DB 3

1.7K 200 33
                                        

Happy reading




Dengan wajah yang berseri-seri Bagas merapikan rambutnya yang terlihat berantakan. Di depannya terdapat cermin usang yang memperlihatkan dirinya yang sedang berbahagia.

Hari ini ia harus terlihat rapi di hadapan pemuda yang mengajaknya untuk pergi keluar. Ia dengan tidak sabaran menunggu kedatangan orang yang ia sukai itu

Sambil memperhatikan penampilannya ia bergumam pelan, "Aku udah nggak sabar, ini pertama kalinya aku jalan sama mas Danu."

Sejak tadi sore ia bingung ingin memakai baju apa dan setelah berfikir dengan lama ia dengan mantap memilih menggunakan hoodie abu-abu dengan celana pendek berwarna hitam.

Ia melirik kearah jam yang ada di kamarnya yang menunjukan pukul 7 lewat 36 menit.

"Kok mas Danu belum dateng, padahal udah jam segini."

Baru saja ia mengatakan hal itu tiba-tiba terdengar ketukan pada pintu rumahnya. Dengan cepat ia berjalan menuju pintu kemudian membukanya dengan semangat.

Nafasnya tertahan ketika mata mereka bertemu, apalagi saat ia melihat senyuman manis pemuda yang ia tunggu-tunggu. Lagi-lagi ia kembali terjatuh kedalam pesona pemuda tersebut yang entah kenapa hari ini sangat tampan menurutnya.

"Maaf ya ... mas telat, tadi ada urusan dulu."

"Ah iya nggak papa kok mas..."

Mata Danu menelisik badan remaja didepannya dari atas sampai bawah yang terlihat rapi, lumayan pikirnya.

Bagas yang ditatap seperti itu menjadi sedikit risih, dengan gelisah ia bertanya.

"Kenapa mas?" tanyanya pelan takut pemuda tersebut tidak menyukai penampilannya saat ini.

Pandangan pemuda tampan itu kini menatap kearah mata bulat remaja didepannya, tangannya lalu menyentuh pipih tirus itu yang kini terasa dingin.

"Kamu cantik."

"M-mas ini bercanda, aku kan laki-laki mana mungkin cantik."

Danu menggeleng pelan, "Mas serius, malam ini kamu keliatan cantik." ujarnya terdengar serius yang membuat Bagas tersenyum dengan malu-malu.

"Ternyata mas Danu suka sama penampilan aku..." ucapnya senang dalam hati.

"Kamu udah siap? ayo nanti kemaleman." sambung Danu yang membuat remaja kurus itu mengangguk.

"Bentar aku ngunci pintu dulu mas."

Setelah mengunci pintu ia berbalik menatap pemuda yang sedang menunggunya itu. Malam ini pemuda tersebut terlihat sangat mempesona karena hanya menggunankan kaos yang dilapisi oleh jaket kulit yang terlihat mahal.

Apalagi pemuda tampan tersebut selalu melayangkan senyuman lembut yang membuatnya menjadi salah tingkah.

"Udah mas..."

"Yaudah ayo."

Tangannya kurus Bagas ditarik dengan lembut oleh Danu, kini mereka berdua berjalan menuju motor milik pemuda tersebut yang tak jauh terparkir.

Bagas mengadah menatap pemuda yang bertubuh tinggi tersebut. Ada perasaan menghangat melingkupi hatinya ketika pemuda tersebut menarik lembut tangannya.

Apalagi saat pemuda tampan itu selalu memberikan perhatian lebih kepadanya. Itu membuatnya semakin menyukai pemuda tampan yang memiliki senyum manis itu.

Senyumannya kembali mengembang ketika pandanganya menatap tangan besar yang menggenggam tangan kecilnya.

Di dalam hati, ia sangat berharap agar pemuda tersebut bisa selalu bersamanya. Tapi ia kemudian menepis pemikiran tersebut, karena itu adalah hal yang mustahil bagi dirinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DAGAS [Mpreg]Where stories live. Discover now