Ava Davinia Tita

484K 16.1K 2K
                                    

Nama gue Ava, Ava Davinia Tita. Kata mama gue yang tercinta Tita itu artinya terhormat, makanya gue jadi ketua kelas yang sangat di hormati, hahaha bercanda-bercanda. Sebenernya mak gue ngasi nama Tita supaya gue bisa menjadi pemimpin yang dihormati.

Kalian udah tau kan? Gue jadi ketua kelas, lagi. Dulu pas kelas 10 gue pernah jadi ketua kelas secara sukarela gara-gara gak ada yang mau, dan jadilah kelas gue kelas teladan karena ga pernah punya catatan BK atau membuat guru marah.

Hebat kan kelas gue? Siapa dulu yang mimpin, Ava!

Senin kemarin ada murid pindahan dari Bandung, penampilannya sih kalem, tapi siapa tau kan dia sebenarnya kalem-kalem bangsat? Siapa tau.

Penampilan tak menjamin segalanya bro.

Seperti biasa, kalo ga ada guru kelas pasti ributnya kaya pasar malemkan? Kelas gue beda, anak-anaknya pada adem ayem, ribut sih tapi ga sampe merugikan orang. Maksudnya kita cuma diam aja di kelas sambil main permainan yang gak bikin rusuh.

Gue perhatiin, temen gua yang cewek pada sibuk mengkreasikan rambutnya, ada yang menjalinnya, menguncir aneh-aneh dan mencepolnya asal. Beda cewek beda cowok, kalo yang cowok sih sibuk fotoan di belakang, mumpung tembok kelas putih bersih jadi mereka manfaatkan untuk photoshoot dadakan.

Si murid baru? Entah hilang kemana. Ngomong-ngomong masalah hilang, kalo dia ketauan guru kelayapan di luar kan gue yang kena marah? Wah bahaya.

"Cla!" Gue menggoyangkan lengan Clara yang sedang sibuk menggambar.

"Apa Va?" Tanyanya tanpa menoleh.

"Liat si anak baru ga? Siapa sih? Reno?" Tanya gue.

"Buset, nama dia Reynand, sayang. Jauh amat Reynand ke Reno." Jawab Clara malas sambil memutar bola matanya.

"Siapalah namanya, jawab!" Paksa gue.

"Kayanya sih tadi ke luar gitu, ga tau deh kemana." Jawab Clara cuek. Gue mengangguk lalu berjalan keluar kelas.

Gue melangkah menuju kantin, biasanya sih ya kalo bolos suka ngisi perut. Dengan langkah malas gue berbelok menuju kantin.

Gue menoleh ke segala penjuru kantin, dan gue ga nemuin itu anak baru. Gue ga nemuin apa gue ga tau wajah dia ya? Kayanya sih gue masih inget, soalnya dia beda gitu. Gue mencoba mengingat-ingat bagaimana wajah murid baru itu, tapi setelah gue mencoba mengingat malah wajah cowok yang giginya tonggos dan berjenggot yang terlintas. Lah itu kan si pak nanang, tukang pijit deket rumah gue.

Setelah yakin si anak baru tidak ada di kantin, gue memutuskan berjalan menuju Perpustakaan, biasanya anak bolos suka tidur gitu di pojokan perpus. Kok gue tau? Gue sering liat anak kelas lain kaya gitu sih.

"Ava!" Teriak seseorang membuat gue berhenti berjalan lalu gue membalikkan badan gue dan nampaklah sesosok makhluk berperawakan tinggi dengan rambut acak-acakannya yang sengaja tidak ia atur.

"Lo ngapain? Bolos? Tumben amat lo," seru sosok makhluk cowok di depan gue.

"Gue? Bolos? Gosip mana tuh?" Tanya gue dengan nada songong.

"Nih, gue lagi liat bukti." Sahutnya sambil menunjuk gue dengan dagu.

"Kaga lah, gue lagi nyari murid baru yang tiba-tiba ilang di kelas." Gue melanjutkan perjalanan gue menuju perpus bersama makhluk itu.

Btw nama dia Aldric.

"Terus, lo mau kemana nih?" Tanya Aldric sambil memasukkan kedua tangannya ke saku.

"Perpus Al, biasanya lo bolos tidur di sana kan?" Gue melirik Aldric sekilas, ia hanya tersenyum merespon pernyataan gue.

Sampai di perpus, gue masuk bersama Aldric, melihat kanan dan kiri lalu kami berpencar mengelilingi rak-rak perpus. Dan hasilnya nihil, tak ada tanda-tanda murid baru yang sedang membolos di sini.

Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang