Menurutnya asalkan ia bisa melihat senyuman pemuda tersebut itu sudah cukup, walaupun mereka tidak bisa bersama.

"Bagas kok kamu ngelamun?" tanya Danu lembut sambil memperhatikan remaja yang saat ini sedang memandangi genggaman tangannya.

"Hei? kamu kenapa?" tanyanya kembali ketika remaja tersebut diam dengan memperhatikannya.

Tangan besarnya kembali memegang  pipi yang kini terlihat memerah itu.

"Ngomong sama mas kamu kenapa? nggak pengen pergi ke pasar malem?"

"Mau kok mas... " jawab Bagas cepat.

Ini adalah hal yang tunggu mana mungkin ia tidak jadi pergi dengan orang yang ia sukai.

"Terus kamu kenapa?"

"Nggak kenapa-kenapa kok mas ... aku cuma suka waktu mas ngegenggam tangan aku, rasanya jadi hangat."

Danu tersentak kaget ketika mendengar itu, kemudian senyum tipis terbit dari bibirnya.

"Kalo kamu suka mas bisa genggam tangan kamu terus..." ujarnya dengan mempererat genggamannya tangannya dengan remaja kurus tersebut.

"Beneran mas?" serunya dengan mata berbinar.

Danu mengangguk dengan tertawa kecil, "Iya ... asalkan itu buat kamu seneng."



••••••••



Bagas cemberut sambil memperhatikan orang yang ia sukai sedang duduk dengan didekati oleh wanita seksi.

Pandangannya menatap lekat pemuda yang sedang santai menghisap rokok dan baru kali ini ia melihat pemuda tersebut merokok didepannya. Selama ini ia tidak pernah sekali pun melihat pemuda tersebut merokok dan hari ini pertama kalinya.

Ia sedikit kecewa karena dirinya pikir mereka akan pergi ke pasar malam hanya berdua, dan ternyata pemikirannya salah.

Pemuda tampan tersebut ternyata mengajak keempat temannya dan wanita-wanita yang membuat matanya menjadi sakit karena memakai pakaian kurang bahan.

Saat ini mereka sedang duduk cukup jauh dengan pasar malam dan tempat ini cukup gelap karena memang tidak ada pencahayaan apapun. Sangat cocok untuk mereka untuk melakukan hal yang tidak-tidak terkecuali dirinya pikir Bagas.

Ia menghela nafas pelan dengan membuang pandangannya ketika melihat wanita yang memakai rok pendek tersebut membelai wajah orang yang ia sukai.

Aku juga mau, pikir Bagas dengan tersenyum kecut.

"Kok ada anak aneh ini sih?" tanya wanita rambut panjang dengan nada tidak suka. Pandangannya menatap sinis kearah remaja yang kini sedang menatapnya.

"Tau tuh ... bikin sakit mata aja." timpal wanita yang sedang merokok.

"Bener, takutnya nanti kita kena sial lagi kalo ada dia disini!"

Mendengar itu membuat Bagas menundukkan kepalanya, hatinya sedikit sakit mendengar perkataan wanita yang duduk disamping Danu.

"Pergi sana! siapa sih yang ngajak dia kesini?!"

"Aku." kata Danu singkat.

Ketiga wanita tersebut terdiam ketika mendengar itu, mereka lalu menatap pemuda tampan yang kini berwajah datar.

"O-oh ternyata mas Danu yang ngajak, kok kamu ngajak dia kesini sih mas?"

Satu alis Danu terangkat, ia menoleh kesamping menatap tajam wanita yang kini berhenti membelai wajah tampannya.

"Kenapa? nggak boleh?"

"B-boleh kok mas..." jawabnya terbata-bata karena takut dengan tatapan tajam pemuda tampan tersebut.

"Kenapa sih Lia? Bagas kan juga temen Danu, wajar dia ngajak Bagas kesini." timpal Ari terkekeh pelan.

Lia yang mendengar itu mendengus kasar, "Apasih aku cuma tanya!" sahutnya.

"Kok marah, kamu cemburu liat Danu ngajak Bagas?"  tanya Ian sambil melirik kearah wanita yang menggunakan rok pendek tersebut.

"Cemburu? emang ada hubungan?"

Mereka terbahak mendengar perkataan dari Ali, mereka semua tau bahwa Lia---wanita yang suka berpakaian seksi tersebut sangat menyukai pemuda tampan itu.

Bahkan ia rela tubuhnya sering dipakai oleh pemuda tersebut... dan hanya Danu yang boleh memakai tubuhnya, pikir Lia.

Perempuan berwajah cantik itu sering mengungkapkan perasaannya kepada pemuda disampingnya, tapi sayangnya pemuda tersebut tidak pernah membalas perasaannya.

Pemuda tersebut bilang dirinya hanya partner sex, mengingat itu membuat ia meremas roknya dengan kuat.

Matanya melirik kesamping, "Kenapa kamu nolak aku? aku kurang apa sih mas?!" ucapnya marah dalam hati.

"Bagas..."

Bagas mengadah mendengar panggilan lembut dari pemuda yang duduk didepannya itu. Terlihat senyuman manis yang pemuda tersebut berikan kepadanya.

"K-kenapa mas?"

"Kamu kalo bosen boleh kok jalan-jalan disana..." jawab Danu dengan menunjuk pasar malam dengan dagunya.

"Tapi..."

"Kenapa?"

"Ah nggak papa kok mas... " jawab Bagas dengan menggeleng cepat. Padahal dirinya ingin sekali berjalan berduaan dengan pemuda tersebut.

"Yaudah aku kesana dulu ya mas." sambungannya dengan berdiri dari duduknya.

Danu mengangguk pelan, "Iya..."

Lia yang sedari tadi melihat itu tercengang, ini pertama kalinya ia melihat pemuda tersebut tersenyum manis dan senyuman itu diberikan hanya untuk remaja kurus tersebut.

Ia kemudian mengeram marah, "Kok bisa mas Danu senyum sama anak aneh itu?!" ucapnya dalam hati.



Like dan komen cintahh🤳


bagas kecewa berat...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DAGAS [Mpreg]Where stories live. Discover now