul di depan. Sebagian berdiri rapuh, sebagian roboh. Jalanan dipenuhi kaca pecah, papan neon mati bergelantungan, dan kabel putus memercik kecil.
Zeno menendang kaleng karat di jalan. KLANG! Suaranya memantul jauh.
Rayven langsung berhenti dan menoleh. Menatap tajam. "Zeno."
"Apa?!" Zeno mengangkat tangan. Tak merasa bersalah.
"Aku cuma bosan. Lagi pula, kalau glitch takut suara kaleng, itu malah bagus kan?"
Kaelith menghela napas. "Suara nyaring/melengking di tempat sepi itu bisa menjadi undangan yang berbahaya Zeno. Tolong sedikit serius."
Aeryna menatap lurus ke depan. "Kita sudah dekat. Itu menaranya."
Dari kejauhan, menara jam menjulang. Jarumnya berhenti di angka 3 dan 9, membeku seakan waktu mati di sana.
_-0o0-_
Memasuki Menara lama.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.